Cross-chain
Cari tahu apa itu Cross-Chain, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest

Muhammad • Mar 26, 2025

Apa itu Cross-Chain?
Cross-chain atau lintas chain adalah teknologi yang memungkinkan komunikasi dan transfer data atau aset digital antara dua atau lebih jaringan blockchain yang berbeda. Dengan kata lain, cross-chain memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan berbagai blockchain tanpa batasan ekosistem tertentu.
Dalam ekosistem blockchain yang terus berkembang, interoperabilitas menjadi faktor penting untuk meningkatkan adopsi dan efisiensi teknologi ini. Tanpa interoperabilitas, setiap blockchain bekerja secara terpisah dan menciptakan silo data yang menghambat pertumbuhan ekosistem secara keseluruhan.
Beberapa proyek yang telah mengembangkan teknologi cross-chain meliputi Polkadot, Cosmos, Thorchain, Chainlink CCIP, dan Avalanche Bridge. Masing-masing proyek tersebut memiliki berbagai inovasinya sendiri yang dibawa ke blockchain.
Bagaimana Cross-chain Bekerja?
Jika kamu memiliki aset dalam satu blockchain, misalnya USDT di jaringan Ethereum mainnet, dan ingin memindahkannya ke jaringan Solana, kamu perlu menggunakan platform cross-chain apabila kamu menggunakan non-custodial wallet.
Teknologi ini merupakan inovasi revolusioner yang memungkinkan berbagai jaringan blockchain yang sebelumnya terisolasi untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Teknologi ini beroperasi melalui berbagai metode, antara lain
Atomic Swaps
Teknologi yang memungkinkan pertukaran aset langsung antara blockchain tanpa perlu perantara. Atomic swaps menggunakan smart contract untuk memastikan bahwa kedua pihak dalam transaksi menerima aset yang disepakati secara otomatis. Proses ini menghilangkan kebutuhan akan platform terpusat dan meningkatkan keamanan transaksi.
Wrapped Tokens
Token yang mewakili aset dari blockchain lain, seperti Wrapped Bitcoin (WBTC) di jaringan Ethereum. Wrapped tokens memungkinkan pengguna untuk menggunakan aset dari satu blockchain di ekosistem blockchain lainnya. Dengan konsep ini, aset dapat lebih fleksibel digunakan dalam berbagai aplikasi DeFi.
Sidechains
Blockchain sekunder yang berkomunikasi dengan blockchain utama untuk meningkatkan skalabilitas dan interoperabilitas. Sidechains sering digunakan untuk menjalankan transaksi dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan blockchain utama. Contoh proyek yang menggunakan sidechains adalah Polygon, yang beroperasi di atas Ethereum untuk menyediakan solusi skalabilitas.
Blockchain Bridges
Jembatan yang menghubungkan dua atau lebih blockchain untuk memungkinkan transfer aset dan informasi. Contoh populer dari teknologi ini adalah Avalanche Bridge dan Binance Smart Chain Bridge. Blockchain bridges memainkan peran penting dalam menghubungkan ekosistem blockchain yang berbeda agar dapat berbagi data dan likuiditas.
Interoperability Protocols
Protokol khusus seperti Inter-Blockchain Communication (IBC) dari Cosmos memungkinkan komunikasi langsung antara blockchain yang berbeda tanpa perlu pihak ketiga. Protokol ini bertujuan untuk menciptakan jaringan blockchain yang lebih terhubung dan efisien.
Tantangan dalam Cross-Chain
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, teknologi cross-chain masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keamanan, karena jembatan cross-chain sering menjadi target serangan peretas. Banyak kasus peretasan terjadi akibat celah keamanan dalam smart contract atau mekanisme bridging.
Selain itu, implementasi cross-chain cukup kompleks karena harus kompatibel dengan berbagai blockchain yang memiliki arsitektur dan protokol yang berbeda. Kesulitan ini membuat pengembang harus merancang sistem yang mampu menyatukan berbagai blockchain dalam satu ekosistem yang terintegrasi.
Standarisasi juga menjadi hambatan, karena tidak adanya standar universal dalam teknologi cross-chain. Saat ini, berbagai proyek blockchain mengembangkan solusi interoperabilitas mereka sendiri, yang sering kali tidak kompatibel satu sama lain.
Tantangan lainnya adalah kecepatan dan skalabilitas. Beberapa solusi cross-chain masih memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan transaksi, terutama jika harus melewati beberapa proses validasi yang memakan waktu. Oleh karena itu, pengembangan teknologi yang lebih efisien masih diperlukan untuk meningkatkan performa cross-chain.
Masa Depan Cross-Chain
Masa depan cross-chain sangat menjanjikan, terutama dengan meningkatnya permintaan akan interoperabilitas dalam ekosistem blockchain. Beberapa perkembangan yang dapat terjadi dalam teknologi cross-chain meliputi:
Standarisasi Protokol**
Upaya untuk menciptakan standar interoperabilitas yang lebih luas agar berbagai blockchain dapat dengan mudah terhubung.
Peningkatan Keamanan**
Pengembangan teknologi baru untuk meningkatkan keamanan dalam transaksi cross-chain, seperti mekanisme verifikasi yang lebih kuat.
Adopsi dalam Dunia Nyata**
Teknologi cross-chain tidak hanya digunakan dalam dunia kripto, tetapi juga dalam aplikasi finansial, supply chain, dan sektor lainnya.
Integrasi dengan AI dan DePIN**
Dengan semakin berkembangnya teknologi AI dan Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePIN), teknologi cross-chain dapat memainkan peran dalam menghubungkan berbagai ekosistem digital dan fisik.
Investasi Aman di Nanovest!
Dengan Nanovest, kamu dapat mengakses peluang investasi dan mendapatkan informasi terkini seputar saham dan aset digital dengan mudah. Platform ini memungkinkan kamu untuk selalu selangkah di depan dalam mengambil keputusan investasi. Jadi, ayo download Nanovest sekarang dan mulai investasi saham #AmanSamaNano.