Rally Bitcoin Terus Berlanjut, Akankah Bertahan di Kuartal 4?
Harga Bitcoin naik 5,4% setelah pemotongan suku bunga Fed, tapi para analis masih terpecah mengenai prospek kuartal 4
M • Sep 26, 2024
Pergerakan Bitcoin (BTC) dalam beberapa minggu terakhir telah menarik perhatian banyak investor. Harga BTC mengalami kenaikan 5,4% dalam tujuh hari terakhir, didorong oleh keputusan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Namun, meski sentimen pasar terlihat positif, para analis masih terpecah dalam memprediksi arah Bitcoin di sisa kuartal keempat tahun ini.
Kondisi Makro yang Menunjang Aset Berisiko
Tom Dunleavy, mitra di MV Global, menggambarkan situasi makroekonomi saat ini sebagai "setup sempurna" bagi aset berisiko seperti kripto.
Ia mencatat bahwa sinyal-sinyal dari ekonomi AS kebanyakan bersifat netral hingga ekspansif, bertolak belakang dengan kekhawatiran resesi yang sebelumnya mendominasi pasar.
Menurut Dunleavy, pasar telah memperhitungkan pemangkasan suku bunga sebesar 250 basis poin lebih lanjut, dengan proyeksi pertumbuhan laba perusahaan sebesar 18% untuk 12 bulan ke depan.
Ia menyebut ini sebagai fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berpotensi mendorong harga Bitcoin lebih tinggi.
Optimisme dari Perkembangan Legislasi
Matthew Sigel selaku kepala aset digital di VanEck, juga memberikan pandangan positif. Ia mengatakan bahwa pengesahan sementara anggaran pemerintah AS untuk kuartal keempat adalah kabar baik bagi Bitcoin.
Tanpa reformasi fiskal yang signifikan dalam waktu dekat, volatilitas pasar cenderung menurun, memberi ruang bagi aset berisiko untuk bertumbuh. Jika anggaran tersebut lolos, ketidakstabilan harga dapat dikurangi, yang pada gilirannya akan memperkuat posisi Bitcoin.
Selain itu, Ryan Lee, kepala analis riset Bitget, menyoroti kondisi makro yang membaik, akumulasi berkelanjutan oleh perusahaan besar seperti MicroStrategy, serta aliran dana positif ke Bitcoin ETF sebagai tanda-tanda bullish.
Lee menekankan bahwa dengan pemotongan suku bunga, Bitcoin dapat memperoleh dukungan tambahan dari pasar keuangan yang lebih luas, namun ia juga memperingatkan tentang potensi volatilitas tinggi akibat perkembangan makroekonomi global yang masih tidak menentu.
Meski optimisme terlihat mendominasi di antara beberapa analis, ada juga yang masih bersikap hati-hati. Aurelie Bathere, analis utama di Nansen, menekankan bahwa meski data ekonomi AS saat ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat, ada kekhawatiran terkait valuasi saham AS yang terlalu mahal.
Dengan rasio harga terhadap pendapatan (forward price-to-earnings) yang mencapai lebih dari 20 kali, pasar saham AS mungkin rentan terhadap koreksi, yang bisa mempengaruhi Bitcoin.
Menurut Bathere, meskipun rally Bitcoin baru-baru ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi, ada kemungkinan pergerakan harga ke bawah masih terbuka. Ia mencatat bahwa tekanan dari valuasi ekuitas yang tinggi bisa membatasi kenaikan lebih lanjut bagi aset-aset berisiko seperti kripto.
Analis konservatif lain juga menyoroti bahwa Bitcoin masih diperdagangkan dalam pola downtrend yang terbentuk sejak Maret, yang berarti kenaikan baru-baru ini bisa bersifat sementara.
Ke Mana Arah Bitcoin Selanjutnya?
Dengan kombinasi faktor-faktor makroekonomi yang mendukung serta ketidakpastian seputar kebijakan moneter dan fiskal, prediksi untuk kuartal keempat tetap penuh teka-teki.
Di satu sisi, suku bunga rendah, pertumbuhan laba perusahaan yang tinggi, dan likuiditas pasar kripto yang terus meningkat melalui ETF menunjukkan potensi bullish bagi Bitcoin. Di sisi lain, risiko yang ditimbulkan oleh valuasi pasar saham yang tinggi dan volatilitas makro dapat menghambat laju kenaikan ini.
Jika pemotongan suku bunga terus berlanjut dan anggaran sementara pemerintah AS berhasil menekan volatilitas, Bitcoin bisa terus menguat, mungkin melampaui $65,000 sebelum akhir tahun. Namun, investor harus tetap waspada terhadap kejutan dari perkembangan ekonomi global yang bisa kembali menekan harga ke kisaran $58,000.