Berikut Dampak Pemilu Presiden AS pada Saham yang Perlu Dipahami!
Dalam persaingan ketat antara Trump dan Harris, kebijakan pajak dan stimulus jadi sorotan. Investor diingatkan lebih fokus pada tren ekonomi untuk merespon pasar.
Mohammad • Nov 5, 2024
Seiring mendekatnya pemilu presiden AS pada 5 November 2024, yang menyuguhkan persaingan ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat dan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik, banyak investor dan analis yang terus memperhatikan dampaknya pada pasar saham.
Walau pengaruh langsung pemilu pada pasar jangka panjang tidak selalu signifikan, pemilihan ini menyertakan sejumlah faktor yang bisa mengubah arah sektor-sektor spesifik pasar.
Pemilu dan Pengaruhnya pada Pasar Saham
Dengan kepemilikan 435 kursi di DPR dan sepertiga dari 100 kursi di Senat juga dipertaruhkan, prospek kendali penuh oleh salah satu partai atas Gedung Putih dan Kongres menambah ketidakpastian.
Menurut Rob Haworth, Direktur Senior Strategi Investasi di U.S. Bank Asset Management, hasil yang paling berpotensi memicu reaksi pasar adalah jika satu partai mengendalikan Gedung Putih dan seluruh Kongres. Namun, dampak terbesar tetap berada di tingkat sektor. “Skenario pemenang mungkin membawa manfaat pada industri tertentu sementara memperberat sektor lain,” katanya.
Jika Partai Republik menang, misalnya, kebijakan yang lebih ramah energi tradisional kemungkinan mendapat prioritas. Sebaliknya, kemenangan Demokrat mungkin melanjutkan dorongan terhadap energi bersih dan kebijakan yang berfokus pada lingkungan.
Ironisnya, saham energi terbarukan justru menunjukkan performa lebih baik selama masa kepresidenan Trump, sementara perusahaan minyak unggul di bawah kepemimpinan Presiden Biden. Ini mencerminkan bahwa faktor pasar sering kali lebih kompleks daripada garis partai yang sederhana.
Kebijakan Perpajakan dan Stimulus: Isu Panas bagi Investor
Kebijakan perpajakan menjadi titik perhatian utama dalam kampanye kedua kandidat. Wakil Presiden Harris mendorong kenaikan pajak pada pemilik pendapatan tertinggi, termasuk peningkatan tarif capital gains dari 20% menjadi 28%.
Di sisi lain, Trump menyarankan penurunan tarif pajak korporasi menjadi 20%, atau bahkan 15% untuk perusahaan manufaktur dalam negeri, dan mengusulkan pembebasan pajak pada tunjangan jaminan sosial serta pinjaman kendaraan. Tarik-menarik kebijakan perpajakan ini bisa memberi pengaruh yang cukup besar pada sektor-sektor utama dan daya beli masyarakat.
Sementara Harris juga mendukung pemberian kredit pajak untuk keluarga berpenghasilan rendah dan insentif bagi pembeli rumah pertama, Trump menyatakan dukungannya untuk insentif bagi industri lokal. Tarif impor, terutama yang dikenakan pada barang-barang dari China, juga tetap menjadi isu signifikan.
Di bawah Trump, tarif impor meningkat secara drastis, dan meskipun Biden mempertahankan sebagian besar tarif tersebut, Trump berencana untuk memperluasnya lebih jauh jika terpilih.
Dampak Historis Pemilu pada Kinerja Pasar Saham
Studi dari U.S. Bank menunjukkan bahwa dari perspektif historis, pasar sering kali tidak terlalu terpengaruh oleh hasil pemilu pada jangka menengah hingga panjang. Tren ekonomi dan inflasi secara konsisten memiliki pengaruh lebih besar terhadap kinerja pasar daripada hasil pemilu. Analis pasar mencatat bahwa pasar saham AS cenderung mengalami peningkatan dalam periode midterm dibandingkan dengan tahun non-midterm.
Investor perlu lebih memperhatikan elemen-elemen ekonomi seperti pertumbuhan, inflasi, dan hasil pendapatan perusahaan, karena hal ini lebih berdampak pada pasar. Kendati demikian, kemenangan satu partai penuh atas Kongres dan Gedung Putih kerap kali memunculkan dinamika kebijakan yang lebih tegas, yang dapat mendukung sektor tertentu dan menantang yang lain.
Secara keseluruhan, dalam jangka panjang, pasar tetap lebih sensitif terhadap tren ekonomi ketimbang perubahan politik sementara. Dengan begitu, investor yang fokus pada gambaran makroekonomi dan prospek pertumbuhan jangka panjang mungkin lebih terlindungi dari fluktuasi pasar akibat pemilu.