Menanti Nvidia GTC 2025: Inovasi Terbaru yang Akan Diperkenalkan

Nvidia (NVDA) memulai konferensi GTC tahunannya pada tanggal 18 Maret dengan pidato utama dari CEO Jensen Huang dari SAP Center di San Jose, California.

Acara yang berlangsung hingga 21 Maret ini akan menampilkan lokakarya dan pelatihan bagi para developers dan engineers, panel dan diskusi yang berkaitan dengan AI dan robotika, serta pameran dari berbagai perusahaan yang memamerkan bagaimana mereka menggunakan produk Nvidia di dunia nyata.

Huang diperkirakan akan meluncurkan chip AI andalan terbaru perusahaan: Blackwell Ultra. Sebuah versi peningkatan dari chip Blackwell Nvidia yang sudah ada, Blackwell Ultra akan mendapatkan peningkatan performa dibandingkan chip tahun lalu untuk lebih mempercepat pelatihan dan menjalankan model AI.

Kita juga harus mempelajari lebih lanjut tentang platform GPU generasi berikutnya dari Nvidia, yang dijuluki Rubin, dan penerus lini CPU Grace, Vera.

Superchip gabungan ini akan dinamakan Vera Rubin, yang diambil dari nama Astronom Amerika, dan akan menggantikan superchip Grace Blackwell saat ini di puncak hirarki prosesor AI Nvidia.

Selama panggilan pendapatan kuartal keempat Nvidia, Huang bercanda bahwa dia juga akan membahas tindak lanjut dari Rubin.

Nvidia, seperti kebanyakan perusahaan chip lainnya, dikenal karena memberikan gambaran luas tentang roadmap-nya untuk membantu customers dan developers mempersiapkan produk yang akan datang.

Selain chip masa depan Nvidia, Huang akan membahas pembaruan perangkat lunak terbaru perusahaan seputar platform CUDA, teknologi simulasi, dan masih banyak lagi. Pada acara tahun lalu, Haung membicarakan upaya perangkat lunak Nvidia seputar robot humanoid.

Dan dengan perusahaan yang akan menyelenggarakan panel yang didedikasikan untuk topik ini, Anda dapat mengharapkan CEO untuk memberikan lebih banyak rincian tentang dorongan Nvidia ke dalam perlombaan robotika humanoid.

Perusahaan ini juga akan menjadi tuan rumah Quantum Day pertamanya selama GTC, yang akan mencakup diskusi panel antara Huang dan para eksekutif dari perusahaan-perusahaan komputasi kuantum termasuk Alice & Bob, D-Wave (QBTS), IonQ (IONQ), Rigetti (RGTI), dan SEEQC.

Huang membuat heboh pada bulan Januari ketika ia mengatakan bahwa komputer kuantum praktis masih 15 hingga 30 tahun lagi untuk menjadi kenyataan, dan membuat saham-saham komputasi kuantum turun.

Amazon (AMZN), Microsoft (MSFT), dan Google (GOOG, GOOGL) masing-masing mengumumkan chip komputasi kuantum mereka sendiri selama beberapa bulan terakhir, yang mendorong peningkatan minat terhadap teknologi ini.

CEO Google, Sundar Pichai, mengatakan bahwa komputer kuantum yang praktis mungkin akan hadir dalam waktu lima hingga 10 tahun lagi.

Memprediksi kapan teknologi masa depan akan mencapai kematangan adalah sebuah latihan yang penuh tantangan, dan bahkan para ilmuwan komputasi kuantum pun bingung kapan komputer kuantum akan benar-benar berguna.

Namun, percakapan antara Huang dan para pemimpin di perusahaan kuantum seharusnya terbukti menarik.

Nvidia sedang menghadapi sejumlah masalah mulai dari kekhawatiran akan potensi tarif semikonduktor yang diimpor ke AS, hingga kontrol ekspor tambahan pada GPU yang ditujukan ke China.

Lalu ada kemunculan model AI R-1 DeepSeek, yang menurut perusahaan China itu dilatih menggunakan chip Nvidia yang tidak terlalu kuat.

Hal ini telah memicu kekhawatiran Wall Street atas pengeluaran AI dan pengembalian investasi besar dalam teknologi tersebut oleh perusahaan-perusahaan termasuk Microsoft, Amazon, Google, dan Meta.

Saham Nvidia turun 13% dari tahun ke tahun pada hari Kamis. Namun, harga saham perusahaan naik 28% selama 12 bulan terakhir.

Namun, Huang telah menepis kekhawatiran tersebut, dengan mengatakan bahwa model AI “thinking” seperti DeepSeek, memberikan respons yang lebih baik terhadap pertanyaan pengguna saat dijalankan dengan chip yang lebih kuat.

Kemungkinan besar CEO akan menyampaikan pemikirannya tentang topik ini selama pidato utamanya.