Kakao dan OpenAI Bermitra untuk Transformasi AI di Korea Selatan
Kakao bermitra dengan OpenAI untuk mengintegrasikan AI canggih ke KakaoTalk dan Kanana, mendorong inovasi dan ekspansi AI di Korea Selatan dan Asia.
Muhammad • Feb 5, 2025
Kakao Corp. telah menjadi perusahaan Korea Selatan pertama yang membentuk kemitraan strategis dengan OpenAI, menandai langkah besar dalam ekspansi perusahaan riset AI tersebut ke Asia.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan model AI canggih OpenAI ke dalam platform Kakao, termasuk KakaoTalk dan asisten AI barunya, Kanana, serta mengembangkan produk berbasis AI yang disesuaikan untuk pasar Korea.
Dalam konferensi pers bersama di Seoul, CEO Kakao Jeong Shin-ah dan CEO OpenAI Sam Altman memaparkan tujuan kemitraan ini, dengan menekankan aksesibilitas dan inovasi AI.
Integrasi Teknologi OpenAI
Kemitraan OpenAI dengan Kakao menandakan dorongan strategis ke Asia di tengah persaingan yang meningkat dengan perusahaan AI dari China dan Eropa. Dengan tingkat adopsi digital yang tinggi dan keterbukaan terhadap layanan berbasis AI, Korea Selatan menjadi pasar yang menarik bagi OpenAI.
Altman menggambarkan kolaborasi ini sebagai tonggak penting. Ia mengatakan:
"Kakao memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi meningkatkan kehidupan sehari-hari. Dengan mengintegrasikan model AI OpenAI, kami akan mendefinisikan ulang komunikasi dan konektivitas digital di Korea Selatan."
Langkah ini sejalan dengan ekspansi global OpenAI, yang sebelumnya telah bermitra dengan perusahaan besar seperti Microsoft. Meskipun OpenAI awalnya lebih fokus pada aplikasi AI untuk perusahaan, kerja samanya dengan Kakao menunjukkan pergeseran menuju adopsi massal dalam layanan konsumen.
Integrasi model AI OpenAI akan mentransformasi KakaoTalk, yang digunakan oleh lebih dari 45 juta orang Korea Selatan, dengan meningkatkan kecerdasan percakapan dan otomatisasi interaksi yang dipersonalisasi.
Sementara itu, asisten AI Kakao, Kanana, akan menggunakan teknologi OpenAI untuk memungkinkan percakapan grup dan individu yang lebih alami serta kontekstual.
Strategi orkestrasi AI Kakao, yang diperkenalkan pada konferensi pengembang tahun lalu, juga akan mendapat manfaat dari kemitraan ini. Pendekatan ini memungkinkan Kakao untuk menggabungkan model AI miliknya dengan teknologi OpenAI guna mengoptimalkan pengalaman pengguna.
Dukungan dari SoftBank
Kemitraan OpenAI dengan Kakao terjadi di saat pemain besar AI lainnya, seperti Google DeepMind dan Anthropic, semakin gencar memperluas kehadiran internasional mereka.
Meskipun OpenAI telah mendominasi pasar chatbot AI di AS dan Eropa, Korea Selatan menawarkan peluang unik karena adopsi digitalnya yang tinggi dan keterbukaannya terhadap layanan berbasis AI.
Kolaborasi ini juga diumumkan sehari setelah SoftBank Jepang mengumumkan usaha patungan bernama SB OpenAI Japan. Kemitraan 50-50 ini bertujuan untuk mempromosikan layanan AI, dengan rencana menerapkan sistem AI bernama Cristal Intelligence di berbagai anak perusahaan SoftBank, termasuk Arm Holdings dan PayPay.
Inisiatif ini dimulai dengan anggaran tahunan sebesar $3 miliar. Selain itu, laporan terbaru menyebutkan bahwa SoftBank sedang dalam negosiasi untuk berinvestasi antara $10 miliar hingga $25 miliar di OpenAI, yang berpotensi menjadikannya investor terbesar bagi perusahaan AI tersebut.