Cara Menghitung Dana Darurat Berdasarkan Pengeluaran dan Tanggungan

Pelajari cara menghitung dana darurat yang ideal berdasarkan pengeluaran bulanan, tanggungan, dan stabilitas penghasilan untuk keamanan finansial.

article author image

KikiSep 2, 2024

article cover image

Mengelola keuangan pribadi dengan bijak sangat penting untuk mencapai kestabilan finansial. Salah satu komponen utama dari perencanaan keuangan yang solid adalah memiliki dana darurat.

Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial saat menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, biaya medis mendadak, atau perbaikan rumah yang tidak terduga.

Mengapa Dana Darurat Penting?

Sebelum masuk ke cara perhitungannya, penting untuk memahami mengapa dana darurat sangat krusial. Dana darurat melindungi dari risiko keuangan yang bisa muncul kapan saja, sehingga tidak perlu berutang atau menarik investasi saat menghadapi keadaan darurat.

Dengan adanya dana darurat, memiliki ketenangan pikiran dan kemampuan untuk menghadapi situasi sulit tanpa mengorbankan tujuan keuangan jangka panjang.

Cara Menghitung Dana Darurat

Menghitung dana darurat tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting agar jumlah dana yang disisihkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan.

1. Pengeluaran Bulanan

Faktor pertama yang harus dipertimbangkan adalah pengeluaran bulanan. Ini termasuk biaya hidup sehari-hari seperti sewa atau cicilan rumah, makanan, transportasi, utilitas, dan tagihan lainnya.

Untuk menghitung dana darurat yang ideal, perlu mengetahui dengan pasti berapa besar pengeluaran setiap bulan.

Jumlahkan seluruh pengeluaran bulanan. Misalnya, jika pengeluaran bulanan mencapai Rp10 juta, maka ini akan menjadi dasar perhitungan dana darurat.

2. Jumlah Tanggungan

Tanggungan seperti anak, pasangan, atau orang tua yang dibiayai juga memengaruhi besarnya dana darurat yang dibutuhkan. Semakin banyak tanggungan yang dimiliki, semakin besar dana darurat yang harus disiapkan.

Tambahkan sekitar 10-20% dari pengeluaran bulanan untuk setiap tanggungan tambahan. Misalnya, jika memiliki dua anak, dan pengeluaran bulanan Rp10 juta, mungkin perlu menambah Rp2-4 juta per bulan untuk menghitung total dana darurat.

3. Stabilitas Penghasilan

Stabilitas pekerjaan atau sumber penghasilan juga memainkan peran penting. Jika memiliki pekerjaan yang stabil dengan pendapatan tetap, mungkin bisa memiliki dana darurat yang lebih kecil.

Namun, jika bekerja di sektor yang tidak stabil atau memiliki penghasilan yang fluktuatif, sebaiknya menyisihkan dana darurat yang lebih besar.

Jika pekerjaan stabil, siapkan dana darurat minimal 3-6 bulan dari pengeluaran bulanan. Namun, jika penghasilan tidak stabil, pertimbangkan untuk menyiapkan dana darurat 6-12 bulan dari pengeluaran bulanan.

4. Pertimbangan Kesehatan dan Asuransi

Kesehatan pribadi dan asuransi yang dimiliki juga memengaruhi besarnya dana darurat. Jika memiliki asuransi kesehatan yang baik, mungkin tidak perlu menyisihkan dana tambahan untuk keperluan medis dalam dana darurat.

Namun, jika asuransi terbatas, sebaiknya tambahkan dana ekstra untuk biaya kesehatan tak terduga. Pertimbangkan biaya kesehatan yang tidak ditanggung asuransi, seperti deductible atau pengobatan yang tidak tercakup, dan tambahkan ini ke perhitungan dana darurat.

5. Tujuan Keuangan Jangka Panjang

Tujuan keuangan jangka panjang seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun juga perlu dipertimbangkan. Memiliki dana darurat yang memadai memungkinkan untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang tanpa terganggu oleh kebutuhan mendesak.

Pastikan dana darurat yang disiapkan tidak mengganggu alokasi dana untuk tujuan jangka panjang. Idealnya, dana darurat harus berada di luar investasi jangka panjang.

Contoh Perhitungan Dana Darurat

Mari kita lihat contoh sederhana untuk menghitung dana darurat:

  • Pengeluaran Bulanan: Rp10 juta

  • Tanggungan: 2 anak (tambahan 20%)

  • Stabilitas Penghasilan: Tidak stabil (persiapan 6 bulan)

  • Biaya Kesehatan Tambahan: Rp1 juta per bulan

Perhitungan:

  • Pengeluaran dasar: Rp10 juta

  • Tambahan untuk tanggungan: Rp10 juta x 20% = Rp2 juta

  • Biaya kesehatan tambahan: Rp1 juta

  • Total pengeluaran bulanan yang disesuaikan: Rp13 juta

Dana darurat yang ideal = Rp13 juta x 6 bulan = Rp78 juta

Dimana Menyimpan Dana Darurat?

Setelah menghitung jumlah dana darurat yang ideal, penting juga untuk mempertimbangkan di mana akan menyimpan dana tersebut. Dana darurat sebaiknya disimpan dalam instrumen keuangan yang likuid dan aman, seperti tabungan di bank atau deposito berjangka yang mudah dicairkan kapan saja.

Hindari menyimpan dana darurat di investasi yang berisiko atau kurang likuid seperti saham atau properti, karena tujuan dari dana darurat adalah untuk memberikan akses cepat pada dana tunai.

Menghitung dana darurat yang ideal adalah langkah penting dalam perencanaan keuangan yang bertanggung jawab. Dengan mempertimbangkan pengeluaran bulanan, jumlah tanggungan, stabilitas penghasilan, dan faktor kesehatan, dapat menentukan jumlah dana darurat yang tepat sesuai kebutuhan.

Ingat, dana darurat adalah landasan keamanan finansial, sehingga jangan ragu untuk menyisihkan dana yang cukup demi menghadapi masa depan yang tak terduga dengan lebih tenang.

Ayo mulai perjalanan investasi kamu dengan Nanovest! Hanya dengan modal mulai dari Rp 5.000 saja, kamu sudah bisa berinvestasi di saham-saham perusahaan besar di Amerika Serikat, aset kripto terpopuler, dan emas digital.

Nanovest juga aman dan terpercaya, memberikan kamu ketenangan dalam berinvestasi. Download aplikasi Nanovest sekarang di AppStore atau PlayStore dan jadilah bagian dari jutaan investor cerdas yang sudah lebih dulu memulai!

Nanovest News v3.18.0