Larangan Pembelian Chip oleh Tiongkok Akibatkan Saham Nvidia Tertekan?

Tegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok terus membebani Nvidia. Saham turun 2,8% saat Tiongkok mendorong pembelian chip lokal

article author image

MOct 1, 2024

article cover image

Saham Nvidia (NVDA) mengalami penurunan hingga 2,8% dalam perdagangan prapasar pada hari Senin (30/9/2024), setelah kabar bahwa regulator Tiongkok diduga mendorong perusahaan-perusahaan lokal untuk menghindari pembelian chip kecerdasan buatan (AI) dari Nvidia.

Meskipun saham sempat mengurangi kerugiannya, tetap terpantau turun 1,4% menjadi sekitar $120 pada pembukaan pasar. Laporan dari Bloomberg pada Jumat lalu mengungkapkan bahwa Beijing mengarahkan perusahaan-perusahaan lokal untuk lebih memilih chip buatan dalam negeri di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Tekanan ini datang di tengah upaya AS yang terus memperketat kontrol ekspor terhadap chip AI ke Tiongkok sejak akhir 2022, dalam upaya untuk menghambat kemajuan teknologi Tiongkok dalam "perlombaan senjata AI."

Bagi Nvidia, dampaknya cukup signifikan, karena penjualan ke Tiongkok menyumbang sekitar 14% dari pendapatan pusat datanya selama tahun fiskal yang berakhir 28 Januari 2024, turun dari 19% pada tahun sebelumnya.

Chip AI Nvidia Terus Berjuang di Tengah Hambatan Ekspor

Nvidia berusaha mengatasi pembatasan ini dengan mengembangkan versi khusus chip untuk pasar Tiongkok, yang sesuai dengan peraturan ekspor yang lebih ketat. Salah satu produk baru yang diluncurkan untuk pasar Tiongkok, chip “H20” Hopper, diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sebesar $12 miliar tahun ini.

Selain itu, Nvidia juga tengah bersiap untuk meluncurkan versi terbaru dari chip Blackwell, yang disebut "B20" untuk Tiongkok, meskipun tanggal rilisnya belum ditentukan.

Di sisi lain, pasar gelap untuk chip Nvidia di Tiongkok dilaporkan terus berkembang, dengan penjualan di Tiongkok mulai pulih dalam beberapa kuartal terakhir.

Menurut perkiraan Bloomberg, pendapatan dari penjualan di Tiongkok pada kuartal yang berakhir 28 Juli mencapai $3,7 miliar, naik 33,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Saham Nvidia sendiri telah naik 144% sejak awal tahun ini.

Dampak pada Pasar dan Proyeksi Masa Depan

Selain Nvidia, indeks semikonduktor PHLX (^SOX) juga turun 1,2% pada Senin pagi. Beberapa rival Nvidia juga ikut terdampak, seperti saham Advanced Micro Devices (AMD) yang turun 0,6% dan Intel (INTC) yang jatuh hampir 2%. Sementara itu, produsen chip memori dan mitra Nvidia, Micron (MU), mengalami penurunan 3,4%.

Gil Luria, analis senior di D.A. Davidson, mengingatkan bahwa jika AS semakin ketat dalam memberlakukan pembatasan ekspor chip ke Tiongkok dan Tiongkok semakin ketat dalam mengawasi perusahaan lokalnya, dampaknya bisa sangat merugikan Nvidia.

Meski demikian, para analis tetap optimis terhadap Nvidia. Sekitar 90% analis Wall Street masih merekomendasikan pembelian saham ini dan memproyeksikan harga saham bisa naik hingga $147,61 dalam 12 bulan ke depan, menurut konsensus Bloomberg. CEO Moor Insights & Strategy, Patrick Moorhead, mengatakan, "Kecuali ekonomi runtuh atau kita terlibat perang, Nvidia masih kuat untuk 12 bulan ke depan."

Daniel Newman, CEO Futurum Group, juga menyatakan ada "optimisme kuat" dari para pemimpin di sektor semikonduktor meskipun volatilitas di pasar, terutama setelah pemecahan saham Nvidia dengan rasio 10-for-1 pada bulan Juni lalu.

Meskipun Nvidia menghadapi tantangan signifikan terkait ketegangan perdagangan dengan Tiongkok dan ketatnya kontrol ekspor, optimisme di kalangan analis tetap tinggi. Pengembangan chip khusus untuk pasar Tiongkok dan upaya perusahaan untuk mengatasi kendala peraturan dapat memberikan ruang bagi Nvidia untuk terus tumbuh.

Nanovest News v3.23.0