Basis Risk
Cari tahu apa itu Basis Risk, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest.
Kiki • Oct 30, 2024
Apa Itu Basis Risk (Risiko Basis)?
Risiko basis, juga dikenal sebagai risiko basis, adalah jenis risiko yang muncul sebagai akibat dari perbedaan harga instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar dengan harga instrumen yang mendasari atau instrumen yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan kegagalan dalam situasi tertentu.
Dalam konteks pasar keuangan, basis risk umumnya dikaitkan dengan transaksi yang melibatkan kontrak berjangka (futures) atau instrumen derivatif lainnya.
Basis risk bisa dijelaskan dengan lebih jelas melalui konsep “basis,” yaitu perbedaan antara harga aset dasar (underlying asset) dan harga kontrak berjangka atau instrumen lindung nilai lainnya.
Jika harga instrumen derivatif tidak bergerak secara sempurna sesuai dengan aset yang mendasarinya, maka risiko ini muncul.
Rumus Sederhana Basis
Basis = Harga Aset Dasar − Harga Kontrak Berjangka
Basis dapat berubah seiring waktu karena faktor-faktor seperti fluktuasi harga, tingkat suku bunga, dan perubahan dalam penawaran dan permintaan di pasar. Risiko basis mencerminkan ketidakpastian yang timbul akibat perubahan ini.
Contoh Basis Risk
Misalkan seorang petani jagung ingin melindungi diri dari penurunan harga jagung di masa depan. Petani kemudian mengambil posisi jual jangka pendek pada kontrak berjangka jagung. Namun, jika harga pasar jagung fisik dan harga kontrak berjangka tidak bergerak secara sinkron karena berbagai faktor (seperti perbedaan kualitas jagung, lokasi pengiriman, atau perubahan permintaan), maka petani tersebut akan menghadapi risiko basis.
Dengan kata lain, walaupun petani sudah melakukan lindung nilai, hasil akhirnya mungkin tidak sempurna karena perubahan pada basis.
Mengapa Basis Risk Terjadi?
Risiko basis terjadi karena beberapa alasan:
Kualitas dan Spesifikasi:** Instrumen berjangka atau derivatif sering kali memiliki standar kualitas atau spesifikasi tertentu yang mungkin berbeda dengan aset dasar yang dimiliki oleh investor. Misalnya, dalam pasar komoditas, kualitas jagung fisik yang dimiliki oleh seorang petani mungkin berbeda dengan standar yang ditetapkan oleh kontrak berjangka di bursa komoditas.
Lokasi:** Pasar fisik dan pasar berjangka mungkin berlokasi di tempat yang berbeda, sehingga biaya transportasi dan perbedaan harga lokal dapat mempengaruhi basis.
Tanggal Jatuh Tempo:** Kontrak berjangka memiliki tanggal jatuh tempo, sementara aset fisik atau investasi yang dilindungi mungkin tidak memiliki jadwal yang sama. Ketidaksesuaian antara waktu kadaluwarsa kontrak dengan waktu kebutuhan aset fisik dapat menciptakan risiko basis.
Penawaran dan Permintaan:** Fluktuasi penawaran dan permintaan baik di pasar fisik maupun di pasar berjangka dapat memengaruhi harga dan menyebabkan perbedaan antara keduanya.
Jenis Basis Risk
Convergence Risk:** Ini terjadi ketika mendekati tanggal jatuh tempo, harga kontrak berjangka seharusnya semakin mendekati harga aset dasar. Namun, terkadang, harga ini tidak sepenuhnya menyatu, sehingga menciptakan risiko bagi investor.
Mismatch Risk:** Risiko ini muncul ketika instrumen derivatif yang digunakan untuk hedging tidak sepenuhnya sesuai dengan aset dasar dalam hal kualitas, lokasi, atau tanggal pengiriman.
Dampak Basis Risk pada Hedging
Dalam strategi hedging, basis risiko adalah elemen penting yang harus dipertimbangkan. Ketika sebuah perusahaan atau investor melakukan lindung nilai, tujuannya adalah untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan fluktuasi harga.
Lindung nilai tersebut mungkin tidak efektif sepenuhnya karena adanya basis risiko. Ini berarti perusahaan atau investor masih menghadapi potensi keuntungan atau kerugian yang tidak diantisipasi.
Misalnya, jika sebuah perusahaan menggunakan kontrak berjangka minyak mentah untuk melindungi harga minyak mentah yang dibelinya di pasar fisik, perubahan pada basis dapat menyebabkan perbedaan antara harga di pasar fisik dan harga di kontrak berjangka.
Jika perbedaan ini terjadi, lindung nilai mungkin tidak memberikan perlindungan yang diharapkan, dan perusahaan tetap bisa mengalami kerugian.
Cara Mengelola Basis Risk
Diversifikasi:** Menggunakan berbagai jenis instrumen derivatif dan melakukan diversifikasi portofolio dapat membantu mengurangi dampak basis risk.
Pemantauan Secara Berkala:** Basis risk dapat berubah seiring waktu, sehingga pemantauan terus-menerus terhadap perubahan harga aset dasar dan instrumen derivatif sangat penting.
Memilih Instrumen yang Tepat:** Memilih instrumen lindung nilai yang paling mendekati spesifikasi aset dasar dapat mengurangi mismatch dan mengelola basis risk secara lebih efektif.
Hedging dapat membantu mengurangi risiko harga, tetapi basis risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Ketika ada perbedaan antara harga aset dasar dan instrumen lindung nilai yang digunakan, ini adalah risiko yang muncul.
Memahami dan mengelola risiko basis dengan cermat merupakan kunci keberhasilan dalam strategi investasi dan manajemen risiko. Dengan pemahaman yang baik tentang basis risk, investor dan perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam upaya meminimalkan potensi kerugian yang tidak diinginkan.
Yuk, mulai investasi dengan mudah dan aman di Nanovest! Mulai dari Rp5.000, kamu sudah bisa akses lebih dari 2000+ aset investasi, termasuk saham-saham perusahaan besar di AS, kripto terpopuler, dan emas.
Investasi kamu #AmanSamaNano! Download aplikasi Nanovest sekarang di AppStore atau PlayStore dan wujudkan impian finansialmu!