Michael Barr Mundur: Sorotan pada "Operation Chokepoint 2.0" dan Dampaknya pada Kripto
Michael Barr mundur dari Federal Reserve, memicu sorotan pada dugaan keterlibatannya dalam "Operation Chokepoint 2.0" dan dampaknya pada industri kripto di AS.
Muhammad • Jan 7, 2025
Michael Barr, Wakil Ketua Pengawasan di Federal Reserve Amerika Serikat, akan mengundurkan diri dari jabatannya, sebuah langkah yang dianggap terkait dengan “Operation Chokepoint 2.0” dugaan upaya federal untuk memutus akses perusahaan kripto ke layanan perbankan.
Pengunduran diri Barr akan berlaku efektif pada 28 Februari 2025, atau lebih cepat jika penggantinya telah ditunjuk. Hal ini disampaikan dalam surat tertanggal 6 Januari yang ditujukan kepada Presiden AS, Joe Biden. Namun, Barr akan tetap menjabat sebagai anggota Dewan Gubernur Federal Reserve.
Dugaan Keterlibatan dalam Operation Chokepoint 2.0
Beberapa eksekutif industri kripto menganggap Barr sebagai salah satu alasan utama mengapa banyak bank di AS enggan memberikan layanan kepada perusahaan kripto. Hal ini terutama muncul setelah pidatonya pada 9 Maret 2023, di mana ia mengungkapkan pandangan Federal Reserve terkait aset kripto:
“Kami mungkin menganggapnya tidak aman dan tidak sehat bagi bank untuk secara langsung memiliki aset kripto dalam neraca mereka.”
Pengunduran diri Barr disambut baik oleh beberapa pihak di komunitas kripto. Senator AS Cynthia Lummis, dalam unggahan di X pada 6 Januari, menyebut Barr telah gagal menjalankan tugasnya sebagai Wakil Ketua Pengawasan, mendukung Operation Chokepoint 2.0, dan merugikan industri aset digital di Wyoming.
Caitlin Long, CEO Custodia Bank, dalam unggahan yang sama, menyebut Barr sebagai “DEBANKER-IN-CHIEF” di The Fed dan salah satu arsitek Operation Chokepoint 2.0.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh Nic Carter, mitra di Castle Island Ventures, yang mencatat bahwa lebih dari setengah pemimpin dalam rezim ini telah mengundurkan diri, kalah dalam pemilihan, atau mengumumkan rencana mundur saat pemerintahan Biden bersiap menyerahkan kekuasaan ke administrasi Trump yang baru.
Beberapa nama yang disebut Carter termasuk Ketua FDIC Martin Gruenberg, Ketua SEC Gary Gensler, dan Senator AS Sherrod Brown. Namun, Senator Elizabeth Warren, anggota Dewan Federal Reserve Michael Gibson, dan Nellie Lang (Wakil Menteri Keuangan untuk Keuangan Domestik) masih bertahan.
Meskipun begitu, Barr, yang pernah menjadi penasihat di perusahaan blockchain Ripple, mendorong regulasi stablecoin yang bertanggung jawab sesuatu yang dianggap penting untuk adopsi kripto di AS. Ia juga mengawasi penelitian Federal Reserve terkait mata uang digital bank sentral (CBDC).
Investigasi Coinbase dan Upaya Mengungkap Operation Chokepoint 2.0
Meski belum ada konfirmasi resmi bahwa pemerintah AS mencoba menekan industri kripto, pengadilan baru-baru ini mengizinkan Coinbase untuk mengakses dokumen FDIC yang tidak disunting guna menyelidiki perannya dalam Operation Chokepoint 2.0.
“[Ada] upaya terkoordinasi untuk menghentikan berbagai aktivitas kripto mulai dari transaksi BTC dasar hingga penawaran yang lebih kompleks,” jelas Kepala Bagian Hukum Coinbase, Paul Grewal, setelah meninjau dokumen tersebut.
Mantan jaksa federal dan pendukung kripto, John Deaton, menawarkan diri untuk memimpin investigasi Operation Chokepoint 2.0 di bawah administrasi Trump yang baru.
“Jika tindakan ini tidak ditantang, ini menciptakan preseden berbahaya di mana badan regulasi dapat diam-diam menekan seluruh industri yang mereka tidak sukai, sehingga menghambat inovasi, persaingan, dan peluang ekonomi,” kata Deaton dalam unggahan di X pada 4 Januari.
Michael Barr diangkat menjadi Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve pada Juli 2022, posisi yang dibentuk setelah Krisis Keuangan Global untuk memastikan tanggung jawab, transparansi, dan pengawasan dalam sistem keuangan.