Floating Stock

Cari tahu apa itu Floating Stock, faktor penyebab, dampak negatif, dan contohnya hanya di Kamus Investasi Nanovest.

article author image

KikiMay 21, 2025

article cover image

Apa Itu Floating Stock?

Floating Stock: Pengertian, Fungsi, dan Implikasinya dalam Investasi Saham

Pengertian Floating Stock

Floating stock merupakan jumlah saham perusahaan yang telah beredar dan dapat diperdagangkan secara bebas oleh publik di pasar saham. Ini merupakan bagian dari total saham yang diterbitkan perusahaan, tetapi tidak termasuk saham yang dimiliki oleh pihak dalam (insider), seperti pendiri, direksi, manajemen tingkat atas, dan pemegang saham institusional besar yang biasanya memegang saham dalam jangka panjang.

Dengan kata lain, floating stock menunjukkan seberapa banyak saham perusahaan yang benar-benar “tersedia” untuk dibeli dan dijual oleh investor di pasar saham. Ini menjadi indikator penting bagi investor dalam menilai likuiditas suatu saham.

Rumus Floating Stock

Untuk mengetahui jumlah floating stock, kita bisa menggunakan rumus sederhana:

Floating Stock = Total Saham Beredar - Saham Terkunci (Restricted Shares)

Contohnya, jika perusahaan XYZ memiliki 1 miliar saham yang beredar, tetapi 600 juta saham dimiliki oleh pendiri dan investor institusi besar yang tidak menjual saham mereka di pasar publik, maka floating stock-nya hanya 400 juta saham.

Mengapa Floating Stock Penting dalam Investasi?

Floating stock sangat penting karena memengaruhi volatilitas dan likuiditas saham:

  1. Likuiditas Saham**

    • Saham dengan floating stock tinggi cenderung lebih likuid, artinya mudah untuk dijual dan dibeli tanpa menyebabkan fluktuasi harga yang besar.

    • Sebaliknya, saham dengan floating stock rendah bisa membuat transaksi lebih sulit dan menyebabkan spread harga bid-ask menjadi lebih lebar.

  1. Volatilitas**

    • Saham dengan floating stock rendah lebih mudah mengalami fluktuasi harga yang ekstrem karena jumlah saham yang tersedia untuk diperdagangkan lebih sedikit. Bahkan sedikit perubahan dalam permintaan dan penawaran dapat memicu pergerakan harga yang signifikan.

    • Hal ini dapat dimanfaatkan oleh spekulan, tetapi meningkatkan risiko bagi investor jangka panjang.

  1. Pengaruh terhadap Strategi Investasi**

    • Investor institusional biasanya menghindari saham dengan floating stock rendah karena kesulitan masuk dan keluar dari posisi besar tanpa mengganggu harga pasar.

    • Sebaliknya, investor ritel atau trader aktif bisa melihat saham dengan floating stock kecil sebagai peluang untuk memanfaatkan pergerakan harga yang cepat.

Contoh Floating Stock di Dunia Nyata

Misalnya, perusahaan teknologi di Indonesia, PT ABC Tbk, memiliki total 10 miliar saham yang beredar. Dari jumlah tersebut, 7 miliar saham dimiliki oleh keluarga pendiri dan manajemen puncak yang tidak aktif memperdagangkan sahamnya. Maka floating stock perusahaan ini hanya 3 miliar saham.

Investor yang tertarik dengan saham PT ABC Tbk harus mempertimbangkan bahwa hanya 30% saham yang benar-benar bisa diperdagangkan di pasar, yang bisa berarti likuiditasnya lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang memiliki persentase floating stock lebih besar.

Perubahan Floating Stock

Floating stock tidak bersifat tetap; bisa berubah tergantung aksi korporasi seperti:

  • Stock split atau reverse split

  • Private placement atau penerbitan saham baru

  • Buyback saham oleh perusahaan

  • Pemegang saham besar menjual atau membeli saham secara signifikan

Perubahan tersebut bisa memengaruhi persepsi investor terhadap saham tersebut. Misalnya, jika manajemen melepas sebagian saham mereka ke publik, floating stock meningkat dan bisa memperbaiki likuiditas saham di pasar.

Floating stock merupakan indikator krusial dalam dunia investasi yang menggambarkan jumlah saham perusahaan yang siap diperdagangkan di pasar. Investor yang cerdas akan memperhatikan angka ini untuk mengevaluasi risiko likuiditas, potensi volatilitas, serta kemudahan untuk keluar masuk posisi.

Bagi trader aktif, saham dengan floating stock rendah bisa menawarkan peluang keuntungan cepat tetapi dengan risiko tinggi. Di sisi lain, investor jangka panjang cenderung merasa lebih nyaman dengan saham yang memiliki floating stock tinggi karena menawarkan stabilitas dan likuiditas yang lebih baik.

Memahami konsep ini dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi yang lebih cermat dan selaras dengan tingkat risiko yang dapat mereka terima.

Nanovest News v4.8.0