Harga Emas Turun di Bawah $2.350

Harga emas (XAU/USD) melemah mendekati $2.320 karena rilis data Purchasing Managers Index (PMI) AS yang lebih kuat dari perkiraa dan Federal Reserve (Fed) yang menciptakan hambatan kenaikan emas.

article author image

MJul 1, 2024

article cover image

Pada sesi awal Asia hari Senin, harga emas turun menjadi $2.320 setelah sempat menyentuh level tertinggi dua minggu di sekitar $2.368. Data Purchasing Managers Index (PMI) AS yang dirilis pada hari Jumat lalu menunjukkan angka yang lebih kuat dari perkiraan sehingga diduga kuat memberikan tekanan pada harga emas.  Pelemahan ini terjadi setelah rilis data Purchasing Managers Index (PMI) AS yang lebih kuat dari perkiraan pada hari Jumat, yang memberikan tekanan pada logam mulia tersebut. Fokus pasar minggu ini akan tertuju pada pembacaan akhir Produk Domestik Bruto (GDP) AS dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti. Data ekonomi AS terus memberikan sinyal yang beragam sepanjang bulan Juni. Data terbaru dari S&P Global pada hari Jumat menunjukkan bahwa PMI Komposit AS untuk bulan Juni lebih baik dari yang diharapkan, naik menjadi 54,6 dari pembacaan akhir 54,5 pada bulan Mei. Angka ini merupakan level tertinggi sejak April 2022.  Selain itu, PMI Manufaktur meningkat menjadi 51,7 pada bulan Juni dari 51,3 pada bulan Mei, mengalahkan estimasi sebesar 51,0. Terakhir, PMI Jasa juga naik menjadi 55,1 dari 54,8 pada bulan Mei, jauh di atas konsensus sebesar 53,7. Pembacaan PMI ini mengindikasikan bahwa sektor manufaktur dan jasa di AS terus tumbuh lebih kuat dari yang diperkirakan, yang menunjukkan ketahanan ekonomi meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi dan kebijakan moneter.  Pejabat Fed menunda waktu pemotongan suku bunga pertama tahun ini. Presiden Fed Bank of Richmond, Tom Barkin, mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral berada pada posisi yang baik dengan kekuatan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut, tetapi akan banyak belajar selama beberapa bulan ke depan.  Sementara itu, Presiden Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, mencatat bahwa mungkin butuh satu atau dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke 2%. Data ekonomi AS yang lebih kuat dan nada hawkish dari para pembuat kebijakan Fed terus mendukung Dolar AS dan menekan harga emas.  Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi umumnya menekan harga emas karena meningkatkan biaya peluang dari memegang aset yang tidak memberikan hasil. Di sisi lain, aliran safe-haven yang didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi mungkin akan mengangkat logam mulia ini dalam jangka pendek.  Dilansir dari BBC, Sekretaris Jenderal PBB mengatakan pada hari Minggu bahwa "perang skala penuh antara Israel dan Hezbollah akan menjadi 'bencana’.  Menurut laporan Anadolu news agency beberapa anak-anak dan wanita Palestina terbunuh dan terluka pada Sabtu malam dalam serangan udara Israel yang menargetkan dua rumah di Gaza.  Ketidakpastian geopolitik seperti ini cenderung meningkatkan permintaan untuk aset safe-haven seperti emas, karena investor mencari perlindungan dari volatilitas pasar yang disebabkan oleh konflik dan ketegangan internasional.  Dengan demikian, meskipun tekanan dari data ekonomi AS yang kuat, faktor-faktor geopolitik dapat membatasi penurunan harga emas dan bahkan mendorongnya naik dalam jangka pendek.

Nanovest News v3.22.0