Cut Loss

Cari tahu apa itu Cut Loss, waktu yang tepat untuk melakukan Cut Loss, serta perbedaan, kelebihan dan kekurangan Cut Loss dan Stop Loss hanya di Kamus Investasi Nanovest.

article author image

AjengOct 29, 2024

article cover image

Apa Itu Cut Loss?

Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, investor biasanya melakukan cut loss, yaitu menjual saham dalam keadaan rugi. Ini terjadi ketika saham yang mereka miliki mengalami penurunan harga secara tiba-tiba, dan dianggap tidak memiliki potensi untuk meningkat lagi.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), istilah cut loss digunakan untuk menggambarkan ketika seorang investor menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga pembeliannya, sehingga investor mengalami kerugian.

Dalam situasi seperti ini, investor akan mengambil tindakan cut loss, yaitu menjual saham tersebut dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya.

Cut loss dianggap sebagai bagian dari manajemen risiko, karena memungkinkan investor untuk menghindari kerugian yang lebih dalam. Meskipun harus mengantisipasi kerugian saat investasi saham, hal ini bukanlah jaminan untuk tidak mengalami kerugian.

Jika memilih untuk melakukan cut loss daripada mengikuti pergerakan harga saham, modal yang dimiliki mungkin malah habis. Oleh karena itu, cut loss harus dilakukan pada saat yang tepat.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Cut Loss?

Untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk cut loss, pertimbangan utama adalah situasi dan strategi investasi yang dipegang investor.

Kriteria profil risiko terletak pada sejauh mana seorang investor mampu menanggung kerugian yang akan memainkan peran penting dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan cut loss.

Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk melakukan cut loss tidak akan sama bagi setiap investor.

Berikut beberapa waktu yang tepat untuk melakukan cut loss, antara lain sebagai berikut.

1. Harga Aset Investasi Terus Menurun

Cut Loss dapat menjadi solusi untuk masalah ini jika harga aset investasi telah turun secara signifikan dari harga beli dan tidak ada indikasi bahwa harga akan segera naik. Namun, jika saham terus dibiarkan, investor dapat mengalami kerugian yang lebih besar.

2. Kerugian Telah Mencapai Batas

Beberapa investor menentukan waktu yang tepat untuk cut loss berdasarkan persentase kerugian dan level supportnya. Batas kerugian yang mereka tentukan berbeda tergantung pada preferensi risiko masing-masing investor. Jika sudah mencapai batas tersebut kerugian, segera lakukan cut loss.

3. Kinerja Fundamental Perusahaan yang Mengalami Perubahan

Perubahan penting seperti penurunan pendapatan, peningkatan utang, atau masalah lainnya yang menunjukkan bahwa kinerja emiten menurun dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan cut loss. Jika kinerja emiten menurun, hal ini berdampak pada penurunan harga saham.

4. Koreksi Pasar

Banyak faktor dapat memengaruhi koreksi ini, seperti masalah perekonomian dalam negeri, kerusuhan, krisis, dan sebagainya. Dalam mempertimbangkan cut loss, investor dapat meneliti terlebih dahulu apakah koreksi tersebut terjadi terus-menerus.

Perbedaan Cut Loss dan Stop Loss

Seorang investor atau trader akan melakukan stop loss dan cut loss untuk meminimalisir kerugian. Kedua strategi ini dilakukan dengan menjual saham atau aset investasi saat harga aset sedang jatuh di bawah harga beli.

Meskipun kedua upaya ini disebut sebagai merealisasikan kerugian, maksudnya adalah untuk meminimalkan kerugian saham yang signifikan. Pada dasarnya, kedua strategi ini digunakan oleh investor yang telah lama berada di Exchange untuk investasi dan trading yang wajar.

Jika investor atau trader melihat tanda-tanda aset terus turun, mereka dapat melakukan cut loss secara manual. Di sisi lain, mereka dapat melakukannya secara otomatis dengan memasang stop loss.

Perintah untuk melakukan cut loss melalui sistem aplikasi disebut stop loss. Setelah harga aset atau saham jatuh di titik tertentu, tanpa konfirmasi lagi dari pihak yang memasangnya, proses jual rugi akan dimulai.

Namun, eksekusi stop loss baru dapat terjadi di harga yang jatuh selanjutnya.

Oleh karena itu, perbedaan antara keduanya terletak pada cara eksekusi menjual rugi dilakukan.

Sehingga investor atau trader dapat memilih untuk menggunakan order stop loss atau cut loss. Karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan serta Kekurangan Cut Loss dan Stop Loss

Cut loss dan stop loss umumnya digunakan agar investor dan trader bisa disiplin dalam transaksi yang mereka lakukan.

Selain itu, keduanya penting untuk menghindari keterlibatan emosi dalam membuat keputusan ketika akan menjual aset.

Hal ini ditekankan karena trader memiliki intensitas transaksi menjual dan membeli yang lebih banyak, sehingga psikologi dan strategi mereka secara teratur diuji.

Jika investor atau trader tidak memasang stop loss, terdapat kemungkinan melewatkan harga aset terjun bebas. Mereka harus kecewa karena menjual dengan harga yang lebih rendah daripada yang mereka relakan.

Ini berlaku untuk investor dan position trader yang tidak mengawasi aset atau saham secara teratur.

Adapun keuntungan cut loss bersamaan dengan kekurangan stop loss. Dalam situasi harga aset yang merosot tajam, eksekusi stop loss baru dimulai pada jarak yang jauh dari harga yang sudah ditentukan.

Ketika harga aset naik setelah jatuh di bawah titik tertentu, stop loss juga dapat menyebabkan eksekusi yang salah. Jika saham yang dijual melalui order ini kemudian naik, investor pasti merugi.

Apabila ingin memulai berinvestasi serta mengimplementasikan pemahaman mengenai cut loss dan stop loss, sudah saatnya memilih platform investasi yang menyediakan beragam aset investasi pilihan.

Seperti Nanovest yang merupakan platform investasi pilihan dengan menyediakan lebih dari 2.000 saham US, 600 aset mata uang digital, dan emas digital.

Sebagai investor atau trader, kamu bisa mengelola portofolio dengan strategi diversifikasi agar potensi keuntungan menjadi besar.

Unduh aplikasi Nanovest sekarang juga!

Nanovest News v3.21.0