Revolusi Kripto di Bolivia: Layanan Kustodi USDT Resmi Diluncurkan
Bolivia mengubah kebijakan kriptonya melalui Banco Bisa yang menghadirkan layanan baru untuk transaksi USDT, menandai era baru kripto yang aman dan terkendali di Bolivia.
Mohammad • Oct 29, 2024
Bolivia, yang sebelumnya dikenal dengan pendekatannya yang ketat terhadap mata uang digital, kini kembali menjadi sorotan dengan langkah terbarunya dalam adopsi kripto. Salah satu bank besar negara ini, Banco Bisa, meluncurkan layanan kustodi yang memungkinkan transaksi menggunakan stablecoin Tether (USDT). Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam regulasi keuangan Bolivia, yang pada tahun 2014 melarang penggunaan kripto.
Banco Bisa Buka Layanan Kripto yang Aman dan Terkontrol
Banco Bisa mengumumkan bahwa layanan barunya tidak hanya memungkinkan nasabah menyimpan USDT, tetapi juga melakukan pembelian, penjualan, dan transfer kripto dengan kemudahan dari satu platform. Dalam langkah yang dianggap berani namun terstruktur ini, bank juga menegaskan bahwa seluruh transaksi akan dilakukan dalam pengawasan penuh regulator, sehingga keamanan dana nasabah menjadi prioritas utama.
Yvette Espinoza, perwakilan dari otoritas pengawas keuangan Bolivia, ASFI, mendukung penuh inisiatif ini. Espinoza mengatakan bahwa layanan kustodi ini memungkinkan nasabah melakukan transaksi kripto dalam kerangka hukum Bolivia. Dengan regulasi yang lebih jelas, risiko interaksi dengan pasar kripto ilegal atau tidak aman pun dapat diminimalkan. Bank juga menerapkan proses verifikasi ketat bagi penggunanya, yang diharapkan memberikan ketenangan dan perlindungan bagi masyarakat Bolivia.
Perubahan Sikap Bolivia terhadap Kripto di Tahun 2024
Bolivia melarang penggunaan kripto pada tahun 2014. Saat itu, pemerintah menganggap mata uang digital sebagai ancaman potensial bagi stabilitas ekonomi nasional, serta melindungi warga dari risiko keuangan akibat volatilitas pasar yang tinggi. Namun, dengan perkembangan pesat di ekosistem kripto dan potensi manfaat ekonomi yang lebih luas, Bolivia mulai melonggarkan aturan ketatnya di pertengahan 2024.
Pada bulan Juni 2024, Bolivia mencabut larangan penggunaan Bitcoin dan kripto lainnya, memungkinkan lembaga keuangan untuk melakukan transaksi berbasis aset digital. Kebijakan baru ini bertujuan untuk mendorong perekonomian nasional dan menyesuaikan regulasi Bolivia dengan negara-negara Amerika Latin lainnya yang lebih ramah terhadap kripto, seperti El Salvador dan Brasil.
Pencabutan larangan tersebut menciptakan dampak nyata dalam perekonomian digital Bolivia, terlihat dari peningkatan aktivitas perdagangan kripto yang pesat. Data dari Banco Central de Bolivia menunjukkan bahwa dalam tiga bulan setelah pencabutan, volume perdagangan aset digital di negara tersebut meningkat dua kali lipat, mencapai rata-rata transaksi sebesar $15,6 juta per bulan antara Juli hingga September 2024. Hal ini menunjukkan respons yang kuat dari masyarakat Bolivia terhadap kripto sebagai alternatif finansial yang menarik dan relevan.
Membangun Ekosistem Kripto Berbasis Keamanan dan Regulasi
Meskipun Bolivia mulai bersikap lebih terbuka, pemerintah belum menerapkan kerangka pajak khusus untuk transaksi kripto. Dalam pernyataannya, Banco Bisa menegaskan bahwa layanan kustodi yang diluncurkan ini dapat membantu nasabah dalam mengirim dana lintas batas secara mudah dan cepat. Langkah ini juga membuka peluang besar bagi ekspatriat Bolivia yang ingin mengirim uang kepada keluarga mereka dengan biaya yang lebih rendah dan proses yang lebih cepat dibandingkan metode pengiriman konvensional.
Dukungan regulasi yang lebih baik ini diperkirakan dapat menarik minat investor, baik lokal maupun internasional, untuk menjajaki potensi kripto di Bolivia. Dengan infrastruktur keuangan yang mendukung serta panduan pemerintah yang lebih jelas, Bolivia berpeluang untuk tumbuh sebagai salah satu pemain penting di sektor kripto di kawasan Amerika Latin.
Bank-bank besar seperti Banco Bisa tidak hanya membantu menyediakan layanan baru, tetapi juga memperkuat posisi Bolivia di peta perkembangan keuangan digital global. Jika momentum ini terus berkembang, Bolivia berpotensi menjadi contoh menarik bagi negara-negara lain yang sedang mempertimbangkan untuk mengadopsi regulasi kripto.