VanEck Tutup ETF Berjangka Ethereum, Fokus pada Spot ETF
VanEck menutup Ethereum Futures ETF (EFUT) dan mengalihkan fokus ke Spot Ethereum ETF di tengah meningkatnya persaingan di pasar ETF kripto.
M • Sep 9, 2024
Manajer aset terkemuka, VanEck, memutuskan untuk menutup dan melikuidasi produk Ethereum Futures ETF (EFUT) pada 23 September 2024. Keputusan ini datang hanya setahun setelah peluncuran EFUT pada Oktober 2023.
Dalam pernyataannya pada 6 September, VanEck mengungkapkan bahwa performa, likuiditas, serta rendahnya minat investor menjadi alasan utama di balik langkah ini.
Sebagai gantinya, VanEck kini mengalihkan fokusnya ke Spot Ethereum ETF, ETHV, yang baru-baru ini mendapat persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Langkah ini menandai pergeseran signifikan di tengah perdebatan pasar mengenai performa dan relevansi ETF berjangka dibandingkan ETF spot.
Kenapa VanEck Menutup EFUT?
Dengan total aset bersih hanya sebesar $21,24 juta dan NAV (Net Asset Value) $20,23 per unit pada 5 September, EFUT mengalami kesulitan menarik minat pasar yang cukup besar.
VanEck memberikan waktu hingga 16 September bagi pemegang saham untuk menjual saham mereka di bursa, sebelum ETF tersebut dihapus dari daftar. Bagi investor yang masih memegang saham setelah tanggal 23 September, mereka akan menerima distribusi tunai berdasarkan nilai aset bersih.
Keputusan untuk menutup EFUT sejalan dengan persetujuan Spot Ethereum ETF, ETHV, yang dianggap memiliki potensi lebih besar untuk menarik investor. ETF spot lebih disukai oleh beberapa investor karena memberikan eksposur langsung ke aset dasar, dalam hal ini Ethereum, dibandingkan dengan ETF berjangka yang didasarkan pada kontrak derivatif.
Langkah VanEck ini juga muncul di tengah analisis dari JPMorgan yang menyatakan bahwa kinerja ETF Ethereum sebenarnya cukup kompetitif jika dibandingkan dengan Bitcoin pada tahap awal peluncurannya.
Para analis mencatat bahwa AUM (Asset Under Management) dari ETF Ethereum mencapai 2,3% dari total kapitalisasi pasar Ethereum dalam 29 hari pertama perdagangannya. Ini cukup sebanding dengan 3,0% dari AUM Bitcoin ETFs pada periode yang sama setelah peluncuran.
Analisis ini menunjukkan bahwa kesenjangan kinerja antara ETF Ethereum dan Bitcoin tidak sebesar yang terlihat pada pandangan pertama.
Namun, ada perbedaan mencolok di antara keduanya dalam hal aliran modal. ETF Bitcoin sempat mencatatkan inflows besar pada awal peluncurannya, sementara ETF spot Ethereum justru mengalami outflows lebih dari $500 juta sejak debutnya di pasar AS.
Dengan persetujuan Spot Ethereum ETF, persaingan dalam ruang produk ETF kripto semakin memanas. VanEck mengambil langkah proaktif dengan mengalihkan fokus ke ETF spot, yang dianggap sebagai alat investasi yang lebih langsung dan efisien.
Langkah ini juga mengikuti jejak produk Spot Bitcoin ETFs, yang berhasil mendapatkan popularitas besar di kalangan investor institusional.
Meskipun Spot Ethereum ETF diharapkan dapat mendekati kesuksesan ETF Bitcoin, beberapa analis khawatir bahwa investor masih cenderung fokus pada Bitcoin sebagai aset kripto utama.
Pasar Ethereum mungkin menghadapi tantangan lebih besar untuk mendapatkan momentum yang sama, terutama dengan adanya aliran keluar modal yang signifikan di ETF yang diperdagangkan di AS.
Langkah VanEck untuk menutup EFUT dan mengalihkan fokus ke Spot Ethereum ETF adalah cerminan bagaimana dinamika pasar kripto terus berubah. ETF berjangka mungkin lebih rentan terhadap volatilitas, sementara produk spot cenderung lebih stabil.
Dengan pasar kripto yang masih dalam tahap perkembangan, produk-produk ini memberikan wawasan tentang bagaimana investor institusional mulai menata portofolio mereka dalam menghadapi aset digital.
Kesuksesan Ethereum di ranah ETF akan bergantung pada seberapa cepat pasar menerima produk ini dan bagaimana mereka mampu beradaptasi dengan perubahan sentimen investor. Namun, bagi VanEck, transisi ini menunjukkan betapa pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi lanskap keuangan yang terus berubah.