Amazon Cetak Rekor Baru: Apakah Saham AMZN Masih Layak Dibeli di 2025?
Amazon (AMZN) mencatat kenaikan 50% di 2024, didukung AWS dan inovasi AI. Simak prospek saham Amazon di tahun depan, dengan target harga $248,35.
M • Jan 3, 2025
Amazon Menutup Tahun 2024 dengan Rekor, AI dan Diversifikasi Jadi Kunci Pertumbuhan
Amazon (NASDAQ: AMZN) mengakhiri tahun 2024 dengan performa cemerlang, mencatatkan all-time high di $233 per saham, tumbuh 50% sepanjang tahun.
Pencapaian ini jauh melampaui indeks acuan seperti S&P 500 yang naik 23%. Namun, pertanyaan utama adalah apakah Amazon dapat mempertahankan momentum ini di 2025. Dengan pertumbuhan bisnis berbasis AI, diversifikasi vertikal, dan arus kas yang kuat, jawabannya tampaknya adalah ya.
Mesin Utama Pertumbuhan Amazon
Amazon Web Services (AWS) tetap menjadi pilar utama profitabilitas Amazon. Pada Q3 2024, penjualan AWS tumbuh 19,1% YoY menjadi $27,5 miliar, dengan margin operasional meningkat dari 30,3% menjadi 38,1%. Layanan berbasis AI mendorong lonjakan ini, termasuk pengembangan superkomputer dengan chip Trainium untuk bersaing dengan Nvidia.
Ambisi AI Amazon tidak berhenti di situ. Pada konferensi re:Invent 2024, perusahaan mengumumkan proyek baru dengan AI startup Anthropic, menunjukkan komitmennya terhadap inovasi berbasis teknologi generatif.
E-Commerce Tetap Dominan di Pasar AS
Dalam e-commerce, Amazon mempertahankan dominasi dengan pangsa pasar lebih dari 30%, jauh di atas Walmart yang hanya mencatatkan pangsa pasar satu digit. Prime, dengan lebih dari 200 juta pelanggan global, menjadi tulang punggung bisnis ini. Pada Q3, segmen ritel Amerika Utara Amazon melaporkan peningkatan pendapatan 9% dan pertumbuhan laba operasional sebesar 31%.
Di luar ritel, iklan digital Amazon terus berkembang pesat. Pendapatan iklan naik 19% YoY di Q3, menyumbang lebih dari $50 miliar dalam 12 bulan terakhir.
Strategi Baru di Bisnis Farmasi
Amazon juga serius mengembangkan layanan farmasi dengan ekspansi Same-Day Delivery ke hampir setengah populasi AS pada 2025. Dengan rencana membuka 20 lokasi farmasi baru, Amazon menunjukkan upaya agresif untuk masuk ke sektor kesehatan.
Meski mencatat pertumbuhan signifikan, saham Amazon dinilai masih undervalued. Dengan EV/EBITDA forward ratio di 16,9x, jauh di bawah rata-rata lima tahunnya di 19,8x, Amazon menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik dibandingkan raksasa teknologi lain seperti Microsoft (11,3x P/S) dan Meta Platforms (9,2x P/S).
Dengan target harga rata-rata $248,35 dari analis Wall Street, saham Amazon diproyeksikan memiliki potensi kenaikan 13,2%. Dukungan ini mencerminkan optimisme terhadap pertumbuhan AWS, strategi AI, dan diversifikasi bisnis yang kokoh.