Dow Jones Melejit 1.500 Poin Pasca Kemenangan Trump, Apa Dampaknya Bagi Investor?
Kemenangan Trump dalam pemilihan AS dorong lonjakan Dow Jones hingga 1.500 poin, ekspektasi pada kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi makin kuat.
Mohammad • Nov 7, 2024
Pasar saham AS bergolak dengan peningkatan signifikan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai presiden dan kendali penuh Partai Republik atas Senat, yang meningkatkan optimisme investor. Pada hari Rabu, Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 1.503 poin, atau 3,6%, S&P 500 menguat 2,5%, sementara Nasdaq Composite juga mencatat kenaikan hampir 3%.
Kemenangan Trump kali ini memberi harapan baru bagi kalangan pasar dan sektor keuangan, dengan ekspektasi kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan dan pendekatan yang ramah terhadap industri.
Laporan Janus Henderson Investors menyebutkan, “Trump dipandang sebagai sosok pendukung pemotongan pajak korporasi, deregulasi, dan kebijakan industri yang mengutamakan pertumbuhan domestik. Semua ini diproyeksikan memberi stimulus tambahan pada ekonomi AS dan meningkatkan aset-aset berisiko.”
Tak hanya itu, sektor kripto pun mencetak lonjakan tajam. Harga Bitcoin mencatat rekor baru di $75.345, sementara Coinbase, platform utama pertukaran kripto, melonjak hingga 18%. Saham-saham kripto lainnya, seperti Dogecoin, turut naik 17%, dipicu janji Trump untuk mendukung ekosistem kripto selama masa kampanyenya.
Saham-saham bank besar, termasuk JPMorgan yang mencatatkan kenaikan hampir 7% dan Capital One yang melonjak 11,3%, diperkirakan akan diuntungkan dari pengurangan regulasi. Tesla, yang dipimpin oleh pendukung Trump, Elon Musk, juga meraih kenaikan hampir 13%, di tengah harapan bahwa kebijakan Trump akan menghilangkan insentif untuk kendaraan listrik, yang mungkin akan menguntungkan Tesla sebagai pemain utama di industri tersebut.
Namun, ekspektasi ini tidak sepenuhnya positif bagi sektor energi terbarukan. Saham First Solar dan Enphase, dua perusahaan energi terbarukan yang sebelumnya mendapat keuntungan dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi era Biden, masing-masing merosot dalam sesi perdagangan prapasar, mengingat kemungkinan Trump akan membatalkan upaya perubahan iklim administrasi sebelumnya.
Dengan kemenangan Trump, proyeksi investor akan suku bunga lebih tinggi dari The Fed turut memicu pergerakan bullish bagi dolar AS. Matthew Ryan, Kepala Strategi Pasar di Ebury, menjelaskan, “Sentimen investor tampak jelas, kemenangan Trump mengindikasikan suku bunga The Fed yang lebih tinggi, pertumbuhan global yang melemah, dan ketidakpastian geopolitik yang lebih besar. Semuanya cenderung bullish bagi dolar AS.”
Ryan Sweet, kepala ekonom AS di Oxford Economics, juga mengharapkan Kongres di bawah kepemimpinan Partai Republik memperpanjang pemotongan pajak individu yang disahkan pada era Trump pertama, serta meningkatkan belanja federal.