USDT Capai Rekor $149 Miliar, Tron Menyalip, Regulasi AS Menanti
Sirkulasi Tether mencapai rekor baru di tengah kompetisi antara Tron dan Ethereum. Regulasi stablecoin di AS bisa menjadi penentu arah pertumbuhan pasar senilai triliunan dolar ini.

Kiki • May 6, 2025

Pasar stablecoin memanas lagi. Dan kali ini, Tether (USDT) membawa amunisi besar ke medan persaingan: minting segar senilai $1 miliar di jaringan Tron, menjadikannya pesaing serius untuk kembali menyalip Ethereum sebagai rumah utama bagi stablecoin terbesar dunia itu.
Dalam dunia yang serba cepat ini, langkah Tether bukan sekadar soal teknis. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk dominasi likuiditas, efisiensi biaya, dan kekuatan distribusi dan Tron, jaringan yang dulunya sering dipandang sebelah mata, kini kembali merapatkan barisan.
Tether di Tron Kembali Menyalip?
Menurut laporan Arkham Intelligence, pencetakan USDT sebesar $1 miliar pada 5 Mei ini mendorong total suplai USDT di Tron menjadi $71,4 miliar, hanya terpaut $1,4 miliar dari Ethereum yang kini menyimpan $72,8 miliar USDT.
Jika tren ini berlanjut, Tron berpotensi kembali menduduki posisi puncak sebuah posisi yang pernah mereka pegang dari Juli 2022 hingga November 2024 sebelum Ethereum mencetak USDT dalam jumlah besar dan kembali merebut dominasi.
Bukan hanya soal angka, pergeseran ini juga menandakan perubahan perilaku pasar stablecoin, di mana efisiensi gas fee dan kecepatan transaksi menjadi prioritas utama. Tron, dengan biaya rendah dan konfirmasi cepat, jelas lebih menarik bagi trader di negara berkembang dan bursa CEX yang beroperasi lintas negara.
Solana, Ton, dan Rival Lain Masih Jauh
Meski banyak jaringan Layer-1 mencoba masuk ke pasar stablecoin, mereka masih jauh tertinggal. Solana berada di posisi ketiga dengan hanya $1,9 miliar USDT yang beredar, diikuti oleh jaringan seperti Ton, Avalanche, Aptos, Near, Celo, dan Cosmos semuanya masih di level minor.
Dengan total sirkulasi USDT kini menyentuh rekor $149,4 miliar, Tether menguasai 61% pangsa pasar stablecoin global menurut CoinGecko. Di posisi kedua, Circle (USDC) menguasai 25% pasar dengan sirkulasi sekitar $62 miliar.
Pertumbuhan ini menandai lonjakan 8,6% sejak awal tahun 2025, memperkuat fakta bahwa stablecoin kini bukan lagi produk sampingan pasar kripto, melainkan jantung dari ekonomi digital lintas blockchain.
Regulasi Mengintai Stabilitas atau Ancaman?
Namun di balik lonjakan adopsi, bayang-bayang regulasi mulai terasa. Dua undang-undang penting kini sedang menunggu persetujuan Kongres AS:
GENIUS Act (Guiding and Establishing National Innovation for US Stablecoins)** – yang menetapkan definisi dan standar cadangan untuk stablecoin.
STABLE Act** – yang mengatur proses persetujuan dan pengawasan terhadap penerbit stablecoin non-bank.
Keduanya diperkirakan akan dibahas sebelum 26 Mei, dan akan menjadi titik balik apakah pasar stablecoin akan tumbuh dalam kepastian hukum atau menghadapi pengetatan regulatif yang bisa mengubah peta permainan.
Tether AS Babak Baru di Tanah Paman Sam?
Sebagai respons terhadap tren ini, Tether juga bersiap meluncurkan stablecoin baru khusus untuk pasar Amerika Serikat, menunggu kejelasan dari hasil legislasi tersebut. Stablecoin ini diyakini akan berbasis pendekatan lebih konservatif, sesuai standar “payment stablecoin” yang disoroti dalam draf regulasi.
Jika rencana ini berjalan lancar, Tether tak hanya akan mendominasi secara global, tetapi juga akan mengokohkan kehadirannya di pasar paling regulatif di dunia menjembatani dunia kripto dengan sistem keuangan tradisional.
Tron vs Ethereum, Tapi Lebih dari Sekadar Blockchain War
Pertarungan antara Tron dan Ethereum bukan lagi hanya soal teknis. Ini tentang siapa yang mampu menjadi tulang punggung keuangan terdesentralisasi global. Tether, dengan strategi multi-chain-nya, memainkan peran penting dalam dinamika ini.
Sementara Ethereum tetap menjadi rumah dari DeFi dan proyek-proyek institusional, Tron menawarkan solusi cepat, murah, dan masif daya tarik yang tak bisa diabaikan di pasar negara berkembang dan bursa global.
Tether mungkin tampak seperti sekadar stablecoin, tapi di baliknya, ada perang pengaruh, strategi politik, dan potensi redefinisi sistem moneter global.