Solana Jadi Favorit Institusi Pasca Luncurkan PayPal USD
Dipandang sebagai pilihan utama institusi pembayaran, blockchain Solana diprediksi bakal melonjak. Akankah menyusul dengan hadirnya ETF berbasis Solana?
Dwinala • Jul 1, 2024
Solana, blockchain yang menduduki peringkat keempat dalam hal total nilai terkunci atau total locked value (TVL), semakin menjadi jaringan terdepan dalam adopsi institusi. Menurut Robinson Burkey, salah satu pendiri dan kepala eksekutif komersial Wormhole Foundation, semakin banyak lembaga keuangan yang akan terintegrasi dengan blockchain Solana untuk "mempersiapkan masa depan" layanan mereka. Burkey menulis dalam catatan penelitiannya: “Solana dan institusi adalah pasangan yang cocok. Para pemimpin industri seperti PayPal, Stripe, dan Visa harus memastikan layanan mereka tetap relevan di masa depan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan bertemu dengan pengguna mereka yang berpikiran paling maju pada platform yang mereka adopsi. Kita kemungkinan akan melihat lebih banyak momen institusional untuk Solana di tahun-tahun mendatang." Memantapkan posisinya sebagai pemimpin adopsi institusi, blockchain Solana semakin diminati. Terbaru, pada 28 Mei, PayPal memperluas layanan stablecoin mereka, PYUSD, ke jaringan Solana. Ini menandai langkah awal PayPal merambah blockchain di luar ekosistem Ethereum. Integrasi ini memungkinkan pengguna Solana melakukan transaksi harian yang lebih murah menggunakan PYUSD. Hal ini tentunya memperluas kegunaan stablecoin tersebut untuk berbagai keperluan. Selain itu, pada September 2023, raksasa pembayaran global, Visa, juga telah meluncurkan USD Coin di blockchain Solana. Ini menjadikan Solana sebagai jaringan kedua yang mendukung stablecoin tersebut setelah Ethereum. Solana Akan Menerima Lebih Banyak Adopsi Institusional — Fireblocks Solana, salah satu jaringan blockchain terdepan, digadang-gadang bakal semakin diminati oleh lembaga keuangan. Keunggulannya terletak pada kemampuan menangani transaksi dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi. Dibandingkan dengan Ethereum, pesaing terdekatnya, Solana sanggup memproses hingga 65.000 transaksi per detik (TPS) dengan biaya rata-rata hanya $0.0025. Jauh berbeda dengan Ethereum yang hanya sanggup menangani 15 TPS dengan biaya gas yang jauh lebih mahal, bisa mencapai $50 saat jaringan sedang sibuk. Menurut Ran Goldi, wakil presiden pembayaran di Fireblocks, infrastruktur Solana memudahkan integrasi dengan sistem pembayaran tradisional yang dimiliki lembaga keuangan. Beliau berpendapat fitur transfer rahasia yang dimiliki Solana merupakan kunci untuk menarik minat lebih banyak institusi. "Dengan transfer rahasia, kebutuhan dasar pemroses transaksi bervolume tinggi, kita akan melihat semakin banyak nama [lembaga keuangan] yang mengadopsi blockchain ke dalam sistem mereka. Kuncinya, menurut saya, adalah memastikan blockchain tersebut dapat mendukung kebutuhan tersembunyi di balik transaksi, seperti kepatuhan, regulasi, dan privasi." Goldi menambahkan, kehadiran fitur transfer rahasia berpotensi membuka lebih banyak kemitraan institusi untuk Solana. "Dengan itu, ditambah kecepatan dan likuiditas yang besar, Solana bisa menjadi senjata tajam di tangan lembaga keuangan." Data dari DefiLlama menunjukkan Solana saat ini berada di peringkat keempat sebagai jaringan blockchain terbesar dengan total nilai terkunci (TVL) lebih dari $4.7 miliar. Angka ini mewakili 4.49% dari total TVL di seluruh jaringan blockchain. Solana: Calon Kandidat ETF Berikutnya? Selain meningkatnya ketertarikan institusi, Solana diprediksi bisa menjadi kandidat kuat untuk memiliki produk keuangan berjangka exchange-traded fund (ETF) selanjutnya, menurut Tristan Frizza, pendiri Zeta Markets. Frizza menulis dalam catatannya:: "Solana dipandang sebagai salah satu dari 'tiga besar' kripto bersama BTC dan ETH, dengan banyak analis memperkirakan ETF Solana akan segera hadir. Dengan kemitraan besar seperti Visa, Stripe, Shopify Pay, dan PayPal, adopsi Solana oleh pedagang dan institusi kemungkinan akan terus meningkat." Wacana ETF berbasis Solana pertama kali mengemuka pada Januari lalu. Saat itu, manajer aset triliunan dolar Franklin Templeton memuji pendekatan Solana dalam penskalaan blockchain, menyebutnya sebagai "kasus penggunaan yang kuat untuk blockchain terdesentralisasi," menurut sebuah posting pada 17 Januari. Investor kripto dan pedagang CNBC Fast Money, Brian Kelly, juga berspekulasi bahwa Solana bisa menjadi kripto berikutnya yang memiliki ETF khusus di Amerika Serikat.