Durov Nonaktifkan Fitur Geolokasi Pribadi di Telegram

Pavel Durov nonaktifkan fitur geolokasi pribadi di Telegram, respons atas isu keamanan.

article author image

KikiSep 17, 2024

article cover image

Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengumumkan langkah drastis untuk memperketat keamanan di platformnya. Pada 6 September, Durov mengungkapkan bahwa Telegram akan memotong beberapa fitur, termasuk media unggahan di blog "Telegraph" dan menonaktifkan fitur "People Nearby."

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan terhadap Telegram atas dugaan penyalahgunaan platform tersebut oleh segelintir pengguna untuk aktivitas ilegal.

Alasan di Balik Penonaktifan Fitur

Dalam pernyataannya, Durov menyebut bahwa fitur unggahan media di platform "Telegraph" telah disalahgunakan oleh sejumlah kecil pengguna. Meskipun mayoritas komunitas Telegram memanfaatkan fitur ini dengan benar, "0,001% yang terlibat dalam aktivitas ilegal" dianggap menimbulkan risiko besar bagi pengguna yang taat hukum.

Durov menekankan bahwa fitur geolokasi pribadi juga akan dihapus, dan sebagai gantinya, opsi “businesses nearby” akan diperkenalkan. Menurut Durov, fitur geolokasi pribadi hanya digunakan oleh sebagian kecil pengguna Telegram.

Keputusan ini adalah bagian dari upaya Telegram untuk memperbaiki citranya yang sering dikritik terkait kebijakan moderasi kontennya. “Tahun ini, kami berkomitmen untuk mengubah moderasi di Telegram dari area kritik menjadi salah satu pujian,” ujar Durov.

Tuduhan dan Kontroversi di Balik Layar

Pengumuman ini muncul setelah Telegram dan pendirinya, Pavel Durov, menghadapi berbagai tuduhan serius dari otoritas Prancis. Pada 28 Agustus 2024, jaksa Prancis menuduh Durov dan Telegram terlibat dalam penyebaran materi pelecehan anak dengan tidak memberlakukan kebijakan moderasi konten yang lebih ketat.

Durov bahkan didakwa dengan tuduhan pencucian uang, keterlibatan dalam organisasi kriminal, dan penyediaan layanan "kriptologi" tanpa lisensi yang sesuai.

Pada Maret 2024, pihak berwenang Prancis mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Pavel Durov dan saudaranya, Nikolai, setelah menuduh mereka tidak bekerja sama dalam penyelidikan sebelumnya.

Kasus ini bermula ketika para penyidik ​​kejahatan siber dari kantor Kejaksaan Paris menemukan sebuah grup chat ilegal di Telegram yang berusaha memikat gadis-gadis di bawah umur ke dalam ruang obrolan tersebut untuk tujuan eksploitasi.

Telegram dan Perubahan Kebijakan Moderasi

Dalam beberapa tahun terakhir, Telegram telah menghadapi kritik karena dianggap terlalu longgar dalam moderasi konten. Popularitas platform ini yang didasarkan pada enkripsi end-to-end dan privasi pengguna sering kali menjadi pedang bermata dua.

Sementara banyak pengguna menghargai privasi yang diberikan, pihak berwenang dan kelompok advokasi menyatakan kekhawatiran bahwa fitur ini juga memberi ruang bagi aktivitas ilegal.

Menanggapi kritik tersebut, Telegram telah mulai menunjukkan tanda-tanda pergeseran kebijakan. Durov akhirnya memecah keheningannya pada 5 September dengan menggunakan saluran Telegram pribadinya untuk mengklarifikasi situasi sejak penangkapannya.

Sejak saat itu, Telegram memperbarui kebijakan moderasi konten dengan mengubah bahasa di bagian Tanya Jawab (FAQ) terkait moderasi obrolan pribadi dan mengurangi beberapa fitur yang dianggap berpotensi disalahgunakan.

Apa Arti Keputusan Ini bagi Pengguna?

Penonaktifan fitur "People Nearby" dan perubahan lainnya adalah bagian dari upaya Telegram untuk menjaga keamanan dan privasi pengguna sambil merespons kritik dan tekanan dari pihak berwenang.

Fitur "People Nearby" sebelumnya memungkinkan pengguna menemukan orang lain di sekitar mereka yang juga menggunakan Telegram, sebuah fitur yang bisa berguna, namun juga berpotensi disalahgunakan untuk pelacakan atau aktivitas yang tidak diinginkan.

Dengan mengganti fitur ini dengan "businesses nearby," Telegram mencoba untuk meminimalkan risiko penyalahgunaan tanpa sepenuhnya mengorbankan fungsionalitas yang bermanfaat.

Langkah ini bisa dilihat sebagai upaya Telegram untuk menyeimbangkan antara memberikan privasi kepada pengguna sekaligus memastikan platformnya tidak menjadi tempat yang aman bagi aktivitas ilegal.

Telegram di Bawah Pengawasan Ketat

Tindakan terbaru dari Durov ini terjadi di tengah sorotan global terhadap platform media sosial dan aplikasi pesan instan mengenai bagaimana mereka menangani masalah moderasi konten. Dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif bulanan, Telegram adalah salah satu platform yang paling populer di dunia, terutama di kalangan pengguna yang menghargai privasi dan kebebasan berekspresi.

Namun, popularitas ini juga menjadikan Telegram target bagi mereka yang ingin memanfaatkan platform untuk tujuan yang kurang etis. Langkah terbaru ini menunjukkan bahwa Telegram sedang berusaha keras untuk membersihkan citranya dan menunjukkan komitmen terhadap keamanan dan kepatuhan hukum, terutama di tengah tekanan dari otoritas internasional.

Langkah ke Depan yang Tidak Mudah

Dengan menonaktifkan fitur geolokasi pribadi dan meningkatkan kebijakan moderasi konten, Telegram mengambil langkah penting dalam menjaga platformnya tetap aman dan dapat diandalkan oleh pengguna di seluruh dunia.

Namun, langkah ini juga menjadi pengingat bahwa menjaga keseimbangan antara privasi pengguna dan keamanan adalah tantangan yang rumit. Telegram harus terus beradaptasi dan berevolusi jika ingin tetap relevan dan dipercaya di era di mana keamanan digital menjadi perhatian utama.

Keputusan Durov untuk menonaktifkan fitur-fitur yang berpotensi disalahgunakan menunjukkan bahwa Telegram tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kritik dan tekanan. Namun, apakah langkah ini akan cukup untuk memuaskan para kritikus dan otoritas yang menuntut regulasi yang lebih ketat masih harus dilihat.

Di tengah kontroversi yang terus berlanjut, satu hal yang jelas: dunia komunikasi digital terus berubah, dan platform seperti Telegram berada di garis depan perubahan ini.

Nanovest News v3.18.0