Mantra Bakar 150 Juta OM Token, Supply Turun, APR Naik Saatnya Buyback?

Setelah burn dan buyback diumumkan, Mantra berharap mengembalikan momentum. Tapi dengan harga OM masih anjlok, akankah investor kembali percaya?

article author image

KikiApr 22, 2025

article cover image

Dunia kripto tidak pernah kekurangan drama. Dan pekan ini, Mantra (OM) menjadi tokoh utamanya. Setelah nilai token anjlok lebih dari 90% hanya dalam hitungan hari, CEO dan pendiri Mantra, John Patrick Mullin, akhirnya melakukan langkah yang sangat jarang dilakukan oleh petinggi proyek blockchain: membakar seluruh alokasi token pribadinya.

Ini bukan sekadar langkah simbolik. Mullin telah memulai proses unstaking 150 juta token OM miliknya token yang ia peroleh saat peluncuran mainnet pada Oktober lalu dan seharusnya baru akan bisa diklaim pada tahun 2027.

Semua token itu akan dikirim ke alamat burn pada 29 April, menghapusnya secara permanen dari sirkulasi.

Dari Krisis ke Komitmen Narasi yang Dibentuk Ulang

Langkah ini muncul sebagai respons langsung terhadap keruntuhan harga token OM, yang turun drastis dari $6.30 menjadi di bawah $0.55 hanya dalam dua hari setelah 13 April. Reaksi investor sangat keras.

Kepercayaan publik pada proyek sempat goyah, memaksa tim inti mengambil langkah pemulihan reputasi.

Dalam pernyataannya, Mullin menyebut pembakaran token ini sebagai "langkah pertama dalam membangun kembali kepercayaan komunitas namun jauh dari yang terakhir." Dan langkah ini bukan satu-satunya.

Mantra juga mengumumkan bahwa mereka tengah berdiskusi dengan mitra-mitra ekosistem kunci untuk melakukan pembakaran tambahan sebesar 150 juta OM lagi, yang jika terwujud akan menurunkan total pasokan menjadi 1,67 miliar token, serta mengurangi rasio token yang di-stake hingga lebih dari 26%.

Efek Langsung Pasokan Menyusut, APR Naik

Burning token dalam dunia kripto seringkali berfungsi seperti share buyback dalam pasar saham: mengurangi pasokan agar nilainya naik, sambil mengirimkan sinyal kepercayaan dan keseriusan dari pengelola proyek. Dalam kasus Mantra, efek teknikal dari burn ini cukup signifikan:

  • Pasokan token berkurang drastis**, dari sebelumnya 1,82 miliar menjadi 1,67 miliar OM (jika total 300 juta token terbakar).

  • Jumlah token yang di-_stake**_ berkurang dari 571,8 juta menjadi 421,8 juta OM.

  • APR staking meningkat**, karena rasio bonded turun dari 31,47% menjadi 25,30%, meningkatkan insentif bagi para validator dan investor untuk mempertahankan posisi mereka.

Sentimen Komunitas Apresiasi atau Skeptisisme?

Namun tidak semua pihak langsung percaya. Ketika Mullin mengumumkan niatnya untuk membakar token melalui akun X (Twitter), ia juga mengadakan polling mengenai alternatif lain seperti perpanjangan periode vesting atau penjadwalan ulang unlock token berdasarkan pencapaian.

Polling ini, yang menarik hampir 9.000 suara, justru memicu kritik. Banyak pihak menganggap ini sebagai tanda keraguan atas komitmen burn tersebut. Di tengah gelombang sinisme pasca-penurunan harga, publik menuntut tindakan nyata, bukan survei opini.

Untuk meredam keraguan, Mantra juga merilis dashboard tokenomics publik dan transparan, serta mengumumkan bahwa program buyback token OM sudah berjalan paralel dengan burn.

Apakah Ini Cukup untuk Menyelamatkan Mantra?

Langkah yang diambil Mullin bisa dianggap ekstrem, namun dalam konteks kripto di mana transparansi dan kepercayaan adalah mata uang utama itu mungkin satu-satunya jalan. Pembakaran token senilai jutaan dolar dari pendiri proyek, jika dilakukan konsisten dan transparan, dapat menjadi titik balik kepercayaan investor.

Namun dengan harga OM masih 90% di bawah level tertingginya, dan komunitas yang belum sepenuhnya memaafkan, masih banyak pekerjaan rumah tersisa bagi tim Mantra.

Nanovest News v4.8.0