Obligasi Goyah, Harga Bitcoin Cetak Rekor di Tengah Krisis

Harga Bitcoin menguat saat market obligasi global bergejolak. Kapitalisasi BTC masih jauh di bawah emas, potensi upside terbuka lebar.

article author image

AjengMay 26, 2025

article cover image

Di tengah gejolak market obligasi global dan tekanan fiskal Amerika Serikat, Bitcoin justru menunjukkan performa mengesankan.

Mata uang crypto terbesar di dunia ini terus menguat, bahkan ketika indikator makroekonomi global—seperti yield obligasi AS dan Jepang—mengalami lonjakan signifikan.

Menurut data terbaru, imbal hasil (yield) obligasi 30 tahun AS menembus 5,15% per 22 Mei, tertinggi sejak Oktober 2023.

BTC 26 1.webp

Ini memperkuat sinyal bahwa market sedang bersiap menghadapi inflasi yang lebih keras dan suku bunga tinggi dalam jangka panjang.

Yield obligasi Jepang juga tak kalah dramatis, dengan obligasi 30 tahun melonjak ke rekor 3,1%, level tertinggi sepanjang sejarah negara itu.

BTC 26 2.webp

Krisis Utang AS dan Ketidakpastian The Fed Dorong Aset Alternatif

Utang nasional AS kini melebihi $36.8 triliun dengan beban bunga tahunan yang diprediksi mencapai $952 miliar pada 2025.

Presiden AS, Donald Trump, memang menginginkan penurunan yield obligasi, namun strategi tersebut terkendala oleh sikap hati-hati Federal Reserve yang khawatir terhadap kebangkitan inflasi dan dampak dari perang tarif yang masih berlangsung.

Investor global yang biasanya memandang obligasi negara sebagai aset safe haven, kini mulai meragukan stabilitas fiskal AS. Ini diperkuat oleh hilangnya peringkat kredit AAA terakhir dari pemerintah AS.

Sebaliknya, arus modal mulai bergeser ke aset alternatif—dan Bitcoin berada di garis depan.

Bitcoin Kini Dianggap Aset Pelindung Nilai Sekaligus Aset Risiko

Fenomena ini menunjukkan pergeseran besar dalam perilaku investor.

Di saat sebelumnya Bitcoin dianggap terlalu volatil, kini banyak institusi melihatnya sebagai aset lindung nilai yang tidak terikat pada sistem keuangan tradisional.

Berdasarkan data CoinGlass, aset kelolaan (AUM) dari ETF Bitcoin spot telah melampaui $104 miliar—rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Sementara itu, laporan Bank of America mengungkapkan bahwa 38% investor institusional kini underweight terhadap saham AS—angka terendah sejak Mei 2023—dan semakin melirik Bitcoin sebagai alternatif strategis.

BTC 26 3.jpg

Potensi Jangka Panjang Bitcoin Masih Luas

Di tengah runtuhnya kepercayaan terhadap sistem keuangan berbasis utang fiat, Bitcoin tampil sebagai opsi yang terdesentralisasi, transparan, dan terbatas secara pasokan.

Kapitalisasi market Bitcoin saat ini masih jauh di bawah emas ($22 triliun) maupun basis uang dolar AS ($5.5 triliun), menjadikannya masih tergolong undervalued secara historis.

Analis mencatat bahwa untuk pertama kalinya, Bitcoin berhasil memainkan dua peran sekaligus: sebagai aset risiko dengan imbal hasil tinggi, dan sebagai safe haven digital di tengah krisis sistemik.

Jika tren ini berlanjut, narasi ganda ini bisa menjadi fondasi baru bagi transformasi market global ke arah sistem moneter yang lebih netral dan tahan guncangan.

Nanovest News v4.8.0