Microsoft Uji Hasil Investasi AI di Tengah Ancaman Tarif

Laporan Q3 Microsoft dinanti oleh market. Fokus pada performa Azure AI dan dampak kebijakan tarif Trump terhadap belanja korporasi global.

article author image

AjengApr 30, 2025

article cover image

Microsoft dijadwalkan merilis laporan keuangan kuartal ketiga setelah penutupan market hari ini, dengan fokus tajam dari Wall Street terhadap satu hal utama: apakah investasi besar-besaran perusahaan di sektor kecerdasan buatan mulai menunjukkan hasil?

Namun, ketegangan tambahan muncul dari ketidakpastian ekonomi pasca pengumuman “Liberation Day Tariffs” oleh Presiden Donald Trump yang menimbulkan kekhawatiran belanja korporasi akan melambat.

Perusahaan diperkirakan akan mencatat laba per saham (EPS) sebesar $3.21 dari pendapatan sebesar $68.4 miliar, naik dari $2.94 dan $61.8 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menurut estimasi konsensus Bloomberg.

Namun, Analis Wedbush, Dan Ives, memperingatkan bahwa 10–15% proyek AI dan cloud yang tengah dipantau kemungkinan akan tertunda akibat tekanan geopolitik dan ketidakpastian fiskal. Microsoft, sebagai pemain utama, berada dalam sorotan pada masa transisi ini.

Perlambatan Pembangunan AI dan Tekanan Kapasitas

Sebagai bagian dari penghematan, Microsoft dilaporkan membatalkan sejumlah kontrak sewa pusat data dan memperlambat beberapa proyek AI tahap awal.

Presiden Microsoft Cloud Operations and Innovation, Noelle Walsh, mengonfirmasi penyesuaian strategi ini melalui unggahan di LinkedIn.

Tekanan juga datang dari sisi permintaan. Microsoft mengakui kapasitas layanan AI belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan secara penuh, menunjukkan adanya batasan infrastruktur di tengah lonjakan permintaan global.

Pertumbuhan Melambat, Tapi AI Dorong Azure

Segmen cloud komersial diproyeksikan menghasilkan $42.2 miliar, naik dari $35.1 miliar tahun lalu. Azure, andalan Microsoft di ranah cloud dan AI diharapkan tumbuh 30.9%, sedikit menurun dari 35% pada Q3 2024.

Meski begitu, kontribusi AI terhadap pendapatan Azure diperkirakan melonjak 15.6% secara kuartalan — kenaikan terbesar sejak Q2 2024.

Sementara itu, unit Productivity and Business Processes diprediksi tumbuh 9.8% menjadi $29.6 miliar, dan segmen More Personal Computing — yang mencakup lisensi Windows, game, dan pencarian — diperkirakan hanya naik tipis menjadi $12.6 miliar.

Microsoft juga akan mengakhiri dukungan Windows 10 pada Oktober 2025. Analis memperkirakan ini akan memicu siklus pembelian PC baru, mendorong adopsi Windows 11 dan mendorong penjualan di segmen tersebut.

Outlook Dipantau Ketat, Tarik Ulur Antara Optimisme dan Kehati-hatian

Dengan rival seperti Google memberikan panduan optimis dan Intel justru mengecewakan pasar, investor berharap Microsoft memberikan arahan keuangan yang realistis namun tetap menjanjikan.

Analis Jefferies Brent Thill memperkirakan perusahaan mungkin akan menyematkan "konservatisme ekstra" dalam panduan kuartal keempat sebagai langkah mitigasi atas risiko tarif dan fluktuasi makroekonomi.

Saham Microsoft saat ini turun 7% sejak awal tahun dan melemah 3% dalam 12 bulan terakhir.

Dengan hasil pendapatan kuartalan dan panduan masa depan yang akan segera diumumkan, para investor kini menunggu apakah Microsoft bisa memberikan bukti nyata bahwa investasi AI-nya bukan sekadar janji — melainkan awal dari pertumbuhan berkelanjutan di tengah ketidakpastian global.

Nanovest News v4.8.0