Inflasi

Cari tahu apa itu Inflasi, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest.

article author image

KikiOct 30, 2024

article cover image

Apa Itu Inflasi?

Inflasi adalah ketika harga barang dan jasa meningkat secara konsisten dalam jangka waktu tertentu. Ini berarti bahwa dengan tingkat inflasi yang tinggi, uang yang dimiliki oleh konsumen atau masyarakat akan memiliki daya beli yang lebih rendah seiring waktu.

Inflasi adalah fenomena yang umum dalam ekonomi dan memiliki dampak yang luas baik bagi konsumen, bisnis, maupun pemerintah. Ini berarti daya beli uang menurun karena konsumen harus membayar lebih untuk barang dan jasa yang sama dibandingkan periode sebelumnya.

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang umum dan dapat berdampak luas pada perekonomian serta kehidupan masyarakat.

Penyebab Inflasi

Inflasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  1. Demand-Pull Inflation (Inflasi Tarikan Permintaan)**: Terjadi ketika permintaan barang dan jasa meningkat lebih cepat dari kemampuan ekonomi untuk memproduksi atau menyediakan, sehingga mendorong harga naik.

Contohnya, ketika perekonomian tumbuh pesat dan tingkat pengangguran rendah, permintaan barang dan jasa meningkat, sehingga harga-harga ikut naik.

  1. Cost-Push Inflation (Inflasi Dorongan Biaya)**: Kenaikan biaya produksi, seperti bahan baku atau tenaga kerja, dapat menyebabkan jenis inflasi yang disebut Cost-Push Inflation atau Inflasi Dorongan Biaya.

Inflasi ini terjadi ketika produsen menghadapi peningkatan biaya dalam proses produksi dan memilih untuk menaikkan harga jual barang dan jasa mereka untuk mempertahankan profitabilitas.

Ketika produsen menghadapi biaya yang lebih tinggi, mereka sering kali menaikkan harga jual produk mereka untuk mempertahankan keuntungan.

  1. Imported Inflation (Inflasi Impor)**: Terjadi ketika harga barang impor meningkat, misalnya karena fluktuasi nilai tukar atau kenaikan harga bahan baku dari luar negeri. Ini menyebabkan biaya produksi dalam negeri meningkat, yang pada gilirannya menyebabkan harga produk naik di pasar domestik.

  1. Built-In Inflation (Inflasi yang Dibangun dalam Sistem)**: Inflasi ini terjadi karena adanya ekspektasi bahwa harga akan terus naik. Misalnya, pekerja mungkin menuntut upah yang lebih tinggi karena mengantisipasi kenaikan biaya hidup, dan kenaikan upah ini pada akhirnya membuat harga barang dan jasa naik.

Pengukuran Inflasi

Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga, yang mencerminkan perubahan harga dari waktu ke waktu untuk suatu kelompok barang dan jasa. Berikut adalah beberapa indeks harga yang umum digunakan untuk mengukur inflasi:

Indeks Harga Konsumen (IHK): Mengukur perubahan harga dari sekeranjang barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

Indeks Harga Produsen (IHP): Mengukur perubahan harga pada tingkat produsen atau pabrik, yang bisa menjadi indikator awal bagi inflasi konsumen.

Angka inflasi diperoleh dengan membandingkan indeks harga ini dari waktu ke waktu, misalnya secara bulanan atau tahunan.

Dampak Inflasi

  1. Penurunan Daya Beli**

Karena harga barang dan jasa naik akibat inflasi, daya beli konsumen menurun. Artinya, uang yang dimiliki konsumen menjadi kurang bernilai atau tidak mampu membeli sebanyak sebelumnya.

Ini adalah salah satu dampak langsung dari inflasi yang memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.

  1. Pengaruh pada Tabungan dan Investasi**

Inflasi mengurangi nilai riil uang yang disimpan atau diinvestasikan, sehingga jika tingkat inflasi lebih tinggi dari imbal hasil investasi, daya beli dari tabungan atau investasi tersebut akan berkurang.

  1. Mendorong Konsumsi dan Investasi**

Dalam jumlah yang moderat, inflasi dapat mendorong konsumsi dan investasi karena orang lebih memilih membelanjakan atau menginvestasikan uang daripada menyimpannya.

  1. Ketidakpastian Ekonomi**

Inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi) dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi yang besar, merusak kepercayaan pada mata uang, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Inflasi yang Terkendali vs. Hiperinflasi

Inflasi yang terkendali biasanya menunjukkan ekonomi yang sehat dan dapat didorong oleh pertumbuhan permintaan yang alami. Namun, ketika inflasi tidak terkendali dan melonjak drastis, ini disebut hiperinflasi dan bisa menyebabkan kehancuran ekonomi, di mana harga-harga naik sangat cepat dan uang kehilangan nilainya.

Bagaimana Inflasi Dikendalikan?

Bank sentral, seperti Bank Indonesia, menggunakan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi, misalnya dengan mengatur suku bunga. Ketika inflasi terlalu tinggi, bank sentral dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi permintaan barang dan jasa, sehingga harga lebih stabil.

Selain itu, pemerintah bisa menerapkan kebijakan fiskal, seperti subsidi atau pengendalian harga, untuk menjaga stabilitas harga barang pokok.

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat. Dalam batas tertentu, inflasi yang terkendali menandakan ekonomi yang tumbuh. Namun, inflasi yang tidak terkendali dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi dan merusak daya beli.

Yuk, mulai investasi di Nanovest! Dengan modal mulai dari Rp5.000, kamu bisa pilih dari lebih dari 2.000 saham AS, berbagai aset kripto, dan emas digital untuk berinvestasi. Semuanya dijamin #AmanSamaNano, jadi kamu bisa tenang dan fokus mengembangkan portofoliomu. Download sekarang dan mulai perjalanan investasimu dengan Nanovest!

Nanovest News v3.23.0