Harga Bitcoin Tertahan di $110,000, Institusi Tetap Akumulasi
Meski gagal tembus ATH, Bitcoin terus diborong investor institusi. ETF spot serap $2.75 miliar, sentimen tetap bullish dari pasar derivatif.

Ajeng • May 27, 2025

Bitcoin masih tertahan di bawah level $110,000 meskipun sentimen pasar global membaik usai Presiden AS Donald Trump menunda pemberlakuan tarif 50% terhadap impor Uni Eropa.
Penundaan hingga 9 Juli tersebut membuat stock Exchange Eropa menguat, namun tidak cukup untuk mendorong Bitcoin mencetak rekor baru.
BTC saat ini diperdagangkan 2,6% di bawah level tertingginya $111,957.
Meski begitu, pasar derivatif dan aksi investor besar menunjukkan bahwa sentimen bullish tetap kuat, terutama dari kalangan institusional.
Data Derivatif Tunjukkan Optimisme Jangka Pendek
Premium kontrak berjangka Bitcoin naik ke 8% pada 26 Mei, dari sebelumnya 6,5%. Angka ini masih berada dalam kisaran netral sehat (5–10%), jauh dari kondisi overleveraged.
Sebagai perbandingan, pada Desember 2024 ketika BTC pertama kali menembus $100,000, futures premium melonjak ke 20%.
Sementara itu, data dari pasar opsi menunjukkan delta skew negatif 6%, artinya opsi jual (put) diperdagangkan lebih murah dari opsi beli (call)—indikasi klasik bahwa pelaku pasar lebih condong ke arah bullish.
Institusi Terus Masuk, Bitcoin Jadi Alternatif Serius
Selama periode 19–25 Mei, Strategy, perusahaan milik Michael Saylor, membeli Bitcoin senilai $427 juta dengan harga rata-rata $106,237.
Di saat yang sama, ETF Bitcoin spot mencatatkan arus masuk sebesar $2.75 miliar, memperkuat tren akumulasi jangka panjang.
Momentum institusional ini semakin solid setelah CEO JPMorgan, Jamie Dimon, mengumumkan bahwa banknya akan mengizinkan klien membeli ETF Bitcoin spot—meskipun belum menyediakan layanan kustodian atau rekomendasi crypto secara langsung.
Dengan lebih dari $6 triliun dana nasabah, langkah ini membuka eksposur tidak langsung yang sangat signifikan terhadap BTC market.
Rilis Data Ekonomi AS Bisa Tentukan Arah BTC Selanjutnya
Meskipun market sedang libur dalam rangka Memorial Day, pelaku pasar menanti dua data penting minggu ini: Indeks Manufaktur Fed Richmond (28 Mei) dan data inflasi PCE (30 Mei).
Keduanya diperkirakan memberi dampak signifikan terhadap selera risiko investor dan kemungkinan Bitcoin menembus level $112,000 dalam waktu dekat.
Namun, kekhawatiran terkait utang pemerintah AS dan potensi resesi masih menjadi bayang-bayang. Penurunan 5,1% pada aplikasi hipotek AS per 23 Mei menjadi sinyal bahwa kehati-hatian masih membatasi aksi beli agresif.
Kesimpulan
Bitcoin memang belum mampu mencetak rekor baru, tapi semua sinyal teknikal dan fundamental menunjukkan bahwa institusi belum menyerah.
Dengan likuiditas yang terus mengalir dan pasar derivatif yang stabil, BTC bisa saja membuat kejutan—terutama jika data ekonomi mendukung.