Volume Perdagangan USDC Melonjak 48% di Bulan Juli, Didorong Oleh Pertumbuhan Pasar dan MiCA
Kapitalisasi pasar stablecoin meningkat 2,1% menjadi $164 miliar di bulan Juli, level tertinggi sejak April 2022.
Albert • Aug 1, 2024
Volume perdagangan stablecoin Circle mengalami lonjakan signifikan pada bulan Juli. Hal ini didorong oleh peningkatan aliran dana ke pasar dan diperkenalkannya peraturan baru di Eropa yang mengatur aset digital. Berdasarkan laporan CCData tanggal 31 Juli, volume perdagangan pasangan USD Coin (USDC) di bursa terpusat mencapai angka $135 miliar hingga tanggal 25 Juli. Selama periode ini, kapitalisasi pasar USDC meningkat sebesar 5,4%, mencapai $33,6 miliar.
Penerapan regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) oleh Uni Eropa pada 1 Juli menjadi momen penting bagi Circle, yang menjadi penerbit stablecoin pertama yang mendapatkan persetujuan dari regulator di wilayah tersebut. MiCA adalah kerangka regulasi yang bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan melindungi konsumen dalam ekosistem kripto di Uni Eropa.
Di sisi lain, Tether (USDT) juga menunjukkan pertumbuhan, meskipun pada laju yang lebih lambat dibandingkan USDC. Tether berhasil mencatatkan peningkatan kapitalisasi pasar selama 11 bulan berturut-turut, mencapai angka $114 miliar. Pada bulan Juli, kapitalisasi pasar USDT naik sebesar 1,6%. Menurut data dari DefiLlama, USDT masih mempertahankan posisi dominan di pasar stablecoin dengan pangsa pasar hampir 70%.
Pada 31 Juli, Tether melaporkan pencapaian laba yang memecahkan rekor, yakni sebesar $5,2 miliar dalam paruh pertama tahun 2024. Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar stablecoin mengalami peningkatan 2,1% selama bulan Juli, mencapai $164 miliar, yang merupakan level tertinggi sejak April 2022. Namun demikian, volume perdagangan di bursa terpusat mengalami penurunan sebesar 8,4%, menjadi $795 miliar pada 25 Juli, menandai penurunan selama empat bulan berturut-turut.
Menjelang penerapan aturan baru pada 30 Juni, beberapa bursa kripto di Eropa memutuskan untuk menghapus stablecoin dari daftar perdagangan mereka. Berdasarkan regulasi baru ini, penerbit stablecoin, baik yang berbasis aset (ARTs) maupun uang elektronik (EMTs), diharuskan berbasis di Uni Eropa, menginformasikan kepada otoritas terkait, dan menyampaikan dokumen resmi untuk mendapatkan persetujuan.
Selain itu, stablecoin besar mungkin akan tunduk pada regulasi yang lebih ketat, termasuk pembatasan transaksi harian dan kewajiban untuk menjaga 60% cadangan dalam bentuk simpanan tunai di beberapa bank.
Paolo Ardoino, CEO Tether, dalam wawancara pada bulan Mei, menyatakan bahwa sangat sedikit bank di Eropa yang bersedia bekerja sama dengan bisnis stablecoin, membuatnya sulit untuk mendapatkan dukungan perbankan yang memadai.