Kebijakan De-Stacking Trump Ringankan Beban Otomotif
Tarif bertumpuk dihapus, produsen hanya bayar tarif tertinggi. Ford dan GM sambut positif meski Analis nilai dampaknya masih terbatas.

Ajeng • Apr 30, 2025

Pemerintahan Presiden Donald Trump akhirnya menjawab keresahan para pelaku industri otomotif dengan menandatangani perintah eksekutif yang memberikan kelonggaran tarif impor terhadap mobil dan suku cadang asing.
Langkah ini disambut baik oleh para raksasa otomotif seperti Ford, General Motors, dan Stellantis, meski Analis menilai dampaknya masih terbatas terhadap beban tarif secara keseluruhan.
Melalui kebijakan yang disebut “de-stacking,” produsen mobil kini hanya perlu membayar tarif tertinggi dari berbagai jenis bea masuk yang berlaku — alih-alih menanggung tarif berlapis seperti bea baja, aluminium, dan tarif terkait fentanyl asal China yang sebelumnya menumpuk di atas tarif mobil impor.
“Automaker hanya akan membayar salah satu: tarif baja atau tarif mobil, tergantung mana yang lebih tinggi. Dananya akan dikembalikan dari penerimaan tarif, jadi tak membebani anggaran negara,” jelas Pejabat Departemen Perdagangan AS.
Berlaku Surut dan Sertakan Pengembalian Biaya
Menariknya, kebijakan ini berlaku secara retroaktif. Artinya, perusahaan otomotif yang telah membayar tarif tambahan bisa mengajukan pengembalian dana.
Trump menandatangani perintah eksekutif ini di dalam Air Force One saat menuju kampanye di negara bagian Michigan — wilayah penting dengan basis industri otomotif besar.
Mulai 3 Mei 2025, kebijakan juga mencakup subsidi terhadap tarif suku cadang, yang akan diganti hingga 3.75% dari nilai mobil buatan AS pada tahun pertama, dan turun menjadi 2.5% pada tahun kedua sebelum dihentikan secara bertahap.
Kalkulasi ini berdasarkan estimasi 15% suku cadang masih bersumber dari luar negeri, dikalikan dengan tarif 25% — sebuah skema offset agar pelaku industri punya waktu menyesuaikan rantai pasok.
Respons dari Industri: Positif, Tapi Belum Cukup
CEO Ford, Jim Farley, menyambut baik keputusan ini. “Langkah ini membantu mengurangi dampak beban tarif bagi produsen, pemasok, dan konsumen. Kami akan terus mendukung kebijakan yang memperkuat industri otomotif AS,” ujarnya.
Farley juga menekankan bahwa jika semua merek menyesuaikan proporsi produksi dalam negeri seperti Ford, maka AS bisa menambah 4 juta unit mobil rakitan lokal tiap tahunnya.
Stellantis dan GM pun menyatakan apresiasinya, meski GM memilih menunda panduan laba 2025 akibat ketidakpastian tarif, dan akan mengumumkan pembaruan pada panggilan pendapatan kuartal I mendatang.
Namun Analis Barclays, Dan Levy, menilai pelonggaran tarif ini belum banyak mengubah kondisi fundamental.
“Keringanan ini memang positif, tetapi dampaknya terbatas jika dibandingkan besarnya tarif utama: 25% untuk kendaraan, 25% untuk suku cadang, dan 20% untuk komponen asal China,” jelas Levy.
Tarik Nafas, tapi Belum Bebas
Meski belum sepenuhnya menghapus beban perdagangan, kebijakan baru ini memberi ruang bagi industri otomotif AS untuk menyusun ulang strategi rantai pasok dan mempertahankan daya saing.
Pemerintah berharap insentif ini mendorong relokasi produksi dan perekrutan tenaga kerja di dalam negeri.
"Rampungkan produksi Anda di Amerika, dan Anda menang," tegas Pejabat Departemen Perdagangan — pesan yang mencerminkan arah kebijakan Trump dalam upaya memulihkan dominasi industri dalam negeri menjelang pemilu.