Emas Berpeluang ke $3.000? Pasar Tunggu Data Payroll AS dan Tarif Trump

Investor menahan aksi beli emas menjelang laporan tenaga kerja AS. Jika data mengecewakan, harga emas bisa melonjak ke $3.000 dalam waktu dekat.

article author image

KikiMar 6, 2025

article cover image

Harga emas sedikit melemah pada Rabu (6/3), meskipun dolar AS turun ke level terendah dalam empat bulan. Para investor tampak menahan diri dari pergerakan besar menjelang rilis data ketenagakerjaan AS pada Jumat ini. Namun, ketidakpastian seputar kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump tetap menjaga harga emas di atas level psikologis $2.900 per ons.

Saat ini, emas spot turun 0,1% menjadi $2.913,99 per ons, sementara harga emas berjangka AS bergerak stabil. Logam mulia sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di $2.956,15 pada 24 Februari, dan secara keseluruhan telah naik 11% sejak awal tahun.

Menurut Peter Grant, Wakil Presiden & Senior Strategist di Zaner Metals, meskipun pasar sedang dalam mode "tunggu dan lihat" menjelang data tenaga kerja AS, tren emas secara keseluruhan masih tetap bullish.

“Masih ada minat beli yang cukup besar di luar sana. Meskipun ada kehati-hatian menjelang data payroll AS, sentimen pasar tetap positif,” ujar Grant.

Tarif Trump & Dampaknya pada Emas

Faktor lain yang turut menopang harga emas adalah ancaman perang dagang baru yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump.

Dalam pidatonya di Kongres pada Selasa (5/3), Trump mengonfirmasi bahwa tarif tambahan akan diberlakukan mulai 2 April, termasuk:

Tarif baru 25% pada sebagian besar impor dari Meksiko dan Kanada (mulai berlaku sejak 5 Maret).

Peningkatan tarif ganda pada barang-barang China menjadi 20%.

Kebijakan "reciprocal tariffs" dan tindakan non-tarif lainnya untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS.

Langkah-langkah ini semakin memperkuat permintaan terhadap emas sebagai safe-haven asset, terutama di tengah kekhawatiran eskalasi ketegangan perdagangan global.

Penentu Lonjakan Emas ke $3.000?

Selain faktor geopolitik, data ketenagakerjaan AS juga menjadi sorotan utama pasar minggu ini. Laporan ADP National Employment Report mengungkap bahwa pertumbuhan lapangan kerja di sektor swasta AS melambat drastis pada Februari, hanya menambah 77.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi 140.000 pekerjaan.

Sementara itu, para ekonom memperkirakan bahwa nonfarm payrolls indikator tenaga kerja AS yang lebih luas akan menunjukkan pertumbuhan 160.000 pekerjaan saat data resmi dirilis pada Jumat (8/3).

Menurut Daniel Pavilonis, Senior Strategist di RJO Futures, data tenaga kerja ini bisa menjadi katalis besar bagi harga emas.

"Jika angka ketenagakerjaan AS sangat buruk, emas mungkin akan mengalami aksi jual. Namun, jika data cukup netral, emas akan tetap stabil. Tetapi jika hasilnya bullish, emas bisa dengan cepat mencapai $3.000 atau lebih," ungkapnya.

Pergerakan Silver, Platinum, dan Palladium

Selain emas, pergerakan harga terjadi di logam mulia lainnya:

Perak naik 1,7% menjadi $32,52 per ons.

Palladium turun 0,6% menjadi $936,40 per ons.

Platinum naik tipis 0,1% menjadi $961,55 per ons.

Emas Masih Bullish, Tapi Waspadai Data AS

Saat ini, emas tetap berada di jalur bullish meskipun ada tekanan jangka pendek dari ketidakpastian ekonomi. Jika data ketenagakerjaan AS lebih lemah dari ekspektasi, emas bisa dengan mudah melanjutkan kenaikannya menuju $3.000 per ons.

Namun, investor harus tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi jika hasilnya di luar dugaan pasar. Fokus utama kini tertuju pada rilis data payroll AS dan dampak lanjutan dari kebijakan tarif Trump.

Apakah emas akan kembali mencetak rekor tertinggi baru dalam beberapa minggu ke depan? Semua mata kini tertuju pada Jumat, 8 Maret, yang bisa menjadi hari penentu bagi harga emas global.

Nanovest News v3.23.2