Ethereum Kehilangan Momentum? 4 Masalah Utama yang Menghambat Bullish ETH
Ethereum tertekan oleh persaingan baru, ETF Solana, dan rendahnya aktivitas on-chain. Simak faktor utama yang harus diperbaiki sebelum ETH bisa kembali bullish!

Kiki • Mar 11, 2025

Harga Ethereum (ETH) terus berkutat di bawah $2.600 sejak anjlok pada 24 Februari 2025. Dalam 15 hari terakhir, koreksi tajam ke level $2.000 telah memicu likuidasi lebih dari $918 juta posisi long leverage di pasar berjangka ETH, menurut data dari CoinGlass.
Saat ini, trader bertanya-tanya: Apa yang harus terjadi agar Ethereum bisa kembali ke zona bullish dan menembus $2.600?
Di tengah meningkatnya persaingan dari blockchain lain dan melemahnya permintaan institusional, Ethereum menghadapi tantangan besar. Berikut adalah empat faktor utama yang harus diperbaiki sebelum ETH bisa kembali menguat.
1. Upgrade Ethereum Masih Kurang Menarik?
Salah satu harapan utama Ethereum untuk bangkit adalah upgrade Pectra yang akan datang. Namun, banyak analis menilai bahwa peningkatan ini tidak cukup signifikan untuk menarik kembali minat pasar.
Beberapa masalah utama yang masih menghantui Ethereum antara lain biaya transaksi yang masih tinggi di lapisan utama (base layer), membuat pengguna enggan bertransaksi langsung di jaringan utama.
Selain itu, interoperabilitas antar layer-2 masih terbatas, sehingga menyulitkan pengguna dalam memindahkan likuiditas dengan mudah. Situasi ini semakin diperburuk oleh laporan tentang blok kosong di testnet, yang meningkatkan skeptisisme terhadap stabilitas dan efisiensi jaringan Ethereum.
Dengan munculnya blockchain baru yang lebih inovatif, Ethereum kini harus membuktikan bahwa ekosistemnya masih unggul dan relevan bagi pengembang serta investor.
2. Persaingan Ketat dari Blockchain Baru
Ethereum juga kehilangan momentum karena munculnya pesaing baru yang lebih inovatif. Berachain, sebuah blockchain modular layer-1 yang berfokus pada DeFi, telah berhasil menarik lebih dari $3 miliar dalam Total Value Locked (TVL) menurut data dari DefiLlama.
Sementara itu, Hyperliquid, platform perpetual futures yang berjalan di blockchain sendiri, mencatat open interest lebih dari $2.8 miliar, melampaui banyak pesaing yang beroperasi di jaringan Ethereum.
Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak proyek baru lebih tertarik membangun di luar ekosistem Ethereum, membuat ETH semakin kehilangan daya saingnya.
3. Aktivitas On-Chain Lemah dan Permintaan Institusional Turun
Kurangnya minat dari investor institusional semakin memperburuk tekanan terhadap harga ETH. Aliran dana keluar dari ETF ETH spot terjadi dalam 9 dari 10 hari perdagangan terakhir, dengan total arus keluar mencapai $406 juta, menunjukkan melemahnya minat investor institusional terhadap Ethereum.
Selain itu, harapan bahwa persetujuan staking dalam ETF Ethereum akan meningkatkan permintaan kini mulai memudar, seiring dengan ketidakpastian regulasi dan rendahnya daya tarik imbal hasil staking.
Di sisi lain, Ethereum kembali mengalami inflasi, dengan pasokan meningkat 0,7% per tahun akibat menurunnya aktivitas jaringan dan berkurangnya mekanisme burn fee, yang semakin menekan prospek bullish ETH.
Saat ini, staking di Ethereum hanya menghasilkan imbal hasil di bawah 2,5%, sementara deposit stablecoin di DeFi bisa memberikan hingga 4,5%, membuat ETH kurang menarik bagi investor institusional.
4. Ancaman dari Spot ETF Solana
Faktor lain yang menjadi perhatian investor adalah kemungkinan bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan menyetujui ETF spot Solana (SOL) pada 2025.
Jika ini terjadi, investor institusional yang saat ini hanya memiliki akses ke Bitcoin dan Ethereum di ETF akan memiliki opsi baru. Dengan Solana yang semakin populer di kalangan developer dan investor, hal ini bisa semakin mengurangi permintaan terhadap ETH.
Ethereum Perlu Bukti Kuat untuk Bangkit
Agar Ethereum bisa menembus kembali $2.600 dan lebih tinggi, ekosistemnya perlu menunjukkan keunggulan nyata dibandingkan pesaingnya. Beberapa faktor yang harus segera diperbaiki antara lain:
Upgrade Ethereum harus lebih signifikan**, mengatasi masalah biaya transaksi dan interoperabilitas.
Ekosistem harus lebih menarik**, agar developer dan investor tetap memilih Ethereum dibanding blockchain lain.
Kenaikan aktivitas jaringan**, untuk mengurangi pasokan dan meningkatkan mekanisme burn fee.
Keunggulan yang lebih jelas dibanding Solana**, terutama jika ETF spot SOL benar-benar disetujui.
Saat ini, Ethereum masih dalam posisi yang tidak ideal. Apakah ETH bisa bangkit kembali, atau justru semakin terpuruk dalam bayang-bayang pesaingnya?