Weekly Insight – Week lV Juni 2023
What is Happening in the Market?
Nona • Jul 1, 2024
Current News
Oleh Nanovest Research & Strategy Team
1. Indikator Ekonomi AS Semester I 2023
Pada penghujung 2022, kita khawatir dengan ekonomi AS memasuki tahun 2023. Banyak tanda awas yang kita simak dari beberapa kalangan pelaku pasar. Banyak yang meramal kemungkinan terjadinya resesi di 2023 ini cukup besar. Nyatanya beberapa indeks utama AS justru mengalami pertumbuhan positif yang signifikan. Dow Jones Industrial Average sejak awal tahun ini naik 2,5%, S&P 500 Index naik 14%, Nasdaq Composite Index naik 30%, dan NYSE Composite Index naik 3,3%. Dengan demikian, selain goncangan di sektor perbankan, ekonomi AS bisa dikatakan baik-baik saja. Sepanjang 2023 ini, The Fed telah mengkerek suku bunga sebanyak 3 kali dengan total kenaikan 75 bps. Kebijakan ini memang tidak seagresif 2022, namun pasar tentunya merindukan suku bunga yang lebih ramah. Pasalnya pergerakan indeks acuan ditopang oleh berbagai inovasi terbaru dari perusahaan-perusahaan teknologi. Kita bisa melihat hal ini dari pergerakan indeks acuan di atas. Pasar sangat berharap The Fed mulai melunak, di samping itu juga inflasi yang semakin mendingin. Sepanjang 2023 ini indikator makro ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda positif. Kita bisa melihat tingkat inflasi berdasarkan laporan CPI-U (Consumer Price Index for All Urban Consumers). Sejak pertengahan 2022, menunjukkan tren menurun. Bahkan sejak Januari 2023, tren inflasi semakin terkendali dan mendekati ‘angka ajaib’ The Fed yaitu 2%. Sektor Energi, yang menjadi salah satu faktor utama pendorong inflasi AS pada 2022, menunjukan tren menurun yang signifikan, khususnya Komoditas Energi. Berbagai komponen inflasi juga menunjukkan tren yang sama sepanjang 2023 ini. Untuk diketahui perhitungan CPI-U ini adalah pengukuran perubahan harga konsumen berdasarkan sekumpulan barang dan jasa yang diukur pada populasi perkotaan yang memiliki penduduk lebih dari 10 ribu jiwa. CPI-U diukur tiap bulan oleh Bureau of labor Statistics (BLS). Pengukuran CPI-U ini mencakup sekitar 93% populasi AS. Tingkat inflasi juga bisa kita lihat dari angka PPI (Producer Price Index). Berbeda dengan CPI-U, PPI ini mengukur perubahan harga barang dan jasa oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa lain yang lebih bernilai ekonomis. Angka PPI ini juga diukur dan dirilis tiap bulan oleh Bureau of Labor Statistics (BLS). Sejak meroket pada Maret 2022 dan Juni 2022, yang masing-masing mencapai 11,5% dan 11,3%, angka PPI ini terus mengalami tren penurunan. Bahkan laporan BLS terakhir menyebutkan jika angka PPI bulan Mei 2023 sudah melewati threshold 2%, yaitu 1,1%. Jika kita melihat angka pengangguran AS sejak pandemi, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa angka pengangguran di AS cukup stabil bahkan cenderung tidak terpengaruh oleh tingginya suku bunga saat ini. Oleh pasar, hal ini bisa ditanggapi dua arah. Yang pertama bahwa ekonomi AS masih cukup kuat. Yang kedua, kuatnya ekonomi AS ini memungkinkan The Fed bermanuver untuk menaikkan suku bunga kembali untuk mengejar inflasi 2%. Secara umum bisa dikatakan jika angka pengangguran rendah maka daya beli meningkat, jika daya beli meningkat maka maka inflasi naik, jika inflasi naik maka suku bunga naik. Dengan angka CPI yang masih di atas 2%, PPI yang sudah di bawah 2%, dan tingkat pengangguran yang masih terpengaruh patut kita lihat bagaimana kebijakan suku bunga The Fed serta implikasinya terhadap investasi kita di tahun ini. [table id=10 /]
2. Intel Bangun Pabrik di Eropa
Untuk mengejar ketertinggalan dengan para pesaing seperti TSMC, AMD dan NVDA, Intel melakukan investasi besar-besaran untuk mendongkrak produksi chip mereka. Sasaran yang dituju adalah Eropa khususnya Jerman dan Polandia. Baru-baru ini Intel mengumumkan akan membangun pabrik chip baru di Jerman dengan investasi senilai $32 milyar. Pembangunan ini merupakan kesepakatan dengan pemerintah Jerman di mana pemerintah Jerman akan menanggung sepertiga dari total investasi. Dalam kesepakatan yang diadakan di Berlin ini, Intel diwakili oleh CEO, Pat Gelsinger dan Jerman diwakili oleh Kanselir Olaf Scholz. Nantinya pabrik yang berlokasi di Magdeburg ini akan siap beroperasi pada 4-5 tahun ke depan. Masih diperlukan persetujuan dari EU untuk kesepakatan ini, namun kemungkinan besar proyek ini akan dilanjutkan mengingat ambisi Eropa untuk swasembada rantai pasok chip sebelum dekade ini berakhir. Selain itu, Intel juga akan melakukan pengembangan fasilitas di Wrocław, Polandia. Investasi ini akan menelan anggaran sekitar $4,6 milyar. Nantinya fasilitas di Polandia ini akan mulai beroperasi pada 2027 mendatang. Intel sendiri sudah mempunyai beberapa fasilitas di Eropa seperti di Perancis dan di Irlandia.
3. AS Membentuk NTSC, Pusat Teknologi Semikonduktor
Berkaca dari pengalaman semasa pandemi Covid-19, AS akan melakukan riset terkait semikonduktor besar-besaran. Riset semikonduktor ini akan diwadahi oleh NTSC atau National Semiconductor Technology Center. NTSC ini dipimpin oleh Prof. John L. Hennessy, salah satu pemimpin Alphabet. Selain itu NTSC juga diisi oleh Janet Foutty (Kepala Konsultasi Deloitte), Jason Matheny (CEO RAND Corporation, Donald J. Rosenberg (Anzu Partner), dan Brenda Wilkerson (CEO AnitaB.org). John L. Hennessy juga adalah pengajar senior di Universitas Stanford. NTSC ini akan bernaung di bawah Departemen Perdagangan AS. NTSC adalah mandat UU CHIPS dan Sains yang ditetapkan tahun lalu. Tugas utama NTSC adalah mendorong kolaborasi investasi swasta dan pemerintah dalam pembuatan semikonduktor di AS. Para ekonom AS mengapresiasi pembentukan NTSC ini mengingat ketika pandemi AS mengalami berbagai kekosongan rantai pasok semikonduktor. Sebagian besar barang elektronik saat ini menggunakan komponen chip seperti AC, mesin cuci, TV. bahkan juga produksi kendaraan di AS berhenti beroperasi karena mobil modern juga menggunakan chip untuk kendali elektronik.
4. Notable Stocks
Rangkuman Beberapa Saham yang Di-upgrade Sepanjang Minggu Lalu:
[table id=11 /]
Rangkuman Beberapa Saham yang Di-downgrade Sepanjang Minggu Ini:
[table id=12 /] Weekly Top Movers
Gainers
- Advanced Emissions Solutions Inc (ADES) +41,79%
- GreenPro Capital Corp (GRNQ) +37,28%
- Iris Energy Ltd (IREN) +34,21%
Losers
- Wheels Up Experience Inc (UP) -63,62%
- Chemomab Therapeutics Ltd (CMMB) -41,52%
- Uniqure NV (QURE) -41,18%
Technical Analysis – U.S Stocks
By. Frederick Marvel – Frederick.marvel@nanovest.io
Stockpick
1. TSLA – TAKE PROFIT // 2nd Entry BUY LIMIT
Selamat bagi yang telah mengambil posisi di TSLA beberapa hari lalu. TSLA mengalami kenaikan lebih dari 10% dari titik beli kita. Saat ini TSLA membentuk Head & Shoulders pattern yang dimana kemungkinan besar akan terjadi penurunan setelah rally panjang. Ada pun kita bisa mencicil TSLA kembali di trading plan berikut; Price: 3257000 Take Profit: 4109000 Stop Loss: 2990000 2. GSK – BUY LIMIT Beberapa hari lalu, GSK melakukan breakout downtrend pattern yang ada. Sekarang setelah rally cukup tinggi dengan gap yang besar, kita bisa menunggu GSK untuk menutup gap yang ada untuk masuk ke portofolio kita. Tetap hitung resiko yang ada sebelum mengambil keputusan untuk trading Price: 526500 Take Profit: 574000 Stop Loss: 505000
3. NVDA – BUY SCALPING
Nvidia sudah melakukan rally yang cukup tinggi belakangan ini. Dengan adanya pullback sementara dari NVDA, kita dapat memanfaatkan peluang untuk scalping buy di NVDA untuk memperoleh keuntungan dari volatilitas NVDA. Tetap berhati - hati dalam melakukan kegiatan trading. Price: 6163000 Take Profit: 7202000 Stop Loss: 5528500