Gedung Putih Prioritaskan AI di Pendidikan, Trump Siapkan Generasi Teknologi

Trump bentuk task force AI dan minta pendanaan guru difokuskan ke AI. Peluncuran AI Challenge jadi bagian strategi dominasi teknologi AS.

article author image

AjengApr 24, 2025

article cover image

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi menandatangani perintah eksekutif terbaru yang meluncurkan inisiatif nasional untuk mendorong pendidikan kecerdasan buatan (AI) di seluruh penjuru negeri.

Langkah ini menandai dorongan besar Pemerintahan Trump dalam mengamankan posisi dominan AS di sektor teknologi yang berkembang pesat.

Perintah tersebut, yang diteken pada Selasa (23/4), menciptakan White House Task Force on AI Education, gugus tugas yang akan dipimpin oleh Direktur Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi (OSTP) dan mencakup pejabat tinggi dari berbagai kementerian, termasuk Energi, Pertanian, Pendidikan, dan Tenaga Kerja.

David Sacks, Penasihat Khusus Gedung Putih untuk AI dan Kripto, juga akan terlibat dalam kepemimpinan strategi lintas sektor ini.

Fokus Awal: Pelajar, Guru, dan Kolaborasi Lintas Sektor

“Generasi muda Amerika perlu diberi peluang untuk menguasai keterampilan dan pemahaman yang diperlukan guna menciptakan teknologi AI generasi berikutnya,” ujar Gedung Putih dalam pernyataan resminya.

Pemerintah menyebut bahwa pelatihan awal di bidang AI akan membantu mendemistifikasi teknologi tersebut dan mempersiapkan pelajar menjadi bagian dari tenaga kerja berbasis AI.

Salah satu program utama dari inisiatif ini adalah peluncuran Presidential AI Challenge, sebuah ajang nasional yang bertujuan menyoroti pencapaian pelajar dan pendidik di bidang AI.

Program ini juga dirancang untuk memperluas adopsi AI secara geografis dan mendorong kerja sama antara pemerintah, akademisi, sektor filantropi, dan industri dalam menangani tantangan nasional melalui solusi berbasis AI.

Prioritaskan Dana Pelatihan Guru dan Riset AI

Perintah eksekutif juga memerintahkan Departemen Pendidikan AS untuk memprioritaskan AI dalam hibah pelatihan guru, serta mengarahkan National Science Foundation (NSF) agar memfokuskan penelitian pendidikan yang terkait dengan kecerdasan buatan.

Namun, inisiatif ambisius ini muncul di tengah tanda tanya besar terkait pemangkasan anggaran pendidikan yang dilakukan oleh Presiden Trump sendiri pada Maret lalu.

Para Analis menilai keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada seberapa efektif Gedung Putih dalam menyelaraskan strategi lintas departemen, dan mengatasi keterbatasan anggaran.

“Menyiapkan siswa kita menjadi pemimpin AI tidak cukup hanya dengan menyusun kurikulum — kita juga perlu berinvestasi pada guru, memastikan mereka memiliki alat dan pengetahuan untuk mengajar dan menggunakan AI secara efektif di ruang kelas,” tegas pernyataan resmi Gedung Putih.

Kelanjutan dari Arah Kebijakan Teknologi Pro-Bisnis

Langkah ini menjadi bagian dari agenda Trump untuk memperkuat dominasi AS di sektor teknologi tinggi.

Pada Januari lalu, tak lama setelah mulai menjabat untuk masa jabatan keduanya, Trump mencabut berbagai pembatasan AI yang diberlakukan selama pemerintahan sebelumnya.

Ia menyatakan bahwa kepemimpinan dalam teknologi canggih seperti AI adalah pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi dan pertahanan nasional.

Meski banyak pihak memuji pendekatan agresif ini sebagai upaya memodernisasi sistem pendidikan AS, sejumlah kritikus menyoroti ketidakkonsistenan antara ambisi kebijakan dan dukungan pendanaan aktual di lapangan.

Nanovest News v4.8.0