Risk tolaracnce
Cari tahu apa itu Risk tolaracnce, fungsi, contoh, cara kerja dan berbagai hal lainnya yang saling berkaitan hanya di Kamus Investasi Nanovest.

Kiki • Mar 19, 2025

Apa itu Risk Tolerance?
Dalam dunia investasi, risk tolerance adalah kemampuan atau tingkat kenyamanan seseorang dalam menghadapi risiko kerugian yang mungkin terjadi saat berinvestasi. Setiap orang memiliki toleransi risiko yang berbeda, tergantung pada faktor seperti usia, tujuan keuangan, pendapatan, dan pengalaman investasi.
Risk tolerance membantu investor menentukan jenis investasi yang paling sesuai dengan karakteristik mereka. Misalnya, investor dengan toleransi risiko tinggi cenderung memilih instrumen investasi seperti saham atau kripto yang menawarkan potensi imbal hasil besar, meskipun dengan risiko yang lebih tinggi.
Sebaliknya, investor dengan toleransi risiko rendah lebih mengutamakan keamanan dan kestabilan dalam investasi. Instrumen seperti obligasi, deposito, atau reksa dana pasar uang menjadi pilihan utama karena menawarkan risiko yang lebih kecil, meskipun dengan imbal hasil yang lebih terbatas.
Dengan memahami risk tolerance, investor dapat mengelola portofolio investasi mereka secara lebih bijak, menciptakan keseimbangan antara potensi keuntungan dan tingkat kenyamanan dalam menghadapi risiko pasar.
Fungsi Risk Tolerance
1. Membantu Membuat Strategi dan Keputusan
Dengan memahami toleransi risiko, kamu dapat menyusun strategi investasi yang lebih efektif. Hal ini memungkinkan mereka memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan tingkat kenyamanan kamu, sehingga keputusan investasi menjadi lebih terarah dan tidak impulsif.
2. Meminimalkan Risiko
Risk tolerance membantu kamu mengenali batasan, sehingga kamu terhindar dari pengambilan risiko yang melebihi kapasitas yang dapat ditanggung. Hal ini penting untuk menghindari kerugian besar yang bisa mengancam kondisi finansial.
Jenis-Jenis Risk Tolerance
1. Agresif
Investor dengan toleransi risiko agresif bersedia mengambil risiko tinggi untuk mengejar imbal hasil yang besar. Mereka cenderung berinvestasi pada instrumen dengan volatilitas tinggi seperti aset kripto.
2. Sedang
Investor dengan toleransi risiko sedang mencari keseimbangan antara risiko dan keuntungan. Mereka cenderung berinvestasi pada portofolio campuran, seperti saham dividen, obligasi, dan reksa dana yang memberikan stabilitas dan pertumbuhan moderat.
3. Konservatif
Investor konservatif memiliki toleransi risiko rendah. Mereka cenderung memilih investasi yang lebih aman seperti deposito, emas, atau obligasi pemerintah. Fokus mereka adalah melindungi modal daripada mengejar imbal hasil besar.