Alphabet Cetak Laba Q1 di Atas Ekspektasi, Umumkan Buyback $70 Miliar
Alphabet laporkan EPS $2.81 dan pendapatan $90.2 miliar, naikkan dividen 5%, dan siapkan pembelian saham jumbo. Saham melonjak 3% usai rilis laporan.

Ajeng • Apr 25, 2025

Induk perusahaan Google, Alphabet Inc. (GOOG, GOOGL), melaporkan hasil keuangan kuartal pertama 2025 yang melampaui ekspektasi market, disertai dengan pengumuman kenaikan dividen sebesar 5% dan otorisasi pembelian kembali saham (buyback) senilai $70 miliar.
Kabar ini mendorong saham Alphabet melonjak lebih dari 3% dalam perdagangan setelah jam pasar (after hours trading).
Alphabet mencatat laba per saham (EPS) sebesar $2.81 dari pendapatan $90.2 miliar, jauh mengungguli estimasi analis yang memperkirakan $2.01 EPS dan $89.1 miliar pendapatan, menurut konsensus Bloomberg.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, Alphabet membukukan EPS $1.89 dan pendapatan $80.5 miliar.
Segmen Iklan Masih jadi Andalan
Pendapatan dari lini bisnis iklan—yang merupakan tulang punggung Google—mencapai $66.8 miliar, sedikit di atas proyeksi $66.4 miliar.
Sementara itu, Google Cloud membukukan pendapatan $12.2 miliar, hanya terpaut tipis dari estimasi $12.3 miliar namun tetap menunjukkan pertumbuhan signifikan dari $9.5 miliar pada kuartal pertama 2024.
Buyback Jumbo di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Langkah agresif Alphabet dalam menyetujui program pembelian kembali saham senilai $70 miliar dipandang sebagai sinyal kuat, bahwa perusahaan tetap percaya diri dengan fundamental bisnisnya, meskipun gejolak ekonomi mengintai.
Sejak pengumuman rencana tarif besar-besaran dari Presiden Trump yang dikenal sebagai “Liberation Day”, pasar keuangan mengalami volatilitas tinggi dan kekhawatiran akan resesi global meningkat.
“Kami melihat adanya perlambatan dalam transaksi e-commerce, dan dengan tekanan makro yang terus berlanjut, kami memperkirakan kinerja iklan digital bisa melemah di kuartal kedua,” tulis Analis Barclays, Ross Sandler, dalam catatan investor tertanggal 8 April.
Ancaman Antitrust Bayangi Momentum Positif
Namun di balik kinerja keuangan yang solid, Alphabet masih dihantui oleh isu hukum. Dalam waktu kurang dari setahun, perusahaan telah kalah dalam dua gugatan antitrust besar.
Putusan terbaru dari Pengadilan Federal AS menyatakan bahwa Google memegang monopoli ilegal dalam pasar iklan digital, yang bisa berujung pada kewajiban menjual atau merestrukturisasi unit bisnis iklannya.
Putusan ini menyusul temuan sebelumnya yang menyebut bisnis mesin pencari dan iklan Google juga melanggar hukum persaingan usaha.
Dengan hasil keuangan yang kuat namun awan gelap regulasi dan ekonomi yang belum berlalu, Alphabet akan memasuki paruh kedua tahun ini dengan strategi penuh kehati-hatian dan dorongan agresif untuk mempertahankan dominasinya di tengah tekanan eksternal.