Pengertian Bullish dan Bearish serta Cara Menghadapinya

Pengertian Bullish dan Bearish serta Cara Menghadapinya

article author image

NonaJul 1, 2024

article cover image

Istilah bullish dan bearish lazim digunakan dalam dunia saham. Bagi kamu yang ingin masuk pasar saham global seperti Amerika Serikat (USA), istilah ini wajib kamu pahami.

Sebab, jika salah mengetahui pengertian dari dua istilah ini, kamu bisa mengalami kerugian. Jadi apa itu bullish dan bearish?

Secara sederhana, pengertian bullish adalah kondisi yang menggambarkan pasar saham di mana harga saham sedang mengalami tren penguatan atau naik. Sedangkan bearish adalah kebalikannya, kondisi pasar saham di mana harga saham sedang mengalami tren melemah atau turun.

Penasaran? Yuk, kita simak ulasan lengkap terkait bullish dan bearish di pasar saham global plus cara menghadapinya!

Pengibaratan bull dan bear

Asal istilah bull market vs bear market sebenarnya tidak berhubungan dengan pasar saham. Istilah bear market didasarkan pada teknik beruang bertarung dengan musuhnya, yakni banteng atau bull.

Sementara beruang menghujamkan cakar ke bawah, banteng menyerudukkan tanduknya ke atas. Teknik pertarungan antara beruang dan banteng ini yang menjadi inspirasi istilah bull market vs bear market untuk menggambarkan kondisi dan situasi pasar saham.

Bear market menunjukkan indikasi kecenderungan saham menurun, sementara bull market kebalikannya yakni mengindikasikan harga saham sedang mengalami kenaikan.

Penyebutan ini didasarkan pada kebiasaan pemburu di Inggris pada abad ke-17 yang menjual kulit beruang sebelum mereka menangkapnya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan short sellers di pasar saham. Mereka menjual saham bahkan sebelum memilikinya.

Karakteristik pasar saham global bullish dan bearish

Naik atau turunnya pasar saham biasanya ditandai arah harga saham. Namun, ada beberapa karakteristik yang perlu kamu ketahui untuk memprediksi pasar akan bergerak naik atau justru turun.

Berikut penjelasannya.

1. Penawaran dan permintaan efek

Dalam pasar bullish, permintaan yang kuat dan pasokan lebih sedikit di sekuritas menjadi penyebab harga saham naik. Kok bisa? Hal ini disebabkan investor bersaing untuk mendapatkan saham yang tersedia di pasar modal.

Dalam pasar bearish, yang terjadi adalah sebaliknya. Lebih banyak investor yang ingin menjual daripada membeli. Permintaan secara signifikan lebih rendah daripada penawaran berakibat penurunan harga.

2. Psikologi investor

Perilaku pasar dipengaruhi dan ditentukan oleh bagaimana pelaku pasar dari sekuritas hingga investor beraktivitas di pasar saham. Hal ini menjadi psikologi dan sentimen investor yang akan memengaruhi pasar naik atau turun.

Kinerja pasar saham dan psikologi investor cenderung saling bergantung. Dalam pasar bullish, investor rela berpartisipasi dengan harapan mendapatkan untung.

Sementara, saat pasar bearish, sentimen pasar negatif karena investor mulai memindahkan uang mereka dari ekuitas dan mengarahkannya ke sekuritas pendapatan tetap yang lebih jelas cuannya.

3. Perubahan dalam kegiatan ekonomi

Karena bisnis yang sahamnya diperdagangkan di bursa adalah perusahaan dalam ekonomi skala lebih besar, maka pasar saham dan ekonomi keseluruhan cenderung saling terkait.

Pasar bearish dikaitkan dengan keadaan ekonomi yang lemah karena sebagian besar bisnis tidak dapat mencatatkan laba yang besar. Penurunan laba ini secara langsung mempengaruhi cara pasar menilai saham.

Dalam pasar bullish, kebalikannya terjadi karena pelaku pasar memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan bersedia membelanjakannya. Pada gilirannya, keadaan bullish ini mendorong dan memperkuat perekonomian.

Faktor yang memicu terjadinya bullish dan bearish

Terdapat beberapa hal yang bisa memicu bullish atau kenaikan harga saham. Beberapa di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi negara yang baik, inflasi yang rendah serta stabil, suku bunga yang stabil, nilai tukar mata uang yang stabil dan valuasi perusahaan yang rendah.

Sementara itu, untuk fenomena bearish atau harga saham yang cenderung menurun ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itu merupakan kebalikan dari faktor-faktor pemicu bullish.

Faktornya antara lain, pertumbuhan ekonomi yang lambat, inflasi yang tinggi serta bergejolak, suku bunga gak stabil, nilai tukar mata uang berfluktuasi dan valuasi perusahaan-perusahaan terlalu mahal.

Dengan banyaknya faktor itu kira-kira apa yang harus kita lakukan ketika sedang mengalami fenomena tersebut biar cuan tetap mengalir?

Cara menghadapi bullish dan bearish

Bearish tidak selalu merugikan dan bullish tidak selamanya menguntungkan. Hal ini tergantung pada aksi investor yang kamu lakukan. Jika jual di saat harga jatuh, tentu saja rugi, pun jika beli di saat harga naik.

Salah satu teknik yang umumnya dilakukan investor adalah dengan melakukan short selling. Ini adalah teknik menjual saham dengan mekanisme investor atau trader meminjam dana untuk menjual saham yang belum dimiliki dengan harga tinggi, dan berharap akan membelinya kembali serta mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya di saat harga saham turun.

Teknik ini bisa dilakukan dengan menjual saham yang dipinjam dan membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah. Dengan teknik ini, investor akan memperoleh keuntungan dari selisih antara harga saat saham dijual dengan harga pembelian saat perdagangan ditutup.

Bagaimanapun, terdapat teknik berbeda untuk mengatasi situasi pasar saham bullish ataupun bearish.

Pada pasar bullish, hal ideal yang harus dilakukan investor adalah mengambil keuntungan dari kenaikan harga dengan membeli saham di awal tren jika memungkinkan dan menjualnya ketika telah mencapai puncaknya.

Kamu tertarik investasi saham setelah mengetahui bullish dan bearish serta cara menghadapinya? Jika ya, kamu bisa masuk ke pasar saham global melalui Nanovest.io. Selamat berinvestasi!

Nanovest News v3.22.0