Cara Menghitung Valuasi Saham untuk Investasi yang Bijaksana
Cara Menghitung Valuasi Saham untuk Investasi yang Bijaksana
Nona • Nov 1, 2024
Mengetahui valuasi saham adalah langkah penting dalam membuat keputusan investasi yang cerdas. Valuasi saham membantu investor menentukan apakah saham tersebut dihargai wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
Berikut adalah panduan tentang cara menghitung valuasi saham menggunakan beberapa metode yang umum digunakan.
Rasio P/E adalah salah satu metode valuasi yang paling populer. Ini mengukur harga saham relatif terhadap laba per saham (EPS) perusahaan.
Rumus P/E Ratio:
P / E Ratio = Harga Saham / Laba per Saham (EPS)
Contoh: Jika harga saham suatu perusahaan adalah Rp 50.000 dan EPS-nya adalah Rp 2.500, maka: P / E Ratio = 50.000 / 2.500 = 20
Rasio P/E sebesar 20 menunjukkan bahwa investor bersedia membayar 20 kali laba tahunan per saham perusahaan tersebut.
Rasio P/B adalah ukuran harga saham dibandingkan dengan nilai buku per saham perusahaan.
Rumus P/B Ratio:
P / B Ratio = Harga Saham / Nilai Buku per Saham
Contoh: Jika harga saham adalah Rp 50.000 dan nilai buku per saham adalah Rp 25.000, maka: P / B Ratio = 50.000 / 25.000 = 2
Rasio P/B sebesar 2 menunjukkan bahwa saham tersebut dihargai dua kali nilai bukunya.
DDM digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan dividen yang diharapkan akan dibayarkan di masa depan.
Rumus DDM (versi Gordon Growth Model):
Nilai Saham = Dividen per Saham / Tingkat Diskonto − Tingkat Pertumbuhan Dividen
Contoh: Jika dividen per saham adalah Rp 1.000, tingkat diskonto adalah 10%, dan tingkat pertumbuhan dividen adalah 5%, maka:
Nilai Saham = 1.0000/ 10 − 0.0 5 = 1.0000 / .05 = 20.00
Nilai intrinsik saham adalah Rp 20.000.
DCF menghitung nilai intrinsik saham berdasarkan arus kas masa depan yang diharapkan, yang didiskon ke nilai saat ini.
Rumus DCF:
Nilai Saham =
Contoh: Jika FCF untuk tiga tahun ke depan adalah Rp 10.000, Rp 12.000, dan Rp 14.000 dengan tingkat diskonto 10%, maka:
Nilai Saham = 10.000 / (1 + 0.10) 1 + 12.000 / (1+0.10)2 + 14.000 / (1+0.10)3
Nilai Saham = 9.091 + 9.917 + 10.518 = 29.526
Nilai intrinsik saham berdasarkan DCF adalah Rp 29.526.
Rasio EV/EBITDA mengukur nilai perusahaan (Enterprise Value) relatif terhadap Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA).
Rumus EV/EBITDA:
EV / EBITDA = Enterprise Value (EV) / EBITDA
Contoh: Jika EV perusahaan adalah Rp 500.000 dan EBITDA adalah Rp 50.000, maka:
EV / EBITDA = 500.000 / 50.000 = 10
Rasio EV/EBITDA sebesar 10 menunjukkan bahwa EV perusahaan adalah 10 kali EBITDA.
Menentukan valuasi saham memerlukan analisis yang mendalam dan penggunaan berbagai metode valuasi. P/E ratio, P/B ratio, DDM, DCF, dan EV/EBITDA adalah beberapa metode yang sering digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham.
Dengan memahami dan menerapkan metode ini, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan mengidentifikasi saham yang berpotensi memberikan hasil yang baik. Diversifikasi analisis dengan berbagai metode ini juga membantu meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang investasi yang sukses.
Mulai investasimu sekarang! Dengan Nanovest, kamu bisa mulai berinvestasi dengan hanya Rp5.000 saja. Ada lebih dari 2000+ aset termasuk saham AS, kripto, dan emas, semua dalam genggamanmu.
Investasi dengan aman dan nyaman, dan jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas portofolio investasimu. Yuk, mulai perjalananmu menuju kebebasan finansial hari ini! Kamu bisa download aplikasi Nanovest di Appstore atau Playstore. #AmanSamaNano