Penjualan AI AMD Tertekan Aturan AS, Saham Terkoreksi Usai Laporan Q1
AMD sebut larangan ekspor chip MI308 ke China pangkas $700 juta dari pendapatan data center Q2. CEO Lisa Su tetap optimistis outlook 2025.

Ajeng • May 7, 2025

Meski mencatat lonjakan penjualan kuartalan sebesar 36%, Advanced Micro Devices (AMD) memberikan peringatan bahwa pembatasan ekspor baru dari Pemerintah Amerika Serikat ke China akan memotong potensi pendapatannya tahun ini hingga $1.5 miliar.
Hal ini disampaikan dalam panggilan investor pada laporan pendapatan kuartal pertama perusahaan.
Larangan tersebut menyasar chip MI308, akselerator AI milik AMD yang dirancang untuk data center, dan diprediksi akan memangkas penjualan segmen tersebut sebesar $700 juta hanya pada kuartal saat ini.
Secara keseluruhan, AMD memperkirakan beban total dari kebijakan ini bisa mencapai $800 juta hingga akhir 2025.
“Kami tetap optimis terhadap bisnis AI secara keseluruhan, meskipun menghadapi ketidakpastian akibat tarif dan regulasi ekspor,” ujar CEO AMD, Lisa Su.
Data Center Market dan Persaingan dengan Nvidia
Pada kuartal pertama, pendapatan AMD dari segmen data center naik 57% menjadi $3.7 miliar, melampaui estimasi Analis sebesar $3.66 miliar.
Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan kuat untuk prosesor server yang juga menekan dominasi Intel.
Namun, AMD masih menghadapi tantangan besar dalam mengejar ketertinggalannya dari Nvidia, yang saat ini mendominasi market akselerator AI — komponen penting dalam infrastruktur AI global.
Chip MI308, yang menjadi fokus pembatasan ekspor, adalah bagian dari upaya AMD untuk mengejar Nvidia dalam kategori tersebut.
Saham AMD sempat naik 7% setelah laporan pendapatan dirilis, namun terkoreksi usai pengungkapan potensi kerugian dari China market. Saham ditutup di angka $98.62, turun 18% sejak awal tahun.
Outlook Tetap Kuat Meski Ada Risiko Global
Lisa Su tetap menekankan optimisme untuk paruh kedua 2025, dengan peluncuran chip baru dan investasi infrastruktur AI yang terus berlanjut meski di tengah tekanan geopolitik.
“Kami melihat permintaan infrastruktur AI terus tumbuh, dan percaya diri terhadap potensi pertumbuhan yang kuat di semester dua,” tambah Su.
Untuk kuartal kedua, AMD memproyeksikan pendapatan sekitar $7.4 miliar, sedikit di atas estimasi konsensus Analis sebesar $7.23 miliar.
Transformasi AMD di Era AI
Di bawah kepemimpinan Lisa Su selama satu dekade terakhir, AMD telah bertransformasi dari pemain kecil menjadi raksasa teknologi, dengan pendapatan lima kali lipat lebih besar dibandingkan 10 tahun lalu.
Meskipun begitu, ketergantungan pada China market masih menjadi tantangan struktural di tengah eskalasi tensi dagang global.