Daftar Saham Cybersecurity yang Berpotensi Memberikan Keuntungan
Di tengah peningkatan ancaman siber, Fortinet, CrowdStrike, dan Palo Alto Networks terus berkembang di sektor keamanan siber, mana yang terbaik?
M • Sep 4, 2024
Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi dan penuh ketegangan geopolitik, serangan siber menjadi ancaman yang terus berkembang. Di tengah situasi ini, permintaan solusi keamanan siber pun melonjak.
Berdasarkan data dari Check Point Research, serangan siber meningkat 30% secara tahunan pada Q2 2024, dengan rata-rata 1.636 serangan per organisasi per minggu di seluruh dunia.
Dengan latar belakang ini, tiga raksasa perusahaan keamanan siber yaitu Fortinet (FTNT), CrowdStrike (CRWD), dan Palo Alto Networks (PANW) menjadi sorotan investor. Namun, di antara ketiganya, mana yang menjadi pilihan saham terbaik?
Fortinet (FTNT)
Fortinet telah menunjukkan kinerja yang solid pada 2024, dengan sahamnya naik 31% sejak awal tahun. Pada Q2 2024, Fortinet melaporkan pendapatan sebesar $1,43 miliar, naik 11% dari tahun sebelumnya.
Meskipun pendapatan produk mengalami penurunan 4,4%, peningkatan pendapatan layanan sebesar 20% berhasil menutupi kekurangan tersebut. Yang lebih mengesankan, laba per saham (EPS) yang disesuaikan melonjak 50% menjadi $0,57, berkat peningkatan margin operasi sebesar 820 basis poin.
Namun, kekhawatiran muncul setelah tagihan Fortinet stagnan di Q2. Meski begitu, manajemen tetap optimis dengan rencana investasi di bidang Secure Access Service Edge (SASE) dan operasi keamanan (SecOps). Meskipun Fortinet diposisikan dengan baik di ruang keamanan jaringan, persaingan di sektor SASE dan SecOps menjadi tantangan yang tidak dapat diabaikan.
Saat ini, Fortinet memiliki rating konsensus Moderate Buy dengan target harga rata-rata $71,35, yang justru mengindikasikan potensi penurunan sebesar 7%. Beberapa analis menyarankan berhati-hati terhadap kompetisi yang semakin ketat di pasar ini.
CrowdStrike (CRWD)
CrowdStrike mengalami guncangan besar setelah pembaruan sensornya menyebabkan gangguan pada jutaan perangkat Microsoft Windows. Insiden ini tidak hanya memicu gugatan hukum dari beberapa pihak, termasuk Delta Air Lines, tetapi juga memaksa perusahaan untuk menurunkan proyeksi keuangan tahunannya.
Meskipun begitu, CrowdStrike berhasil melaporkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi untuk Q2 FY2025 dengan pendapatan tumbuh 32% menjadi $963,9 juta dan EPS yang disesuaikan naik 40% menjadi $1,04.
Meskipun masalah yang dihadapi berdampak negatif pada siklus penjualan jangka pendek, manajemen tetap optimis dengan target jangka panjang mereka, termasuk ambisi mencapai $10 miliar dalam pendapatan berulang tahunan (ARR) pada akhir FY2031.
Terlepas dari insiden tersebut, para analis tetap percaya pada prospek jangka panjang CrowdStrike. HSBC baru-baru ini meningkatkan ratingnya menjadi Buy, menyebutkan bahwa dampak finansial dari gangguan telah diketahui dan harga saham masih memiliki potensi kenaikan 19% dengan target harga $329,36.
Palo Alto Networks (PANW)
Palo Alto Networks telah memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam solusi keamanan berbasis AI, termasuk keamanan jaringan, keamanan cloud, dan operasi keamanan.
Perusahaan ini baru-baru ini menghadapi kekhawatiran dari investor terkait perubahan strategi "platformisasi" mereka, di mana mereka berfokus pada paket layanan terintegrasi daripada produk tunggal. Namun, laporan Q4 FY2024 yang menggembirakan telah meredakan kekhawatiran tersebut.
Pendapatan Palo Alto tumbuh 12% menjadi $2,2 miliar, dengan EPS yang disesuaikan naik 5% menjadi $1,51. Selain itu, ARR untuk platform keamanan generasi berikutnya melonjak 43% menjadi $4,2 miliar. Perusahaan ini yakin strategi barunya akan mempercepat pertumbuhan pendapatan dalam jangka panjang, dengan target mencapai $15 miliar dalam ARR di FY2030.
Dengan performa solid dan strategi yang semakin matang, Palo Alto terus menarik perhatian analis. Wall Street memberikan rating Strong Buy dengan target harga rata-rata $388,14, menunjukkan potensi kenaikan 7%.
Meskipun Fortinet menawarkan pertumbuhan stabil, CrowdStrike dan Palo Alto dianggap memiliki potensi yang lebih besar dalam jangka panjang. Meski dihadapkan pada tantangan teknis, CrowdStrike terus menunjukkan pertumbuhan kuat di pasar yang berkembang pesat.
Sementara itu, Palo Alto mendapatkan momentum dengan strategi inovatifnya, yang membuatnya lebih menarik bagi investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang di sektor keamanan siber.