BlackRock dan Microsoft Kumpulkan $30 Miliar untuk Infrastruktur AI Global

BlackRock dan Microsoft berkolaborasi kumpulkan $30 miliar untuk investasi infrastruktur AI global.

article author image

KikiSep 24, 2024

article cover image

Dalam langkah besar yang mempertegas dominasi mereka di sektor teknologi dan investasi, BlackRock Inc. dan Microsoft Corp. berencana mengumpulkan $30 miliar untuk mendanai pembangunan infrastruktur penting di balik ledakan kecerdasan buatan (AI).

Kerja sama ini, yang melibatkan MGX dari Uni Emirat Arab (UEA), akan menjadi salah satu upaya terbesar dalam menggalang modal ekuitas swasta untuk mendukung pertumbuhan teknologi AI global. Dengan leverage yang tepat, investasi ini diperkirakan bisa mencapai hingga $100 miliar.

Pembangunan Data Center dan Infrastruktur Energi

Kebutuhan akan pusat data (data centers) global terus meningkat seiring lonjakan permintaan teknologi AI yang sangat membutuhkan kapasitas komputasi besar. Dalam wawancaranya, CEO BlackRock, Larry Fink, menjelaskan bahwa membangun infrastruktur ini memerlukan pendanaan yang mencapai triliunan dolar secara global.

“Ini contoh sempurna bagaimana pasar modal membangun infrastruktur dan teknologi baru,” ujarnya.

Investasi ini tidak hanya akan difokuskan pada pembangunan pusat data, tetapi juga proyek energi yang sebagian besar akan berada di AS dan negara-negara mitra AS. Dengan permintaan listrik yang meningkat tajam dari pusat data AI, proyek-proyek energi baik yang berbasis energi fosil maupun energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin akan menjadi kunci penting untuk mendukung operasi infrastruktur ini.

Nvidia dan Peran Teknologi dalam Koalisi

Selain BlackRock dan Microsoft, koalisi ini juga akan melibatkan Global Infrastructure Partners milik Bayo Ogunlesi, yang sedang diakuisisi BlackRock senilai $12,5 miliar, serta Nvidia Corp. Nvidia, sebagai produsen chip terbesar dunia, akan memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan pusat data AI melalui keahlian teknologi mereka, mulai dari perangkat lunak hingga jaringan.

Nvidia telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi yang dibutuhkan untuk mempercepat pengembangan sistem AI yang lengkap, dari perangkat keras hingga perangkat lunak. Teknologi ini krusial untuk memastikan bahwa pusat data mampu menangani kebutuhan AI yang semakin kompleks.

Brad Smith, Vice Chairman dan Presiden Microsoft, menekankan bahwa AI merupakan teknologi yang memiliki potensi untuk menjadi penggerak pertumbuhan di setiap sektor ekonomi, baik di AS maupun di luar negeri.

“Peluang investasi ini nyata, dan kebutuhannya bahkan lebih besar lagi,” ujar Smith. Ia juga mengungkapkan bahwa Microsoft dan mitranya telah mendiskusikan rencana ini dengan para legislator dan regulator AS.

Tantangan Energi untuk Pusat Data AI

Kebutuhan listrik untuk mengoperasikan pusat data AI di seluruh AS diperkirakan akan melonjak hingga 10 kali lipat pada tahun 2030, menurut analisis dari Bloomberg Intelligence. Hal ini membuat perusahaan energi berlomba-lomba memenuhi permintaan besar tersebut, dengan beberapa bahkan menunda penutupan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas.

Selain itu, pembangunan pembangkit listrik baru dan perluasan energi terbarukan seperti ladang surya dan angin terus berlangsung untuk mendukung kebutuhan listrik dari pusat data yang haus daya.

Kondisi ini bahkan membuat waktu yang dibutuhkan untuk menghubungkan pusat data baru ke jaringan listrik semakin lama, seperti yang terjadi di Virginia's Data Center Alley, yang waktu sambungnya kini bisa mencapai tujuh tahun.

Bayo Ogunlesi dari Global Infrastructure Partners mencatat bahwa ketersediaan listrik saat ini menjadi salah satu kendala utama dalam membangun pusat data dan elektrifikasi secara umum di AS.

“Produksi listrik di AS tidak berkembang secara dramatis, sehingga kita harus mempercepat pengembangan pembangkit listrik terbarukan,” tambahnya.

Microsoft dan Investasi AI yang Masif

Kolaborasi ini hanyalah bagian kecil dari ambisi besar Microsoft dalam membangun infrastruktur AI yang kuat. Sebelumnya, Microsoft telah menginvestasikan $13 miliar di lab riset AI OpenAI dan secara besar-besaran merombak lini produknya agar semakin terintegrasi dengan fitur AI.

Namun, Microsoft menghadapi tantangan besar dalam hal keterbatasan kapasitas chip dan pusat data yang memadai untuk melayani permintaan dari pelanggan AI.

Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Microsoft kini juga memperluas pengeluaran untuk membangun infrastruktur komputasi yang lebih besar, termasuk pengembangan pusat data tambahan.

Diskusi dengan Sam Altman, CEO dan co-founder OpenAI, juga menggarisbawahi rencana lebih besar untuk bekerja sama dengan kelompok investor lain guna memperluas infrastruktur komputasi untuk produk AI.

Peluang Investasi yang Menjanjikan

Rencana besar ini juga membuka peluang bagi investor institusi seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi yang tertarik dengan investasi infrastruktur jangka panjang. Larry Fink optimis dalam menggalang dana sebesar $30 miliar dan tidak melihat ini sebagai tantangan besar.

Infrastruktur AI dianggap sebagai kesempatan besar untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru, dan banyak pihak yang antusias untuk terlibat dalam investasi ini.

Secara keseluruhan, BlackRock dan Microsoft, dengan dukungan Nvidia dan investor global lainnya, tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik untuk AI, tetapi juga menciptakan ekosistem teknologi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi global di era digital.

Program ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendanai dan mengembangkan teknologi masa depan yang tidak hanya menguntungkan bagi perusahaan teknologi, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi di berbagai industri.

Kolaborasi ini bisa menjadi batu loncatan besar dalam mempercepat perkembangan kecerdasan buatan sebagai teknologi yang mengubah dunia.

Nanovest News v3.18.0