Akhirnya Harga Emas Kembali Melonjak!
Harga emas kembali menguat setelah penurunan 3 hari, didorong oleh data tenaga kerja AS yang lemah dan spekulasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Mohammad • Sep 5, 2024
Setelah mengalami penurunan selama tiga hari berturut-turut, harga emas akhirnya kembali menguat. Pada perdagangan Rabu (4/9/2024), harga emas di pasar spot tercatat naik 0,08% menjadi US$2.494,84 per troy ons.
Penguatan ini menyusul kabar terbaru dari data tenaga kerja AS yang melemah, memicu spekulasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.
Hingga Kamis (5/9/2024), harga emas tetap stabil, naik sedikit ke US$2.495,18 per troy ons. Kebangkitan harga emas ini didorong oleh melemahnya dolar AS dan turunnya imbal hasil Treasury AS, keduanya diakibatkan oleh data yang menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah lowongan kerja di AS, sinyal bahwa pasar tenaga kerja mulai mendingin.
Emas Mendapat Angin Segar
Salah satu pendorong penguatan harga emas adalah laporan Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS), yang menunjukkan jumlah lowongan kerja pada Juli 2024 mencapai titik terendah dalam tiga setengah tahun.
Hanya 7,673 juta lowongan yang tersedia, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 8,1 juta. Data ini menjadi indikator kuat bahwa pasar tenaga kerja AS telah mulai merasakan dampak dari suku bunga tinggi yang diterapkan The Fed.
Penurunan tajam dalam lowongan kerja ini memunculkan spekulasi bahwa pemangkasan suku bunga The Fed akan datang lebih cepat dari yang diperkirakan.
Pengamat pasar menilai, jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga, maka ini akan menjadi kabar baik bagi emas. Melemahnya suku bunga cenderung menekan dolar AS, yang otomatis membuat emas yang diperdagangkan dalam dolar menjadi lebih terjangkau bagi investor global.
Nick Bunker, selaku kepala riset ekonomi di Indeed Hiring Lab, mengatakan kepada CNBC bahwa pasar tenaga kerja AS saat ini tidak hanya mendingin, tetapi sudah melewati fase pra-pandemi, yang menjadi alasan utama bagi pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi kembali.
Melemahnya Dolar AS dan Imbal Hasil Treasury
Pada perdagangan hari Rabu, dolar AS turun 0,54% ke level 101,27, sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun 1,71% menjadi 3,84%.
Pelemahan dolar ini berdampak langsung pada kenaikan harga emas, karena emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Selain itu, emas yang tidak menawarkan imbal hasil seperti obligasi, menjadi lebih menarik ketika imbal hasil Treasury AS menurun. Dalam kondisi suku bunga yang rendah, emas sering kali menjadi pilihan investasi yang lebih menarik, karena ketidakpastian ekonomi mendorong investor untuk mencari aset yang lebih stabil.
David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, mengatakan bahwa data tenaga kerja AS yang lemah memberi sinyal positif bagi emas.
"Dengan perlambatan ekonomi AS, penurunan dolar, dan potensi pemangkasan suku bunga, pasar emas mulai mendapatkan dukungan yang lebih kuat," ujarnya.
Pasar emas kini menantikan lebih banyak data ekonomi untuk memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga. Pada Kamis (5/9/2024), laporan ketenagakerjaan ADP dan klaim pengangguran akan menjadi pusat perhatian, diikuti oleh laporan penggajian non-pertanian yang akan dirilis Jumat.
Data ini akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai langkah The Fed dalam pertemuan kebijakan moneternya bulan ini.
Analis memperkirakan bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga hingga 100 basis poin pada akhir tahun 2024, dimulai dengan pemotongan 50 basis poin pada salah satu dari tiga pertemuan FOMC berikutnya.
rendah biasanya sangat menguntungkan bagi komoditas logam mulia.