GameStop Bangkit dengan Toko Retro, Saham Melonjak 10% di Tengah Transformasi Bisnis

Setelah beberapa bulan berada dalam tekanan akibat peralihan digital di industri video game, GameStop membuat gebrakan besar yang memicu lonjakan sahamnya hingga 10%. Pengumuman terbaru dari raksasa ritel game asal Texas ini mengungkapkan bahwa mereka akan merombak sebagian toko fisiknya menjadi pusat penjualan khusus game dan konsol retro.

Langkah ini langsung mendapat respons positif dari investor, dengan saham GameStop melonjak menjadi US$21,81 pada Kamis (3/9/2024).

Transformasi ini adalah bagian dari strategi baru GameStop untuk menghidupkan kembali bisnisnya, yang selama ini bergantung pada penjualan game fisik dan barang-barang bekas yang ditukar oleh pelanggan.

Meskipun game digital terus mendominasi pasar, permintaan untuk game klasik dan konsol lawas seperti Nintendo, Microsoft Xbox 360, PlayStation 2, dan Sega Genesis masih memiliki daya tarik tersendiri. Dengan nostalgia yang semakin menguat dan terbatasnya stok game retro, GameStop tampaknya melihat peluang besar di pasar yang sedang berkembang ini.

Menghidupkan Kembali Era Retro

Pengumuman ini merupakan langkah menarik bagi GameStop yang telah lama dikenal sebagai pusat penjualan game second-hand, meski selama bertahun-tahun mereka mulai mengurangi ruang untuk konsol dan game lama.

Dengan ruang toko yang terbatas dan fokus pada produk-produk terbaru, banyak game retro yang dulunya tersedia mulai menghilang dari rak-rak GameStop. Namun, saat ini, pasar online untuk game dan konsol klasik telah berkembang pesat, dengan beberapa game bahkan dihargai sangat tinggi karena kelangkaannya.

GameStop tampaknya siap untuk mengisi celah ini dengan mendirikan toko khusus yang fokus pada game-game lawas. Meskipun belum jelas berapa banyak toko yang akan diubah menjadi toko retro, langkah ini menandakan perubahan strategi signifikan untuk GameStop yang berusaha tetap relevan di tengah pasar yang terus berubah.

Hal ini juga bisa menjadi respons langsung terhadap meningkatnya minat pada acara-acara konvensi video game klasik, serta bangkitnya toko-toko spesialis yang menjual produk serupa.

Saham Naik Setelah Periode Suram

Kenaikan saham ini menjadi angin segar bagi GameStop, yang sebelumnya mengalami periode panjang penurunan. Sejak tahun 2022, perusahaan ini telah berjuang dengan kondisi keuangan yang goyah.

Berbagai langkah drastis telah dilakukan, termasuk beberapa putaran PHK, penutupan banyak toko dan gudang, hingga menghentikan produksi majalah Game Informer, yang telah berjalan lama.

Bahkan, GameStop sempat mencoba terjun ke pasar NFT dengan meluncurkan platform perdagangan digital, tetapi proyek itu ditutup awal tahun ini karena tidak mencapai hasil yang diharapkan.

Namun, salah satu episode yang paling mencolok adalah keterlibatan GameStop dalam fenomena "meme stock" pada tahun 2021. Pada puncaknya, saham GameStop melesat tajam setelah didorong oleh investor ritel di platform seperti Reddit.

Perusahaan berhasil memanfaatkan euforia ini dengan menjual lebih dari US$2 miliar saham kepada investor. Meski demikian, setelah kegilaan meme stock mereda, saham GameStop terjun bebas, kehilangan lebih dari 50% nilainya dalam dua tahun terakhir, dari sekitar US$48 per saham menjadi US$22 per saham.

Keterpurukan saham GameStop semakin diperparah oleh livestream dari influencer meme stock terkenal, Keith Gill (alias Roaring Kitty), yang pada bulan Juni lalu mengungkapkan bahwa ia mungkin telah menjual atau menggunakan opsi call pada saham GameStop.

Dengan kepemilikan sekitar 9 juta saham, posisi Gill kini diperkirakan bernilai sekitar US$198 juta. Livestream tersebut sempat mengguncang pasar dan menambah tekanan pada saham GameStop.

Peluang di Tengah Transformasi

Terlepas dari tantangan yang dihadapi, GameStop tampaknya siap untuk mengambil risiko dengan menggali potensi pasar game retro. Mengingat tingginya nilai sentimental dan kolektor pada game klasik, ada kemungkinan GameStop dapat menempatkan dirinya sebagai pemimpin dalam sektor ini, terutama dengan dukungan dari ribuan toko fisik di berbagai negara.

Menariknya, GameStop juga mungkin sedang mengevaluasi kembali model bisnis yang sebelumnya hanya berfokus pada ritel tradisional.

Analis percaya bahwa ini adalah langkah berani bagi GameStop, yang selama ini berjuang untuk menyesuaikan diri dengan pergeseran industri game ke arah digital. "Pasar retro memiliki potensi besar, dan jika GameStop mampu mengeksplorasi ini dengan baik, mereka bisa menemukan sumber pendapatan baru yang stabil," kata seorang analis pasar.

Game klasik dan konsol retro kini menjadi komoditas yang dicari, baik oleh kolektor maupun pemain yang ingin merasakan pengalaman bermain di masa lalu.

Tantangan di Depan

Meskipun langkah ini menarik, GameStop masih menghadapi tantangan berat. Dunia game terus bergerak menuju digitalisasi, dan banyak game modern kini diunduh langsung dari platform seperti Steam, PlayStation Store, dan Xbox Live.

Hal ini membuat model bisnis berbasis fisik menjadi semakin terpinggirkan. Di sisi lain, GameStop juga perlu bersaing dengan toko independen dan platform online yang sudah lebih dulu memanfaatkan lonjakan permintaan akan game dan konsol retro.

Pertanyaannya, apakah GameStop bisa bertahan dalam persaingan ini? Apakah toko-toko retro ini cukup untuk membalikkan nasib perusahaan yang sudah lama terjebak dalam ketidakpastian finansial?

Dengan semua transformasi yang sedang dilakukan, nasib GameStop tetap belum pasti. Namun, setidaknya untuk saat ini, strategi baru mereka berhasil mendapatkan perhatian investor.

Apakah ini cukup untuk menyelamatkan GameStop dari kehancuran lebih lanjut? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

GameStop kini sedang berjalan di garis tipis antara keberhasilan dan kegagalan. Namun dengan lonjakan saham yang terjadi, tampaknya masih ada secercah harapan bagi perusahaan ini untuk bertahan di tengah perubahan besar industri game global.