Saham Teknologi Tersungkur, Dow Jatuh 600 Poin, Apa yang Terjadi di Pasar Saham AS?

Saham teknologi seperti Nvidia dan AMD memimpin penurunan pasar AS. Dow jatuh 600 poin, Nasdaq turun 3,26%. Apakah ini pertanda resesi?

article author image

KikiSep 5, 2024

article cover image

Bursa saham Amerika Serikat memulai bulan September dengan penurunan tajam. Pada perdagangan hari Selasa (2/9/2024), ketiga indeks utama di Wall Street terperosok signifikan, dipicu oleh data ekonomi yang memicu kekhawatiran baru tentang kesehatan ekonomi AS.

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 626,15 poin, atau 1,51%, menjadi 40.936,93. Sementara itu, S&P 500 merosot lebih dari 2%, ditutup di 5.528,93, dan Nasdaq Composite terjun lebih dalam dengan penurunan 3,26% hingga berakhir pada 17.136,30.

Ini merupakan hari terburuk bagi ketiga indeks sejak aksi jual global yang terjadi awal Agustus lalu.

Sektor Teknologi dan Semikonduktor Menyeret Pasar

Saham-saham teknologi, khususnya di sektor semikonduktor, menjadi penyebab utama penurunan pasar ini. Nvidia, yang sebelumnya melonjak akibat optimisme di sektor kecerdasan buatan (AI), anjlok lebih dari 9%. Saham semikonduktor lainnya seperti Micron, KLA, dan Advanced Micro Devices (AMD) juga mengalami penurunan signifikan, menggerus kepercayaan investor terhadap sektor ini.

VanEck Semiconductor ETF (SMH), yang menjadi barometer bagi sektor semikonduktor, mencatat penurunan lebih dari 7%. Sektor informasi teknologi dalam indeks S&P 500 juga mencatat performa terburuk sejak September 2022.

Ini menandakan bahwa saham-saham berbasis teknologi yang sebelumnya sangat diminati, kini menghadapi tekanan besar.

Data Ekonomi Mengguncang Pasar

Kekhawatiran atas perlambatan ekonomi diperparah oleh dua laporan manufaktur yang dirilis pada hari yang sama. Laporan dari S&P Global menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur dari Juli ke Agustus, sementara data dari Institute for Supply Management (ISM) juga berada di bawah ekspektasi ekonom.

Kedua laporan ini memperkuat ketakutan bahwa pertumbuhan ekonomi AS mungkin melambat lebih cepat dari yang diperkirakan.

Larry Tentarelli, Kepala Strategi Teknis di Blue Chip Trend Report, menyatakan bahwa pasar saat ini sangat sensitif terhadap data ekonomi yang masuk. “Pasar saat ini sangat reaktif terhadap setiap data yang masuk,” ungkapnya.

Menurutnya, volatilitas ini menandakan bahwa investor semakin bergantung pada laporan ekonomi dalam membuat keputusan jangka pendek.

Momentum Buruk di Awal Bulan

Penurunan tajam ini juga menjadi sinyal buruk bagi awal bulan perdagangan September. Meskipun pasar saham AS mencatat kenaikan pada bulan Agustus, kekhawatiran terhadap ekonomi yang berpotensi jatuh ke dalam resesi terus membayangi investor.

Selain itu, penutupan perdagangan pada hari Senin karena libur Hari Buruh (Labor Day) memberikan ruang bagi investor untuk mencerna berbagai perkembangan terbaru, termasuk kekhawatiran seputar pelonggaran perdagangan hedge fund yang melibatkan yen Jepang, yang sebelumnya memicu tekanan di pasar.

Meski begitu, sempat terjadi pemulihan di bulan Agustus setelah penurunan tajam di awal bulan. Pada puncaknya, S&P 500 sempat turun lebih dari 7% pada Agustus sebelum berhasil bangkit menjelang akhir bulan.

Namun, momentum pemulihan tersebut tampaknya sulit dipertahankan menuju September, yang secara historis dikenal sebagai bulan paling lemah bagi pasar saham AS.

Laporan Tenaga Kerja dan Musim September

Pergerakan saham yang volatil ini datang menjelang rilis penting laporan pekerjaan AS untuk bulan Agustus, yang dijadwalkan pada hari Jumat. Laporan ini akan diawasi ketat oleh pelaku pasar karena dianggap sebagai indikator utama tentang kekuatan ekonomi AS, terutama dalam menghadapi ancaman resesi.

Selain itu, September sering kali membawa tekanan musiman bagi pasar saham. Dalam 10 tahun terakhir, bulan September tercatat sebagai bulan terburuk bagi indeks S&P 500, dengan rata-rata kinerja yang negatif.

Hal ini meningkatkan tantangan bagi investor yang berharap adanya pemulihan di pasar saham.

Apa yang Harus Diantisipasi Investor?

Kondisi pasar yang sangat reaktif terhadap data ekonomi menunjukkan bahwa investor harus bersiap menghadapi lebih banyak volatilitas di minggu-minggu mendatang. Kinerja perusahaan-perusahaan teknologi yang sebelumnya sangat kuat mulai melemah, sementara data manufaktur menunjukkan tanda-tanda pelambatan yang tidak bisa diabaikan.

Laporan tenaga kerja yang akan dirilis pada Jumat mendatang akan menjadi kunci untuk mengukur apakah perlambatan ini hanya bersifat sementara atau menandakan resesi yang lebih serius.

Selain itu, dengan musim perdagangan September yang dikenal sulit, investor mungkin perlu berhati-hati dalam menyusun portofolio mereka, terutama di sektor-sektor yang sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi seperti teknologi dan semikonduktor.

Dalam jangka pendek, pasar akan terus bergantung pada data ekonomi, dan ketidakpastian ini dapat menciptakan peluang bagi investor yang cermat, namun juga membawa risiko yang tidak kecil.

Bagi banyak pihak, perhatian kini tertuju pada apakah laporan tenaga kerja pada akhir minggu ini akan menjadi pemicu untuk pemulihan atau justru semakin memperburuk kondisi pasar.

Pasar saham AS memulai bulan September dengan penurunan tajam yang dipicu oleh kekhawatiran ekonomi dan pelemahan sektor teknologi. Indeks utama seperti Dow, S&P 500, dan Nasdaq semuanya mengalami hari terburuk sejak awal Agustus, dengan saham-saham semikonduktor dan teknologi menjadi sorotan utama dalam penurunan ini.

Dengan laporan tenaga kerja penting yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan dan musim September yang cenderung volatil, investor dihadapkan pada tantangan besar dalam mempertahankan portofolio mereka di tengah ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat.

Nanovest News v3.23.0