Downtrend

Cari tahu apa itu Downtrend, mulai dari definisi, tiga ciri umum, pola dalam downtrend, dan trading dalam downtrend hanya di Kamus Investasi Nanovest.

article author image

AjengNov 25, 2024

article cover image

Definisi Downtrend

Downtrend menggambarkan penurunan berkelanjutan dalam harga suatu aset atau secara keseluruhan di market. Kondisi ini ditandai dengan serangkaian harga terendah yang baru dan berturut-turut, berbeda dengan tren naik yang ditandai dengan serangkaian harga tertinggi baru.

Harga mungkin bergerak naik atau turun sesekali, tetapi downtrend ditandai dengan puncak dan lembah yang lebih rendah. Karena tren menurun menunjukkan sesuatu yang lebih dari serangkaian kekalahan acak, Analis Teknis memperhatikannya.

Sekuritas dalam tren menurun tampaknya lebih mungkin untuk terus turun hingga kondisi market berubah, yang menunjukkan bahwa downtrend menunjukkan kondisi yang secara substansial memburuk.

Peralihan dari tren bullish ke bearish umumnya tidak terjadi secara diskontinu. Sebelum perubahan tren terjadi, seringkali terdapat fase konsolidasi di mana pergerakan harga dalam tren bullish mulai kehilangan momentum.

Setelah fase konsolidasi, tren bearish akan mulai terbentuk dengan ditandai oleh serangkaian swing highs dan swing lows (peaks are even numberedtroughs are odd) yang semakin menurun.

Downtrend 1.webp

Tiga Ciri Umum Downtrend

Dinamika yang digambarkan dalam ilustrasi mencakup berbagai skenario perubahan tren dari bullish ke bearish. Meskipun setiap skenario memiliki karakteristik yang spesifik, terdapat tiga ciri umum yang dapat diidentifikasi dalam setiap transisi tren.

  1. Aksi harga jatuh di bawah palung terbaru.

  1. Pada puncak berikutnya gagal naik lebih tinggi dari sebelumnya.

  1. Tren penurunan meningkatkan kemungkinan kelanjutannya.

Tanda pertama adalah ketika tren mulai berbalik dari naik ke turun menandakan adanya pergeseran dalam keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Pada titik ini, tekanan jual lebih kuat daripada tekanan beli, yang mengindikasikan bahwa para pelaku pasar menilai harga aset saat ini tidak lagi berkelanjutan.

Tanda kedua adalah semakin banyak pelaku pasar yang memutuskan untuk mengurangi atau bahkan menjual kepemilikan mereka atas aset tersebut. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah penjual dan penurunan jumlah pembeli.

Tanda ketiga ialah adanya berita atau informasi baru yang mengkonfirmasi kekhawatiran para Investor yang ingin menjual aset mereka. Berita ini semakin mendorong banyak pembeli untuk mundur dan mendorong penjual untuk segera bertindak, baik untuk merealisasikan keuntungan atau membatasi kerugian.

Pola dalam Downtrend

Analis Teknikal seringkali mengamati pola-pola tertentu pada grafik harga untuk mengidentifikasi tren penurunan. Beberapa pola downtrend yang sering muncul antara lain sebagai berikut.

  1. Lower Highs

Munculnya serangkaian puncak yang lebih rendah menunjukkan bahwa setiap kali harga mencapai level tertinggi baru, level tersebut lebih rendah dibandingkan dengan puncak sebelumnya. Ini adalah karakteristik utama dari downtrend.

  1. Lower Lows

Selain lower highs, lembah yang lebih rendah menunjukkan bahwa setiap kali harga turun, lembah tersebut lebih dalam dibandingkan dengan lembah sebelumnya.

  1. Moving Averages

Investor  dapat menemukan downtrend dengan menggunakan moving averages, seperti moving average eksponensial atau sederhana. Ketika harga berada di bawah moving average selama periode tertentu, ini dapat menunjukkan adanya downtrend.

  1. Polynomial Regression Channel

Ini adalah alat analisis yang menggunakan garis regresi polinomial untuk menentukan kekuatan dan arah tren. Kanan regresi ini juga dapat membantu menemukan pola downtrend.

Trading dalam Downtrend

Mayoritas trader saham cenderung fokus pada strategi membeli rendah dan menjual tinggi, sehingga mereka lebih tertarik pada tren naik. Meskipun demikian, tren turun adalah bagian tak terhindarkan dari stocks marketTrader yang ingin memaksimalkan profit atau mengurangi risiko kerugian perlu mampu mengidentifikasi downtrend secepat mungkin.

Ketika market tren menunjukkan penurunan, para trader cenderung lebih hati-hati dalam membuka posisi baru untuk membeli. Keraguan ini semakin memperlemah permintaan dan memperkuat downtrend. Sebaliknya, trader yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi market melihat ini sebagai kesempatan untuk memanfaatkan momentum penurunan harga.

Short seller adalah trader yang bertaruh bahwa harga suatu aset akan turun. Mereka memulai dengan meminjam saham dari broker, lalu menjualnya di market.

Jika prediksi mereka benar dan harga saham turun, mereka kemudian membeli kembali saham tersebut dengan harga yang lebih rendah, mengembalikannya ke broker, dan mengantongi selisih harganya sebagai keuntungan.

Dengan menjual saham saat harga masih tinggi, penjual pendek sebenarnya menambah tekanan jual, yang pada gilirannya mempercepat penurunan harga.

Trader sering menggunakan rata-rata bergerak dan indikator seperti RSI atau ADX untuk mengkonfirmasi downtrend. Jika harga berada di bawah rata-rata bergerak dan indikator menunjukkan kekuatan downtrend, ini bisa menjadi sinyal untuk melakukan short position.

Setelah mengetahui downtrend mulai dari definisi, tiga ciri umum, pola, dan trading dalam downtrend, sudah saatnya untuk melakukan investasi agar dapat mengaplikasikan pemahaman kamu mengenai downtrend.

Nanovest menjadi platform investasi pilihan dengan jaminan keamanan terbaik dan sudah mendapatkan izin dari BAPPEBTI. Mulai dari Rp5000 saja sudah bisa berinvestasi dengan menyediakan lebih dari 2000 saham US, aset kripto, dan emas.

Unduh aplikasinya sekarang juga!

Nanovest News v3.22.0