Pendapatan Jaringan Ethereum Anjlok hingga 99%
Ethereum menghadapi tantangan besar dengan anjloknya pendapatan jaringan hingga 99% yang memicu kekhawatiran investor, dapatkah Ethereum bertahan?
Mohammad • Sep 5, 2024
Jaringan Ethereum, yang sebelumnya mendominasi ekosistem kripto, kini menghadapi tantangan serius dengan penurunan drastis pendapatan jaringan hingga 99%.
Data terbaru menunjukkan bahwa pendapatan Ethereum, yang memuncak lebih dari $35 juta pada Maret 2024, kini hanya mencapai $200.000 per hari pada awal September. Penurunan signifikan ini memicu kekhawatiran bahwa jaringan ini bisa memasuki fase yang disebut oleh beberapa analis sebagai “_death spiral_”.
Penurunan ini berkaitan dengan migrasi besar-besaran aktivitas transaksi dari Ethereum mainnet ke jaringan layer-2 seperti Base yang didukung oleh Coinbase.
Pada Agustus, jaringan Base menghasilkan pendapatan hampir $2,5 juta, namun hanya membayar $11.000 kepada Ethereum untuk penyelesaian di mainnet. Ini menyoroti pergeseran nilai dari lapisan dasar Ethereum ke platform L2 yang lebih efisien dalam hal biaya transaksi.
Dampak Dominasi Layer-2 terhadap Ethereum
Setelah pembaruan Dencun pada bulan Maret, biaya transaksi di L2 menjadi jauh lebih murah, yang mendorong pengguna untuk lebih aktif di platform-platform L2 ketimbang di Ethereum mainnet. Akibatnya, meski aktivitas harian di jaringan L2 melonjak, Ethereum justru kehilangan sebagian besar pendapatan yang biasanya diperoleh dari biaya transaksi.
Token Terminal, dalam laporannya, menekankan bahwa peningkatan penggunaan L2 memang meningkatkan jumlah transaksi dan pengguna aktif.
Namun, di sisi lain, hal ini menggerus pendapatan Ethereum secara signifikan. Jika tren ini berlanjut tanpa solusi yang tepat dari Ethereum, ancaman serius terhadap valuasi dan keberlangsungan jaringannya bisa menjadi kenyataan.
Potensi Risiko “_Death Spiral_”
Analis kripto, Kun, memperingatkan bahwa jika Ethereum tidak segera mengembangkan use case yang berharga di mainnet, L2 bisa saja mendominasi sepenuhnya dan bahkan meninggalkan jaringan Ethereum.
Hal ini dapat memperburuk situasi pendapatan, yang saat ini sudah mencapai titik terendah. Menurut Kun, untuk mempertahankan relevansinya, Ethereum perlu menciptakan penggunaan yang tidak bisa dijalankan di jaringan L2, atau berharap aktivitas L2 tumbuh secara eksponensial sehingga cukup untuk mendukung lapisan dasar.
Kekhawatiran ini juga digaungkan oleh investor Bitcoin, Fred Krueger. Menurutnya, Ethereum dapat menghadapi skenario “death spiral” jika tidak mampu membalikkan tren pendapatan yang terus menurun.
Dengan pendapatan saat ini yang hanya sekitar $73 juta per tahun, Krueger menilai bahwa angka tersebut jauh dari cukup untuk menopang kapitalisasi pasar Ethereum yang mencapai $300 miliar. Ia bahkan memperkirakan valuasi yang lebih realistis untuk Ethereum seharusnya berkisar di angka $3 miliar jika mempertimbangkan model pendapatan saat ini.
Situasi ini menempatkan Ethereum dalam posisi sulit. Sebagai salah satu platform blockchain terbesar di dunia, Ethereum harus segera menemukan cara untuk mempertahankan relevansinya di tengah dominasi jaringan L2.
Pengamat pasar menilai bahwa inovasi baru dan pengembangan aplikasi yang eksklusif untuk mainnet bisa menjadi kunci untuk memulihkan pendapatan dan menjaga stabilitas jaringan.