Google HeAR: Deteksi Penyakit Berbasis AI dari Suara Batuk dan Pernapasan

Dengan model HeAR, Google perkuat upaya diagnosis dini TB dan COPD melalui analisis suara batuk, menawarkan solusi AI yang mudah diakses bagi semua orang

article author image

RendyAug 20, 2024

article cover image

Inovasi terbaru di dunia kesehatan menunjukkan bahwa batuk bukan hanya sekadar gejala, melainkan sinyal penting yang dapat mengungkap kondisi kesehatan seseorang. Berkat teknologi kecerdasan buatan (AI) dari Google, kini suara batuk dapat menjadi petunjuk awal untuk mendeteksi penyakit pernapasan seperti tuberkulosis (TB) dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).

Melalui model bioakustik yang disebut Health Acoustic Representations (HeAR), AI dapat menganalisis pola suara untuk mengidentifikasi penyakit secara dini, memberikan harapan baru bagi jutaan orang di seluruh dunia.

HeAR diluncurkan oleh Google pada awal tahun ini sebagai model dasar bioakustik yang dirancang untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit dari suara tubuh manusia. Dengan dilatih menggunakan 300 juta data audio dari beragam sumber, termasuk 100 juta suara batuk, HeAR mampu mengenali pola suara yang berkaitan dengan kesehatan, bahkan di berbagai jenis mikrofon.

Kemampuan ini menjadi lompatan besar dalam analisis medis berbasis audio, yang sebelumnya membutuhkan lebih banyak data dan sumber daya untuk mencapai hasil serupa.

Di India, perusahaan kesehatan pernapasan Salcit Technologies telah memanfaatkan HeAR melalui aplikasi Swaasa® untuk mendeteksi TB berdasarkan suara batuk. TB, meskipun dapat diobati, sering kali tidak terdiagnosis dengan baik karena keterbatasan akses ke layanan kesehatan. Dengan bantuan AI, aplikasi ini diharapkan dapat meningkatkan diagnosis TB secara signifikan, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan fasilitas kesehatan.

"Setiap kasus TB yang tidak terdeteksi adalah tragedi; setiap diagnosis terlambat adalah kesedihan," ujar Sujay Kakarmath, manajer produk Google Research. Ia menambahkan bahwa biomarker akustik dapat mengubah narasi ini, membuka jalan bagi skrining TB yang lebih luas di seluruh India, yang sebelumnya terhambat oleh biaya dan keterbatasan teknologi.

HeAR tidak hanya mendapat dukungan dari komunitas kesehatan, tetapi juga dari organisasi seperti Stop TB Partnership, sebuah inisiatif PBB yang berkomitmen untuk mengakhiri TB pada tahun 2030.

Zhi Zhen Qin, spesialis kesehatan digital dari Stop TB Partnership, mengatakan bahwa teknologi ini menawarkan alat skrining yang potensial, berdampak rendah, dan mudah diakses, terutama bagi mereka yang paling membutuhkan.

Tidak hanya terbatas pada TB, HeAR juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut dalam mendeteksi berbagai penyakit lainnya, seperti kanker.

Penelitian terbaru dari University of Cambridge menunjukkan bahwa model AI seperti HeAR bisa memainkan peran penting dalam deteksi dan penentuan pengobatan kanker di tahap awal, di mana penanganan yang cepat sangat krusial.

Dengan segala keunggulan dan potensi yang dimiliki, HeAR membuka lembaran baru dalam dunia diagnostik kesehatan global. Google mengundang para peneliti di seluruh dunia untuk menjelajahi dan mengembangkan lebih lanjut aplikasi HeAR, guna menciptakan solusi kesehatan yang lebih baik bagi komunitas di seluruh penjuru dunia.

Nanovest News v3.16.0