Inflasi AS Tembus 2,6%, Pasar Bersiap Pemotongan Suku Bunga Desember

Data inflasi AS Oktober mencapai 2,6%, memicu optimisme pasar akan pemotongan suku bunga oleh The Fed di Desember. Ekspektasi akan kebijakan tarif di bawah Trump dapat mendorong inflasi di 2025.

article author image

MNov 14, 2024

article cover image

Amerika Serikat kembali mencatat kenaikan inflasi sebesar 0,2% pada Oktober 2024, sesuai perkiraan para analis Wall Street. Dengan inflasi tahunan yang kini mencapai 2,6%, tekanan pada The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga utama semakin besar. Inflasi inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi, juga menunjukkan peningkatan sebesar 0,3% secara bulanan dan mencapai angka tahunan 3,3%.

Data dari Bureau of Labor Statistics ini dirilis di tengah ekspektasi pasar akan langkah The Fed untuk terus mendorong pelonggaran moneter guna menjaga stabilitas ekonomi.

Screenshot 2024-11-14 141118.png

Source: U.S. Bureau of Labor Statistics

Meski energi cenderung stabil dan makanan hanya naik 0,2%, sektor perumahan tetap menjadi pendorong utama inflasi, dengan kenaikan bulanan sebesar 0,4% dan tahunan 4,9%. Biaya sewa mencatatkan porsi terbesar dari kenaikan harga secara keseluruhan. Faktor ini menambah tantangan bagi bank sentral AS dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi.

Di sisi lain, beberapa kategori barang menunjukkan fluktuasi harga yang signifikan, seperti biaya kendaraan bekas yang naik 2,7%, sementara asuransi kendaraan turun tipis 0,1% namun masih meningkat 14% dalam 12 bulan terakhir. Tarif maskapai melonjak 3,2%, sedangkan harga telur jatuh 6,4%, tetapi tetap lebih mahal 30% dibandingkan tahun lalu.

Seiring rilis data ini, ekspektasi pasar akan adanya pemotongan suku bunga oleh The Fed di bulan Desember semakin kuat, dengan peluang hingga 80% untuk pemangkasan 25 basis poin. Pasar saham pun menyambut positif berita ini, dengan indeks saham utama AS bergerak naik sementara imbal hasil obligasi mengalami penurunan.

Screenshot 2024-11-14 141145.png

Source: U.S. Bureau of Labor Statistics via FRED

Namun, tantangan yang dihadapi The Fed tak akan berhenti pada akhir tahun ini. Menghadapi administrasi baru di Gedung Putih, pasar bersiap untuk kemungkinan penerapan kebijakan tarif yang dapat memicu inflasi. Presiden terpilih Donald Trump telah mengisyaratkan peningkatan belanja pemerintah dan tarif yang lebih tinggi, yang dapat berdampak pada harga barang impor dan mendorong inflasi lebih lanjut.

Ellen Zentner, Kepala Strategi Ekonomi di Morgan Stanley, menilai bahwa pengumuman inflasi ini tidak mengejutkan, sehingga langkah pemotongan suku bunga pada Desember sudah cukup terprediksi. "Namun, tantangan di 2025 bisa berbeda. Tarik ulur kebijakan fiskal dan tekanan inflasi akan membuat langkah The Fed lebih berhati-hati," ujarnya.

Nanovest News v3.21.0