Eli Lilly Buyback Saham $15 Miliar & Naikkan Dividen 15%
Eli Lilly umumkan buyback $15 miliar dan kenaikan dividen 15% menjadi $1,50 per saham. Langkah ini memperkuat posisinya di industri farmasi, didukung Zepbound dan Mounjaro.
Rendy • Dec 10, 2024
Eli Lilly & Co. (NYSE: LLY), raksasa farmasi dengan kapitalisasi pasar mencapai $722 miliar, kembali mencuri perhatian dunia keuangan dengan langkah strategis besar-besaran. Perusahaan ini mengumumkan program pembelian kembali saham senilai $15 miliar, yang menjadi kelanjutan dari program buyback sebelumnya senilai $5 miliar yang baru saja diselesaikan pada kuartal keempat 2024.
Tak hanya itu, Eli Lilly juga memberikan kabar baik berupa kenaikan dividen kuartalan sebesar 15%, menjadikannya $1,50 per saham yang akan dibayarkan pada 10 Maret 2025.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memberikan nilai tambah bagi pemegang saham di tengah performa keuangan yang memukau. Dengan rekam jejak pembayaran dividen selama 54 tahun berturut-turut, Eli Lilly berhasil menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar. Strategi ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang luar biasa sebesar 27,4% dan margin laba kotor yang mencapai 80,9%.
Zepbound Jadi Mesin Pertumbuhan yang Mengguncang Pasar
Salah satu pendorong utama kinerja Eli Lilly adalah kesuksesan produk unggulannya, obat penurun berat badan Zepbound, yang bersama dengan obat diabetes dan kanker seperti Mounjaro, mencetak pendapatan lebih dari $3 miliar pada kuartal ketiga 2024. Zepbound, yang kini menjadi blockbuster global, terus menjadi sorotan seiring meningkatnya permintaan obat-obatan terkait pengelolaan berat badan dan diabetes.
Untuk mendukung lonjakan permintaan, Eli Lilly mengalokasikan investasi sebesar $3 miliar untuk memperluas fasilitas manufaktur di Wisconsin, yang diharapkan mampu meningkatkan kapasitas produksi Zepbound dan obat-obatan lainnya.
Langkah ini sejalan dengan fokus perusahaan dalam menjawab tantangan kesehatan global seperti diabetes, obesitas, kanker, dan penyakit Alzheimer.
Menegaskan Dominasi Pasar
Program buyback saham senilai $15 miliar ini memberikan sinyal kuat kepada pasar tentang keyakinan manajemen terhadap masa depan perusahaan. Langkah ini memungkinkan Eli Lilly untuk mengurangi jumlah saham yang beredar, meningkatkan nilai per saham, dan memberikan keuntungan langsung kepada pemegang saham.
Dalam pernyataan resmi, Lucas Montarce, Wakil Presiden Eksekutif dan CFO Eli Lilly, menegaskan bahwa perusahaan akan terus mengalokasikan modal secara bijaksana, baik untuk mendukung peluncuran produk baru, memperluas kapasitas manufaktur, maupun mengembalikan nilai kepada pemegang saham.
Tidak seperti program buyback yang memiliki batas waktu, Eli Lilly memberikan fleksibilitas penuh dalam pelaksanaan program ini. Pembelian kembali saham dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk transaksi pasar terbuka, buyback dipercepat, atau negosiasi pribadi.
Peluang dan Tantangan di Tengah Kompetisi Global
Meskipun Eli Lilly mencatatkan hasil yang cemerlang, tantangan tetap ada. Beberapa analis, seperti Erste Group, telah menurunkan peringkat saham perusahaan dari "Buy" menjadi "Hold," mengutip kekhawatiran terkait rasio inventori dan piutang terhadap penjualan.
Namun, Eli Lilly tampaknya tidak gentar menghadapi tantangan tersebut, terutama dengan keberhasilan produk-produk unggulannya yang terus mengukuhkan posisi di pasar.
Di sisi lain, rival seperti Novo Nordisk menghadapi masalah supply chain untuk obat penurun berat badan Wegovy, memberikan ruang bagi Eli Lilly untuk semakin memperkuat pangsa pasar global, termasuk di pasar potensial seperti China.