Emas Anjlok Usai Rekor, Dolar Menguat karena Sinyal Damai Dagang AS-Tiongkok
Emas turun usai sentuh rekor $3.500 per ons, dipicu komentar soal meredanya tensi dagang AS-Tiongkok yang dorong penguatan dolar dan lonjakan pasar saham.

Muhammad • Apr 23, 2025

Emas turun lebih dari 1% pada hari Selasa setelah sempat menyentuh rekor tertinggi di level $3.500 per ons di awal sesi. Penurunan ini terjadi setelah komentar Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang memberi sinyal kemungkinan meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok. Pernyataan tersebut memicu optimisme di pasar saham dan mendorong penguatan dolar AS.
Harga spot emas turun 1,5% menjadi $3.372,68 per ons pada pukul 15:46 waktu setempat (1946 GMT), setelah sebelumnya sempat melonjak hingga 2,2% ke level $3.500,05. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,2% di $3.419,40.
"Komentar dari Menteri Keuangan AS sore ini yang mengisyaratkan kemungkinan meredanya perang dagang dengan Tiongkok menjadi titik awal penurunan harga emas," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Bessent mengatakan pada hari Selasa bahwa dirinya yakin akan ada penurunan ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok, meskipun ia menggambarkan proses negosiasi ke depan sebagai "perjuangan panjang" yang belum benar-benar dimulai.
Pasar saham AS melonjak lebih dari 2%, dan dolar AS menguat setelah Bessent menyebut bahwa kebijakan tarif saat ini tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang. Indeks dolar (.DXY) naik 0,7% terhadap mata uang utama lainnya, yang membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.
“Kenaikan di pasar saham dan indeks dolar hari ini memberikan tekanan negatif terhadap pasar emas,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Prospek Emas Masih Positif di Tengah Ketidakpastian Global
Meskipun begitu, emas spot telah naik 29% sepanjang tahun ini dan berhasil mencatatkan rekor tertinggi ke-28 pada hari Selasa, saat mencapai $3.500 per ons untuk pertama kalinya.
JPMorgan memperkirakan tren kenaikan ini akan terus berlanjut, dengan proyeksi bahwa harga emas akan menembus $4.000 per ons tahun depan. Proyeksi ini didasarkan pada meningkatnya risiko resesi, tarif AS yang lebih tinggi, dan ketegangan dagang AS-Tiongkok yang masih membayangi.
Para pelaku pasar juga akan mencermati pidato beberapa pejabat Federal Reserve akhir pekan ini, untuk mendapatkan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter ke depan, di tengah kekhawatiran terhadap independensi bank sentral tersebut.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya digunakan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi, serta cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya digunakan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi, serta cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
Indeks kekuatan relatif (RSI) emas saat ini berada di angka 74, yang mengindikasikan bahwa emas berada dalam kondisi jenuh beli (overbought).
Harga spot perak turun 0,7% ke $32,47 per ons, platinum melemah 0,8% ke $953,64, dan palladium naik 0,6% ke $932,75.