Harga Ethereum Masih Lesu Usai Upgrade Pectra, Solana dan Tron Makin Unggul
Ethereum gagal menarik minat pasar meski upgrade Pectra sukses, dengan harga ETH stagnan dan persaingan dari Solana serta Tron makin menguat.

Muhammad • May 8, 2025

Ethereum berhasil meluncurkan peningkatan jaringan penting pada 7 Mei lalu, namun harga Ether (ETH) dan metrik turunannya tidak menunjukkan respons yang berarti. Reaksi pasar yang datar ini mengejutkan para trader dan membuat analis bertanya-tanya apakah ETH masih punya peluang realistis untuk naik 22% dan kembali menyentuh level $2.200.
Premi pada kontrak berjangka ETH masih berada di bawah ambang netral 5% yang menandakan kurangnya minat dari spekulan yang mengambil posisi long dengan leverage. Bahkan setelah upgrade Pectra berhasil diterapkan, indikator ini tetap berada di angka 3% menunjukkan bahwa trader tidak mengubah posisi mereka pasca pembaruan tersebut.
Respon yang lesu ini sebagian bisa dijelaskan oleh fokus investor terhadap isu makroekonomi terutama karena meningkatnya risiko resesi di tengah ketidakpastian akibat konflik perdagangan global.
Alamat aktif bulanan Solana vs. pesaing layer-1.
Namun ketidakantusiasan terhadap Ether sebenarnya sudah terlihat sebelum situasi ekonomi global memburuk. Faktanya ETH tercatat berkinerja 28% lebih buruk dibanding kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan selama tiga bulan pertama tahun 2025.
Reaksi harga yang datar setelah upgrade Pectra mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terutama karena blockchain pesaing semakin banyak menarik perhatian.
Persaingan dengan Blockchain Lain Semakin Ketat
Gas fee dalam 30 hari untuk Blockchain dan DApps, USD.
Secara historis biaya tinggi di jaringan utama Ethereum telah membatasi aktivitas namun sejak pertengahan Februari biaya transaksi telah turun di bawah $1. Meski begitu solusi layer 2 andalan Ethereum yaitu Base hanya mencatat 10,3 juta pengguna aktif bulanan jauh di bawah Solana yang mencapai 82,2 juta dan BNB Chain dengan 25,9 juta pengguna menurut data Token Terminal.
Solana saat ini unggul di sektor decentralized exchange (DEX) terutama dalam peluncuran token berkat pengalaman pengguna yang lebih terintegrasi. Sementara itu Hyperliquid mencatat kinerja impresif di perdagangan perpetual futures membuktikan bahwa para trader tidak selalu memprioritaskan desentralisasi dan keamanan seperti yang ditawarkan Ethereum. Di sisi lain Tron telah mencatat kemajuan signifikan di pasar stablecoin.
Ethereum memang masih memimpin dalam hal total value locked (TVL) dengan nilai mencapai $53,7 miliar. Namun dominasi ini belum banyak memberi manfaat pada pemegang ETH karena biaya jaringan selama 30 hari terakhir hanya sebesar $19 juta menurut data dari DefiLlama. Sebagai perbandingan Tron menghasilkan biaya sebesar $51,8 juta dan Solana $39,4 juta dalam periode yang sama.
Perlu Inovasi Lebih Jauh agar ETH Bisa Bangkit
Noam Hurwitz kepala teknik di Alchemy mencatat bahwa biaya blob di Ethereum turun ke titik terendah sejak upgrade Pectra. Menurutnya keberhasilan Ether tergantung pada skalabilitas layer dasar termasuk peningkatan mekanisme rollup dan yang terpenting peningkatan pengalaman pengguna.
Masalah interoperabilitas antar layer 2 di Ethereum juga masih jadi tantangan sementara pengguna Solana dan BNB Chain bisa dengan mudah berpindah antar DApp. Upgrade Pectra memang merupakan langkah maju tapi belum menyelesaikan masalah tersebut. Inilah sebabnya ETH belum bisa kembali ke level $2.200 seperti yang terjadi pada awal Maret.
Agar harga Ether bisa naik 22% dari level saat ini di $1.810 investor tampaknya butuh keyakinan bahwa perkembangan jaringan baik dari peningkatan deposit maupun pertumbuhan layer 2 benar-benar menghasilkan manfaat nyata.
Pada akhirnya peningkatan imbal hasil staking atau insentif yang lebih kuat dibutuhkan untuk mendorong adopsi DApp yang lebih luas yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan terhadap ETH dalam ekosistemnya.