Weekly Insight – Week l Agustus 2023
What is Happening in the Market?
Nona • Jul 1, 2024
Current News
Oleh Nanovest Research & Strategy Team
Lowongan Pekerjaan AS Melemah di Bulan Juni
Lowongan pekerjaan di AS mencapai titik terendah dalam 2 tahun terakhir. Setelah lowongan pekerjaan AS yang meningkat setelah pandemi, kali ini menurut data Bureau of Labour Statistics menunjukkan jika kebutuhan pekerja di AS mulai mendingin. Hal ini berasal dari dua faktor, yang pertama permintaan dan penawaran tenaga kerja AS mulai stabil. Kita ketahui bersama ketika roda ekonomi mulai menggeliat ekonomi pasca pandemi, perusahaan-perusahaan AS mulai membuka lowongan pekerjaan besar-besaran. Kebutuhan akan tenaga kerja ini tidak diimbangi oleh jumlah tenaga yang siap kerja. Maklum waktu itu warga AS sedang menikmati tunjangan pandemi pemerintah. Faktor yang kedua adalah mulai terasanya efek suku bunga tinggi di sektor tenaga kerja AS. semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi pula pengeluaran perusahaan sehingga menunda beberapa kebutuhan akan tenaga kerja. Oleh pasar modal, laporan ini ditanggapi positif. Setelah laporan mengenai mulai terkendalinya inflasi, laporan pekerjaan inilah menjadi satu-satunya harapan pasar agar The Fed segera memangkas suku bunga. The Fed akan kembali menggelar rapat FOMC pada 19-20 September mendatang. Menarik untuk kita lihat bersama bagaimana perkembangan inflasi AS pada bulan Agustus ini serta kelanjutan data pekerjaan apakah sudah cukup bagi the Fed untuk menurunkan suku bunga.
Notable Stocks
1. Laporan Kinerja Keuangan Amazon Q2 2023
Amazon.com merilis laporan keuangan mereka untuk triwulan kedua 2023. Pendapatan naik 11% ke $134,4 miliar dibandingkan Q2 2022 yang berada pada $121,2 miliar. Pendapatan ini juga naik 5,5% dari Q1 2023 yang berada pada $127,4 miliar. Perkiraan pasar untuk pendapatan Amazon.com pada Q2 2023 sebesar $131,5 miliar. Ini merupakan hasil di atas ekspektasi terbesar sejak Q4 2020. Kinerja moncer Amazon.com ini berasal dari penjualan dari Amerika Utara sebesar $82,5 miliar (naik 11% y-o-y), Internasional $29,7 miliar (naik 10% y-o-y), dan segmen komputasi awan AWS $22,1 miliar (naik 12%). Lini bisnis Amazon lain menyumbang pendapatan yang tidak terlalu signifikan. Laba operasi menjadi $7,7 miliar, meningkat 133% dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu yang berada pada $3,3 miliar. Laba operasi Amazon.com berasal dari Amerika Utara menyumbang $3,2 miliar, Internasional menyumbang $900 juta, dan AWS menyumbang $5,4 miliar. Sebagai perbandingan, lini-lini bisnis Amazon.com ini justru menyumbang rugi operasi di Q2 2022. Berikut adalah laba/rugi operasional Amazon.com berdasarkan lini bisnis: Amerika Utara rugi operasional $600 juta, Internasional $1,8 miliar dan AWS laba operasional $5,7 miliar. Laba bersih Amazon.com juga meningkat dari rugi bersih $2,0 miliar Q2 2022 menjadi $6,7 miliar Q2 2023 ini. Menurut CEO Andy Jassy, kebijakan efisiensi yang dilakukan mulai semester II 2022 telah membuahkan hasil. Kinerja keuangan Amazon.com ini diapresiasi oleh pasar. Tercatat kapitalisasi pasar Amazon.com naik $120 miliar. Dari laporan keuangan ini kita juga bisa melihat jika layanan AWS mulai menjadi mesin uang/cash cow bagi Amazon.com. Dengan tren peningkatan ini, Amazon.com optimis dengan penjualan Q3 2023 akan berkisar $138 miliar - $143 miliar, atau peningkatan antara 9%-13% dari Q3 2022. Beberapa faktor yang mendorong kinerja keuangan Amazon.com ini antara lain kesuksesan pelaksanaan iven Amazon Prime Day, akuisisi sebagian hak siar NFL. Amazon.com juga telah melakukan reorganisasi terhadap jaringan pengiriman mereka di kota-kota besar dengan target same-day shipping yang efisien. Namun bisa dicatat beberapa tantangan bagi Amazon.com antara lain: kemungkinan scrutiny dari otoritas mengingat big tech yang lain seperti Google dan Facebook sudah disanksi cukup besar. Isu yang menjadi tanda tanya otoritas AS adalah keamanan data pribadi dan praktek antitrust. Selain itu keresahan pekerja gudang Amazon.com di negara bagian Alabama dan New York juga masih belum selesai. Persaingan di sektor komputasi awan juga semakin kompetitif dengan datangnya teknologi AI.
2. Laporan Kinerja Keuangan Apple Q2 2023
Lain Amazon.com, lain pula Apple. Apple melaporkan pendapatan Q2 2023 sebesar $81,8 miliar, atau turun sekitar 1% dibanding periode yang sama tahun lalu yang berada pada $82,9 miliar. Pada Q1 2023 pendapatan Apple mencapai $94.8 miliar atau turun 13%. Menurut CEO Apple, Tim Cook, salah faktor pendapatan Apple yang menurun adalah ketidakstabilan nilai tukar valuta asing. Selain itu permintaan iPhone mulai melemah, walaupun Apple baru saja mengumumkan spesifikasi iPhone terbaru dengan layar yang lebih besar ditambah casing titanium. Melemahnya permintaan iPhone berasal dari Eropa dan Tiongkok. Namun laba bersih Apple justru meningkat menyusul kebijakan efisiensi. Laba bersih Apple meningkat dari $19,4 miliar pada Q2 2022 menjadi $19,9 pada Q2 2023 ini.
3. Masih Rugi, Pendapatan Tidak Capai Target Tapi Saham Naik 80%
Perkenalkan Telephone and Data Systems (TDS). TDS adalah penyedia layanan telefon, TV dan broadband yang mencakup 6 juta pelanggan di AS. 2 brand utama TDS adalah UScellular dan TDS Telecom, selain itu ada OneNeck dan SuttleStraus. Pada Q2 2023 ini, TDS menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan. Rugi bersih semakin melebar, dan pendapatan tidak sesuai dengan perkiraan pasar. Namun analis Citigroup punya pendapat lain. Rating TDS naik dari ‘netral’ menjadi ‘buy’. TDS ternyata memiliki range pelanggan yang sangat luas, mulai dari konsumen (B2C), bisnis (B2B) sampai pemerintah (B2G). Solusi yang ditawarkan TDS antara lain monitor dan kendali berbasis IoT di hampir semua lini bisnis pelanggan. Di tengah persaingan industri telekomunikasi yang semakin kompetitif, TDS dinilai memiliki posisi yang menguntungkan mengingat fokus mereka pada inovasi teknologi IoT.
Rangkuman Saham yang Upgrade Selama 31 Juli - 4 Agustus 2023
[table id=28 /]
Rangkuman Saham yang Downgrade Selama 31 Juli - 4 Agustus 2023
[table id=29 /]
Weekly Top Movers
Gainers
- Yellow Corp. (YELL) +401,51%
- United States Cellular Corporation (USM) +89,15%
- Telephone and Data Systems Inc (TDS) +84,93%
Losers
- TG Therapeutics Inc. (TGTX) -45,66%
- Vicarious Surgical Inc. (RBOT) -42,08%
- QuantumSpace (QS) -39,64%
Technical Analysis – U.S Stocks
By. Frederick Marvel – Frederick.marvel@nanovest.io
Stockpick
1. YELL – BUY LIMIT (Wait & See) // DCA
Walaupun secara fundamental YELL kurang baik, ada potensi yang dapat kita ambil jika ada update terbaru tentang situasi restrukturisasi hutang YELL yang ada. Kita dapat mengambil langkah cicilan, ataupun Buy Limit di trading plan berikut. Tetapi perlu kami ingatkan untuk lebih berhati - hati terhadap spekulasi aset yang sedang kurang baik secara fundamental. Tetap lakukan manajemen risiko yang baik dalam setiap trade yang anda lakukan. Price: 27000 Take Profit: 63000 (132%) Stop Loss: 15000 (44%)
2. Bank of America (BAC) – BUY
Setelah bangkit dari regional banking crisis beberapa waktu lalu, Bank of America kembali berjaya. Secara teknikal, Bank of America kali ini sudah melakukan breakout dan retest di supply yang menjadi demand. Kita dapat expect BAC untuk melakukan kenaikan ke level supply - supply diatas. Price: 463000 Take Profit: 556000 (20%) Stop Loss: 433000 (6%)
3. MANCHESTER (MANU) – BUY
Siapa yang tidak tahu dengan Manchester United? Kali ini saham MANU telah melakukan retest setelah breakout yang terjadi beberapa waktu lalu. Kita dapat melakukan speculation trade pada saat ini, karena ada gap yang cukup besar telah ditutup oleh MANU. Tetap lakukan risk management yang baik dalam setiap trade. Price: 308000 Take Profit: 376000 (22%) Stop Loss: 274000 (11%)