Proyek Kripto Keluarga Trump Tuai Kritik, Akankah Timbul Potensi Konflik Kepentingan?

Dukungan Donald Trump terhadap proyek kripto anak-anaknya memicu kekhawatiran konflik kepentingan, terutama jika ia kembali menjadi Presiden AS pada 2024.

article author image

MohammadSep 3, 2024

article cover image

Dalam sorotan baru-baru ini, mantan Presiden AS Donald Trump kembali memicu kontroversi, kali ini terkait proyek kripto yang digagas oleh anak-anaknya. Proyek bernama World Liberty Financial ini telah dipromosikan secara terbuka oleh Trump di media sosial, bersamaan dengan janjinya untuk mendorong kebijakan pro-kripto jika kembali menduduki Gedung Putih pada 2024.

Keputusan Trump untuk mendukung proyek ini dianggap sebagai langkah yang bisa memperburuk kepercayaan publik, terutama jika ia terpilih kembali sebagai presiden.

Banyak pihak yang khawatir bahwa promosi proyek ini bisa memunculkan konflik kepentingan, mengingat sejarah bisnis keluarga Trump yang sebelumnya sudah sering menjadi sorotan etika.

Kekhawatiran Etika dan Potensi Konflik Kepentingan

Selama masa jabatan pertama Trump, ia kerap dikritik karena tidak menjual aset bisnisnya dan malah sering mengunjungi properti pribadinya bersama para pejabat pemerintah.

Hal ini dilihat sebagai bentuk pemanfaatan posisi untuk menguntungkan kerajaan bisnisnya sendiri. Jika World Liberty Financial diluncurkan di bawah naungan Trump Organization, potensi konflik kepentingan bisa semakin jelas terlihat.

Yang lebih mengkhawatirkan, sikap Trump yang pro-kripto dinilai selaras dengan kepentingan proyek anak-anaknya tersebut. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang etika, terutama jika kebijakan pro-kripto yang dijanjikan Trump secara langsung mendukung bisnis keluarganya.

Ishan Mehta, direktur media dan demokrasi di Common Cause, mengungkapkan kepada Politico bahwa situasi ini sangat bermasalah karena seorang figur politik mendorong kebijakan yang bisa langsung menguntungkan bisnis keluarganya.

"Ini jelas menciptakan konflik kepentingan," ujarnya.

Meskipun tampaknya situasi ini meresahkan secara etika, beberapa pakar hukum etika berpendapat bahwa ini mungkin tidak melanggar undang-undang yang ada. Richard Painter, mantan pengacara etika Gedung Putih di bawah Presiden George W. Bush, menyebutkan bahwa meskipun tampak buruk, situasi ini mungkin tidak melanggar standar hukum.

Namun, para kritikus menegaskan bahwa meskipun tidak melanggar hukum, tindakan Trump ini bisa sangat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.

Norman Eisen, seorang pengacara etika yang pernah menjabat di pemerintahan Obama, menyatakan bahwa kasus ini bisa jadi berbeda dari kontroversi sebelumnya karena Trump tampaknya berencana menciptakan celah hukum baru yang bisa dimanfaatkan oleh keluarganya sendiri.

Dengan semakin mendekatnya pemilihan presiden 2024, proyek kripto ini berpotensi menjadi salah satu isu sentral yang menentukan kepercayaan publik terhadap Trump dan keluarganya.

Nanovest News v3.21.0