S&P 500 Menguat Didorong oleh Kenaikan Saham Chip Akibat Lonjakan Permintaan AI

S&P 500 dan Nasdaq ditutup menguat, didorong oleh lonjakan saham semikonduktor setelah Foxconn melaporkan rekor pendapatan karena permintaan AI meningkat.

article author image

AjengJan 7, 2025

article cover image

Indeks ekuitas utama AS bervariasi pada awal minggu penuh pertama tahun 2025, yang akan mencakup satu hari libur dari perdagangan pada hari Kamis untuk mengenang Mantan Presiden AS Jimmy Carter, diikuti oleh rilis laporan pekerjaan bulan Desember yang diharapkan pada hari Jumat pagi.

Indeks S&P 500 naik 0.6%, sementara indikasi optimis permintaan semikonduktor membantu mengangkat Nasdaq yang sarat dengan teknologi sebesar 1,2%.

Setelah di trading di wilayah positif hampir sepanjang hari, Dow melemah pada sore hari untuk mengakhiri sesi Senin dengan penurunan kecil kurang dari 0,1%.

Produsen teknologi yang berbasis di Taiwan, Foxconn, membukukan rekor pendapatan untuk kuartal keempat, mengutip permintaan yang kuat untuk server kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Laporan ini membantu mendorong saham perusahaan-perusahaan di seluruh industri semikonduktor, termasuk raksasa chip AI dan pelanggan utama Foxconn yakni Nvidia (NVDA), yang sahamnya naik 3.4%.

Saham spesialis solusi memori Micron Technology (MU), yang teknologinya tergabung dalam platform Blackwell AI generasi berikutnya dari Nvidia, melonjak hingga 10.5%, mencatat kinerja terkuat hari Senin di S&P 500.

Perusahaan-perusahaan lain diuntungkan oleh gelombang optimisme server AI.

Saham produsen server Super Micro Computer (SMCI) melonjak 9.4% menyusul komentar positif dari Lynx Equity.

Para Analis memperkirakan pidato utama hari ini oleh Nvidia di konferensi CES akan mencakup pembaruan pada iterasi terbaru dari chip AI Blackwell, yang dapat berfungsi sebagai katalisator untuk Supermicro, mengingat peran kunci unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia di server tercanggih Perusahaan.

Saham produsen peralatan pengujian elektronik Teradyne (TER) melonjak 7.2% setelah Northland Securities meningkatkan saham ini menjadi “outperform”, dan menaikkan target harganya.

Para Analis meyakini bahwa Teradyne memiliki posisi yang baik untuk meraih pangsa pasar di sektor ini, karena perusahaan-perusahaan cloud komputasi menggunakan platform pengujian Perusahaan ini untuk mendesain application specific integrated circuits (ASIC).

Northland juga mengindikasikan bahwa transisi teknologi yang sedang berlangsung di industri semikonduktor dapat meningkatkan permintaan untuk penguji Teradyne.

Saham Axon Enterprise (AXON) mengalami penurunan terbesar di antara saham S&P 500 pada hari Senin sebesar 5.1% ke level terendah, sejak produsen Taser dan peralatan penegakan hukum lainnya ini membukukan penjualan dan laba kuartalan yang lebih kuat dari perkiraan pada awal November.

Terlepas dari penurunan hari ini, saham Axon telah meningkat lebih dari dua kali lipat nilainya selama setahun terakhir, didorong oleh antusiasme terhadap solusi AI dan anggaran teknologi yang besar di antara Departemen Kepolisian.

Saham Perusahaan pembuat perangkat lunak analisis data, Palantir Technologies (PLTR), juga merosot hingga 5% karena Morgan Stanley mengembalikan cakupan pada saham ini dengan peringkat “underweight”.

Meskipun para Analis mengakui lintasan Palantir yang kuat, mereka menyarankan kesuksesan Perusahaan lebih dari sekadar valuasi saat ini setelah sahamnya meroket pada tahun 2024, menjadikannya pemain teratas S&P 500 tahun lalu.

Saham Essex Property Trust (ESS) turun 4% karena Analis Mizuho memangkas target harga mereka pada real estate investment trust (REIT).

Dengan konsentrasi pada kompleks multi family apartment di Pantai Barat, Essex menghadapi tantangan terkait pergeseran lapangan kerja dan dinamika penyewaan di pasar intinya, terutama di daerah yang didominasi teknologi di California Utara.

Saham T-Mobile US (TMUS) turun 3.1% setelah Wells Fargo dan RBC menurunkan peringkat saham operator nirkabel ini dan menurunkan target harga mereka. Para Analis menunjukkan kekhawatiran tentang valuasi T-Mobile dan potensi perlambatan pertumbuhan selama tahun 2025, yang mencerminkan penurunan pendapatan grosir.

Nanovest News v3.23.0